Gaya hidup tidak sehat yang menjadi kebiasaan Olsza adalah bergadang pada setiap harinya. Bahkan ia bisa tidak tidur dan baru tertidur pada siang harinya. Hal ini dia lakukan karena pada malam hari Olsza merasa dirinya lebih produktif di malam hari dari pada siang hari.

"Aku itu sering banget begadang. Udah subuh itu aku baru tidur atau bahkan besok siangnya aku baru tidur. Cuma merasa kalau malam itu aku baru produktif,"

Kejadian yang menimpa pada Olsza ini terjadi pada awal pandemi hingga pada tahun 2021 Olsza terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit dan masuk ruang ICU karena drop. Melalui video yang diunggahnya itu, Olsza berpesan bahwa kebiasaan bergadang ini jangan ditiru. Jika bergadang sudah menjadi rutinitas, hal ini sebisa mungkin harus dihentikan.

Strok yang disebabkan oleh bergadang ini terjadi hampir pada 32.000 orang dewasa dengan rata-rata usia 62 tahun. Dilansir brilio.net dari Health Harvard, Selasa (7/6) menjelaskan bahwa penelitian bahwa orang yang tidur selama 9 jam atau lebih memiliki risiko 23% lebih tinggi terkena strok jika dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki jam tidur kurang.

Sementara itu berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh Neurology pada edisi 11 Desember 2019 menjelaskan terjadinya risiko strok sebesar 25% lebih tinggi di antara orang-orang yang tidur siang selama 90 menit. Hal ini dibandingkan dengan orang-orang yang tidur siang kurang 30 menit.

Penelitian lain yang dilakukan oleh University of Alabama di Birmingham menganalisis data sebanyak 5.666 orang pada usia 45 tahun dengan berat badan normal memiliki keterkaitan antara kurang tidur dan penyakit strok. Sementara itu, menurut Lancaster General Health, Selasa (7/6) menjelaskan bahwa risiko gejala strok karena kurang tidur terjadi empat kali lebih besar di antara orang-orang yang kurang tidur pada enam jam. Jika dibandingkan dengan orang yang tidur 7 sampai 8 jam per hari.