Brilio.net - Permasalahan sampah di Indonesia menjadi perhatian dunia. Bahkan, aktor Hollywood Leonardo DiCaprio menaruh perhatian khusus untuk permasalahan sampah ini. Kali ini, pemeran Jack dalam film Titanic ini menyoroti lautan sampah yang menggunung di TPST Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.

Melalui sebuah unggahan di akun Instagramnya, Leonardo DiCaprio membagikan ulang postingan National Geographic. Dalam postingan tersebut, tampak seorang pemulung sedang mengumpulkan plastik di antara tumpukan sampah Bantar Gebang. Foto tersebut diketahui diambil pada Januari 2019 lalu.

Lautan sampah yang didominasi sampah plastik ini mengundang rasa prihatin masyarakat dunia. Kondisi tempat pembuangan sampah 'raksasa' tersebut seolah membutuhkan perhatian khusus. Diketahui foto yang diunggah ulang oleh Leonardo DiCaprio tersebut diambil oleh fotografer Adam Dean. National Geographic dalam unggahannya juga menyebut bahwa Bantar Gebang merupakan tempat pembuangan sampah terbesar di dunia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

#Regram #RG @natgeo: Photo by Adam Dean @adamjdean | Garbage pickers collect plastic from among domestic waste in the Bantar Gabang dump near Jakarta, Indonesia. It's thought to be the world's largest dump. January 2019.

A post shared by Leonardo DiCaprio (@leonardodicaprio) on

Aktor yang kini jadi pemerhati lingkungan tersebut memang kerap mengunggah berbagai permasalahan lingkungan di seluruh dunia. Leonardo DiCaprio banyak menyoroti kondisi ekosistem di dunia yang terancam rusak. Selain itu, ia juga menyoroti berbagai keindahan alam di dunia yang sudah selayaknya dijaga oleh manusia.

Menyoroti TPST Bantar Gebang ini juga bukan kali pertama Leonardo DiCaprio mengunggah fenomena ekosistem di Indonesia. Sebelumnya, ia juga pernah mengunggah tentang kehidupan gajah di Sumatera Utara yang kini tergusur oleh perkebunan kelapa sawit.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

#Regram #RG @nytimes: This small agricultural village in the hills of Indonesia's Sumatra island is a testament to happy days in human-elephant relations. When the village — Gajah Makmur, which means “Prosperous Elephant” — was founded in 1991, residents nursed an injured wild elephant back to health. But then it disappeared into the forest, never to be seen again. But when wild elephants raided, villagers organized into brigades and used everything they could gather — pots and pans, a megaphone — to scare off the rampaging giants, forcing them to a palm oil plantation elsewhere. It was just 1 example of how the rapid expansion of palm oil plantations into elephant territory in Indonesia has brought humans and elephants into more frequent conflict. Increasingly, that conflict is deadly. Sumatra, in the western part of the country, has one of the largest populations of Asian elephants outside India. But their numbers are decreasing quickly, from an estimated 2,800 in 2007 to around 1,700 in 2014. Along with habitat destruction, poaching is considered a major threat to the species. @kemaljufri took this photo of an elephant transporting palm oil tree branches. Visit the link in our profile to read more. #

A post shared by Leonardo DiCaprio (@leonardodicaprio) on

Tak hanya itu, aktor film top yang satu ini juga memuji keindahan Raja Ampat dan segenap ekosistem laut yang dimilikinya. Melalui unggahannya di akun Instagram, Leonardo DiCaprio mengajak semua orang untuk melindungi ekosistem laut di Raja Ampat agar terjaga kelestariannya.