Brilio.net - Baru-baru ini, masyarakat dunia dihebohkan dengan penampilan perenang Amerika Serikat Michael Phelps saat menerima medali emas atas kemenangannya di nomor 4 x 100 meter gaya bebas. Pada tubuhnya muncul beberapa lingkaran ungu. Usut punya usut, ternyata lingkaran ungu itu adalah bekas bekam yang dijalani Phelps.

Tak cuma Phelps, ternyata banyak atlet Amerika yang menggunakan bekam, seperti perenang Natalie Coughlin, perenang Nathan Adrian, dan atlet senam Alex Naddour.

Di Indonesia sendiri, bekam bukan merupakan hal baru. Bekam sudah ada secara turun temurun. Tapi tren yang ada saat ini, semakin banyak orang yang malah meninggalkan bekam karena ragu dengan manfaat dan khawatir dengan risikonya. Padahal di Amerika Serikat sendiri bekam malah menjadi andalan para atlet untuk mengembalikan performanya.

Lalu sebenarnya bagaimana sejarah bekam?

Dikutip dari situs Academy of Classical Oriental Sciences, acos.org, Selasa (9/8), cupping alias bekam sudah ada di China selama ribuan tahun lalu. Pada awalnya, bekam diterapkan dengan menggunakan tanduk sapi atau penampang dari bambu dengan dua lubang sebagai cangkirnya. Untuk menciptakan tekanan negatif, tanduk itu dipanaskan dengan direbus atau cukup dipanaskan dengan api pada area dalamnya. Bagian lubang tanduk yang besar itu lantas ditempelkan pada tubuh. Setelah itu ujung yang lain digunakan untuk menarik agar keluar darah kotornya.

sejarah bekam © 2016 brilio.net

 

BACA JUGA: Tren bekam atlet Olimpiade Amerika Serikat hebohkan netizen

Dalam tulisan Subhuti Dharmananda, Ph.D., Direktur Institute for Traditional Medicine, Portland, Oregon, di itmonline.org, disebutkan kalau pengguna awal bekam adalah herbalis terkenal Ge Hong (281-341 Masehi). Metode ini dijelaskan pada bukunya A Handbook of Prescriptions for Emergencies di mana cupping dilakukan dengan tanduk hewan.

Bekam di China awalnya digunakan sebagai metode tambahan dalam operasi tradisional. Proses itu lantas dikembangkan menjadi metode khusus yang berguna mengobati berbagai penyakit.


Dilansir dari mashable.com, sebuah studi dari Beijing University of Chinese Medicine menyebutkan, terapi bekam memiliki manfaat yang baik untuk mengurangi rasa nyeri, dibandingkan tanpa pengobatan atau dengan terapi panas maupun konvensional.

Tak ada penjelasan pasti kapan metode bekam ini masuk ke Indonesia. Sejarah bekam sendiri pun masih banyak versinya. Tapi banyak yang menyebut jika bekam ini ada di Indonesia seiring dengan masuknya para pedagang Gujarat dan Arab yang menyebarkan Islam di Indonesia. Seperti yang diketahui, banyak sumber pula yang menyebut jika Nabi Muhammad dulu juga menggunakan terapi bekam sebagai cara menghilangkan beberapa penyakit.

Kini seiring dengan perkembangan zaman, alat bekam pun semakin canggih saja. Dari yang menggunakan tanduk, manual, hingga kini yang sudah menggunakan baterai atau listrik.