Brilio.net - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) siap memfasilitasi pelaku film Indonesia yang hadir dalam gelaran perfilman internasional. Terkini, 15 film dikirim ke Busan International Film Festival (BIFF) 2023 yang berlangsung pada 4-13 Oktober 2023. Fasilitasi ini dilakukan dalam upaya memperkuat ekosistem perfilman Indonesia.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menjelaskan beberapa tahun terakhir kementeriannya bekerja sama dengan pelaku film Indonesia untuk membangun strategi dan ekosistem yang layak untuk mendukung prestasi dan kehadiran filmmaker dan karya-karya Indonesia di panggung dunia.

“Berbagai upaya fundamental telah kami lakukan untuk meningkatkan kualitas ekosistem perfilman. Misalnya, ada fasilitasi beasiswa non-degree bagi pelaku perfilman; dan Dana Indonesiana yang saya luncurkan sebagai Merdeka Belajar Episode ke-18, kini terbuka untuk dana padanan ko-produksi film internasional,” jelas Mendikbudristek.

Selain memberikan fasilitasi bagi delegasi Indonesia, di BIFF 2023 Direktorat Perfilman, Musik dan Media juga akan berpartisipasi pada rangkaian Asian Contents & Film Market (ACFM). ACFM yang diselenggarakan di Exhibition Center 1, BEXCO, Busan pada 7-10 Oktober 2023 akan hadir booth Indonesia.

Tahun ini, ada 2 proyek film dari Indonesia yang akan ditawarkan di Asian Project Market yaitu “Tarkam” (Teddy Soeriaatmadja, Eric Primasetio) dan “Watch It Burn” (Makbul Mubarak, Yulia Evina Bhara). Dalam program Platform Busan, ada 13 filmmaker muda yang akan mengikuti serangkaian acara.

Tim delegasi Indonesia yang akan berangkat ke BIFF 2023 terdiri dari sineas, panitia, pemerintah, dan media yang berjumlah 50 orang akan mendapat travel grant sebagai bentuk fasilitasi dari Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik dan Media (PMM).

Di BIFF 2023, ada 15 judul karya sineas Indonesia yang akan ikut berkompetisi dan tayang di program fokus sinema Indonesia Renaissance of Indonesian Cinema. 15 judul tersebut terdiri dari film pendek, film panjang, dan serial.

Ada dua film Indonesia yang masuk di program kompetisi, terdiri dari satu film panjang dan satu film pendek, yaitu film panjang karya Yosep Anggi Noen berjudul “24 Jam Bersama Gaspar” berkompetisi di program Jiseok, dan film pendek berjudul “The Rootless Bloom” (Rein Maychaelson) berkompetisi di Wide Angle.

Busan International Film Festival adalah festival internasional tahunan yang merupakan salah satu festival film paling signifikan di Asia. BIFF pertama kali diadakan pada 1996. Penyelenggaraan pada tahun ini adalah penyelenggaraan ke-28.