Brilio.net - Indra penciuman menjadi salah satu indra yang sangat penting bagi manusia. Tanpa indra penciuman, manusia tentu nggak bisa mencium aroma makanan, bunga, bahkan bau yang kurang sedap jadi tak terasa saat dicium.

Gangguan pada indra penciuman disebut dengan anosmia. Anosmia adalah gangguan indra penciuman yang mengakibatkan hilangnya penciuman. Pada umumnya anosmia bersifat sementara, namun jika kondisinya kian parah dapat menyebabkan hilangnya penciuman secara permanen.

Kondisi anosmia yang paling umum terjadi disebabkan karena iritasi lapisan hidung seperti alergi atau pilek. Jika kondisinya serius dapat memengaruhi otak atau saraf, seperti adanya tumor otak atau trauma kepala.

Bagi penderita anosmia pasti akan kesusahan untuk merasakan makanan, sehingga membuat nafsu makan menurun. Tak jarang, anosmia juga menyebabkan depresi karena mengganggu kamampuan seseorang untuk mencium atau mencicipi makanan yang nikmat.

Lebih lanjut, untuk mengetahui penyebab dan cara mengobati anosmia, berikut brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Rabu (9/3).

Penyebab anosmia.

<img style=

foto: freepik.com

Anosmia disebabkan karena adanya pembengkakan hidung atau penyumbatan di hidung sehingga mencegah bau nggak masuk ke bagian atas hidung. Dilansir dari healthline, berikut ini penyebab dari anosmia.

1. Iritasi pada selaput lendir yang melapisi hidung.

Penyebab pertama dari anosmia adalah iritasi pada selaput yang melapisi hidung. Ini disebabkan kerana hidung tersumbat akibat pilek, alergi (rinitis alergi), infeksi sinus, atau kualitas udara yang buruk.

2. Penyumbatan saluran hidung.

Penyebab anosmia selanjutnya yaitu penyumbatan saluran hidung. Akibatnya akan kehilangan penciuman yang terjadi jika ada sesuatu yang secara fisik menghalangi aliran udara ke dalam hidung. Penyumbatan ini termasuk polip hidung, kelainan bentuk tulang di dalam hidung atau septum hidung, dan tumor.

3. Kerusakan otak saraf.

Selanjutnya kerusakan otak saraf menjadi penyebab gangguan indra penciuman atau anosmia. Kondisi ini dikarenakan adanya reseptor di dalam hidung yang mengirimkan informasi melalui saraf ke otak. Jika bagian dari jalur ini rusak maka anosmia dapat terjadi.

Kerusakan ini dapat disebabkan karena berbagai hal, seperti penyakit alzheimer, tumor otak, penyakit huntington, tiroid kurang aktif, tekanan darah tinggi, sklerosis ganda, penyakit parkinson, skizofrenia, epilepsi, diabetes, stroke, terapi radiasi, operasi otak, cedera otak atau kepala, dan adanya paparan bahan kimia yang membakar bagian dalam hidung.

Cara mengobati anosmia.

<img style=

foto: freepik.com

Cara pengobatan anosmia tergantung dengan penyebabnya. Jika hanya hidung tersumbat karena pilek atau alergi, pengobatan biasanya nggak diutamakan, pasalnya pilek atau alergi akan membaik dengan sendirinya. Penggunaan obat yang dijual bebas atau sesuai dengan resep dokter dalam jangka pendek akan membuka saluran hidung.

Namun, jika hidung tersumbat kian parah atau nggak hilang setelah beberapa hari, kemungkinan kamu mengalami infeksi dan membutuhkan antibiotik serta tentunya membutuhkan perawatan intensif dari dokter. Untuk pengobatan pada polip hidung, dapat dilakukan pembedahan supaya menghilangkan obstruksi dan mendapatkan kembali indra penciuman.

Terkadang saat terkena anosmia sulit untuk mendapatkan kembali indra penciuman secara spontan. Namun, ada beberapa kasus bahwa anosmia nggak selalu dapat diobati, terutama jika penyebabnya adalah faktor usia.

Tapi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, salah satunya jika kamu perokok aktif, coba untuk berhenti merokok, hal ini dapat mengembalikan indra penciuman.

Cara lain dari pengobatan anosmia adalah dengan melatih kemampuan hidung untuk mencium bau. Berikut cara mengobati anosmia dengan latihan menghirup bau.

a. Siapkan beberapa bahan dengan aroma yang menyengat seperti minyak kayu putih, cengkih, bunga mawar, atau parfum.

b. Kemudian, hirup aroma wewangian yang menyengat tersebut selama 10 sampai 20 detik. Cobalah lakukan hal ini rutin.

Fungsi dari latihan ini dapat menjadi alternatif pengobatan dengan mencium bau yang sama berulang kali, untuk menghasilkan kembali kemampuan hidung dalam mengidentifikasi bau wangi atau busuk.