Brilio.net - Break even point adalah keadaan sebuah perusahaan tidak mendapatkan suatu keuntungan dan kerugian dalam menjalankan proses kegiatannya. Dengan kata lain biaya yang dikeluarkan adalah sama dengan penjualan yang didapatkan oleh perusahaan.

Break even point juga dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba. Break even point penting diketahui oleh pimpinan perusahaan untuk mengetahui pada tingkat berapa jumlah biaya dan pendapatan akan sama. Selain itu, break even point bisa digunakan untuk mengetahui hubungan antara biaya, volume penjualan, dan laba.

Nah, untuk memahami lebih rinci mengenai break even point, berikut brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Minggu (28/8).

Pengertian break even point.

definisi, jenis, dan manfaat bep © berbagai sumber

foto: Unsplash/Towfiqu barbhuiya

Break even point (BEP) adalah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan atau kerugian dalam suatu perusahaan. Break event point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.

Analisis break even point (BEP) adalah teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara volume penjualan dan profitabilitas. Analisis ini disebut juga sebagai analisa impas, yaitu sebuah metode untuk menentukan titik tertentu di mana penjualan dapat menutup biaya, sekaligus menunjukkan besarnya keuntungan atau kerugian perusahaan jika penjualan melampaui atau berada di bawah standar.

Beberapa pengertian break even point menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Menurut Hansen, break even point adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya di mana laba sama dengan nol.

2. Djarwanto mendefinisikan break even point sebagai suatu keadaan impas, yaitu apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita rugi.

3. Horngren mengatakan bahwa break even point merupakan suatu tingkat penjualan di mana laba operasinya adalah nol.

4. Menurut Henry Simamora, break even point adalah volume penjualan di mana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak ada laba maupun rugi bersih.

5. Menurut Hansen, break even point adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya, titik di mana laba sama dengan nol.

6. Halim mendefinisikan impas sebagai istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu kondisi usaha pada saat perusahaan tidak memperoleh laba tetapi tidak menderita rugi.

7. Menurut Kasmir, break even point adalah keadaan di mana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan atau laba dan tidak pula menderita kerugian. Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa break even point adalah volume penjualan yang dicapai oleh perusahaan agar tidak mengalami kerugian dan suatu keadaan perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian.