Brilio.net - Perkembangan serta pertumbuhan anak sangatlah penting. Pasalnya, umur anak-anak akan bertindak lebih aktif dan tak kenal lelah. Maka dari itu, anak-anak perlu membutuhkan nutrisi dan gizi yang cukup untuk tumbuh kembangnya.

Tentunya hal ini perlu dilakukan oleh para orang tua supaya anak tetap sehat dan tumbuh dengan baik. Namun, bagaimana jika anak mengalami gangguan pertumbuhan? Gangguan pertumbuhan sering dikenal dengan istilah stunting.

Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan anak terganggu akibat adanya kekurangan nutrisi dan gizi dalam jangka waktu yang lama. Stunting ditandai dengan bertubuh pendek serta perkembangan otak yang terganggu.

Dilansir dari World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.

Kondisi stunting dapat disebabkan oleh beberapa aspek, salah satunya ekonomi dan pendidikan. Hingga saat ini, di Indonesia stunting masih menjadi suatu hal yang penting untuk dicegah melalui beberapa upaya. Sebab dampak dari stunting sulit untuk diperbaiki dan dapat merugikan masa depan anak.

Nah, brilio.net telah merangkum dari berbagai sumber pada Jumat (4/3), berikut penjelasan terkait dengan gejala dan penyebab stunting, 

1. Gejala stunting.

<img style=

foto: freepik.com

Stunting merupakan jenis malnutrisi terbanyak yang masih menjadi masalah di seluruh Indonesia. Stunting ditandai dengan gangguan pertumbuhan yang berdampak pada kecerdasan intelektual dan motorik. Selain bertubuh pendek dari anak seusianya, berikut gejala lain yang ditandai adanya stunting pada anak.

a. Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya.

b. Pertumbuhan gigi yang lambat.

c. Kemampuan yang buruk pada performa belajar dan memorinya.

d. Berat badan balita cenderung menurun.

e. Perkembangan tubuh anak lambat, seperti telat menstruasi pada anak perempuan.

f. Usia 8 sampai 10 tahun akan menjadi anak yang lebih pendiam dan nggak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya.

g. Pertumbuhan melambat.

2. Penyebab stunting.

<img style=

foto: freepik.com

Selain mengalami pertumbuhan yang lambat, stunting juga dikaitkan dengan penyebab perkembangan otak yang kurang maksimal. Nggak hanya itu, berikut penyebab stunting yang perlu dikenali.

a. Cara pengasuhan yang kurang benar.

Sejak masih dalam kandungan bayi membutuhkan berbagai nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Untuk itu, seorang ibu perlu memiliki keadaan tubuh yang sehat dan bergizi baik juga. Begitu juga saat lahir, 1000 hari pertama (0-2 tahun) merupakan waktu yang sangat krusial untuk tumbuh kembang anak. Bayi juga membutuhkan ASI eksklusif selama 6 bulan dan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI).

b. Terbatasnya layanan kesehatan.

Pada kenyataanya masih banyak di Indonesia yang kekurangan layanan kesehatan terkhusus di daerah pelosok. Selain memberikan perawatan pada anak dan ibu hamil, tenaga kesehatan juga perlu memberikan pengetahuan mengenai gizi untuk ibu hamil dan anak.

c. Sanitasi yang buruk.

Penyebab stunting berikutnya adalah sanitasi yang buruk. Penggunaan air sumur yang kurang bersih untuk dimasak atau diminum disertai dengan kurangnya ketersediaan kakus menjadi penyebab terjadinya infeksi.

d. Infeksi.

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa kurangnya sanitasi yang baik dapat memberikan infeksi. Pasalnya penyakit diare dan pernapasan diketahui menjadi dampak yang buruk bagi pertumbuhan anak.

3. Cara mencegah terjadinya stunting.

<img style=

foto: freepik.com

Untuk mencegah stunting sebenarnya bisa dilakukan sejak masa kehamilan. Hal yang paling penting adalah menjaga pola makan dan asupan gizi ibu hamil. Nah, berikut cara mencegah terjadinya stunting pada anak yang perlu diketahui.

a. Membiasakan pola hidup sehat.

Pola makan dengan gizi yang seimbang perlu dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, dengan mengkonsumsi sayuran, buah-buahan, sumber protein hewani dan nabati dengan porsi yang lebih banyak dari sumber karbohidrat.

b. Pola asuh yang baik.

Hal yang tak kalah penting adalah faktor perilaku. Keluarga menjadi tempat pertama tumbuh kembang anak. Maka dari itu, perlu adanya edukasi perkembangan kesehatan anak dari sejak kehamilan hingga berada pada fase tumbuh dan berkembang. Tak hanya itu saja, kondisi psikologis dan mental orang tua juga perlu dijaga supaya stabil.

c. Memahami ilmu kesehatan.

Jika orang tua dapat memahami pencegahan gangguan yang terjadi pada anak, akan meminimalisir hal buruk terjadi. Pemahaman terkait dengan stunting mampu memberikan kesadaran arti pemenuhan gizi bagi anak. Apalagi di era teknologi saat ini, yang didukung kemudahan mencari informasi dari berbagai sumber.

d. Pantau perkembangan anak.

Alangkah baiknya orang tua selalu memantau tumbuh dan kembang anak dengan cara pergi ke Posyandu secara berkala dan melaksanakan imunisasi pada anak. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir gangguan pertumbuhan yang terjadi pada anak.