Brilio.net - Sepeninggal Utsman bin Affan yang meninggal karena dibunuh pada tahun 656, Sayyidina Ali bin Abi Thalib kemudian diangkat sebagai khalifah. Gelar khalifah menjadikan Sayyidina Ali bertanggung jawab untuk memimpin umat Islam pada saat itu. Namun memang menjadi pemimpin bukanlah perkara mudah. Sayyidina Ali pun mendapat banyak kritikan dari para pengikutnya.

Salah seorang rakyatnya berkata, "Dulu, di zaman Abu Bakar, Umar dan Utsman kondisi negara stabil. Kini di era engkau menjadi pemimpin, kondisinya tidak stabil." Protes ini terus dilayangkan oleh rakyat semasa era kepemimpinan Sayyidina Ali.

Beda era, beda pula reaksi dari rakyat. Di era kepemimpinan menantu Rasulullah SAW tersebut, daerah kekuasaan Islam bertambah luas. Dengan begitu orang-orang Islam menjadi bertambah banyak, ditambah sahabat-sahabat Rasulullah juga banyak yang bermigrasi ke kawasan lain.

Akibatnya selain dikelilingi sahabat yang loyal, banyak juga orang-orang dengan jalan pikiran ekstrem. Dihimpun dari berbagai sumber, Rabu (23/5), mereka ini kemudian keluar dari barisan pengikut Sayyidina Ali ketika menantu Rasulullah itu memutuskan gencatan senjata dengan kubu Muawiyah bin Abi Sufyan.

Sekelompok orang yang keluar dari barisan pengikut ini kemudian membuat kelompok yang kemudian menyebarkan kebencian kepada Sayyidina Ali. Meski melaksanakan ibadah sesuai yang dianjurkan Islam, namun mereka tetap menebarkan kebencian dan sikap keras terhadap pendukung Sayyidina Ali.

Suatu ketika pada 17 Ramadan tahun 661 yang bertepatan dengan peristiwa Nuzulul Quran, terjadi insiden yang akan selalu dikenang pengikut Sayyidina Ali. Pada tanggal mulia tersebut terjadi peristiwa di mana Khalifah Ali ditikam pada subuh menjelang shalat. Penikamnya bukanlah orang kafir, melainkan sesama kaum muslim.

Ialah Abdurrahman bin Muljam. Seorang muslim taat yang menghabiskan waktunya untuk berpuasa dan juga menghafal Alquran. Ibnu Muljam ini merupakan salah seorang yang berada di kelompok yang kontra dengan kepemimpinan Sayyidina Ali.

"Tidak ada hukum kecuali milik Allah, bukan milikmu dan bukan teman-temanmu, wahai Ali!" seru Ibnu Muljam sembari menyabet Khalifah Ali di bagian kepala. Ia menyabet dengan pedang yang dilapisi dengan racun.

Akibat luka-luka tersebut, menantu Rasulullah SAW itu meninggal dunia setelah lima tahun memimpin umat Islam. Sayyidina Ali merupakan khalifah ketiga secara berturuut-turut setelah Umar dan Utsman yang juga dibunuh.