Brilio.net - Menari umumnya dilakukan mereka yang memiliki tubuh sempurna. Maklum, keindahan seni yang satu ini bisa dinikmati dari sajian gerak tubuh. Tapi bukan berarti mereka yang memiliki kebutuhan khusus (difabel) nggak bisa ikut ya.

Buktinya bisa kamu saksikan pada perhelatan Gala Balet Indonesia yang akan digelar pada 23 September 2017 di Teater Jakarta. Ini kali kedua Gala Balet Indonesia dilaksanakan setelah sukses tahun lalu.  

Nah dalam acara besutan Ballet ID kali ini, bakal ada sajian tarian CANdoDANCE yang akan menampilkan kolaborasi 14 penari di mana enam diantaranya merupakan penari difabel bisu-tuli. CANdoDANCE merupakan tarian kontemporer yang diciptakan Candoco Dance Company asal Inggris.

Candodance © 2017 brilio.net

(brilio.net/yani andryansjah)

Salah satu pendiri Ballet ID Mariska Febriyani mengaku awalnya ia ragu dengan kolaborasi tari yang baru pertama dilakukan di Indonesia ini. Apalagi dirinya sama sekali belum pernah menari bersama penari difabel.

Hal inilah yang selalu menggelayuti pikirannya. Tapi setelah dirinya kembali dari Festival Seni Unlimited, karya seni panggung seniman difabel internasional di Inggris, ia pun berpikir sebaliknya.

“Yang membatasi manusia itu bukan pada fisik, tapi ketakutan yang ada dalam pikirannya. Ketakutan inilah yang akan kita tepis lewat acara ini,” ujar Mariska di Gedung Kesenian Jakarta, beberapa waktu lalu.

Candodance © 2017 brilio.net

(brilio.net/yani andryansjah)

Nggak heran jika dalam Gala Balet Indonesia kedua ini tema yang diusung bertajuk An Inclusive Dance Event. Semangat dari tema ini adalah keberagaman harus dilihat sebagai energi positif untuk saling berkarya dan menari bersama.

Dalam pemilihan penari untuk acara yang didukung Britisih Council Indonesia ini dilakukan lewat proses audisi dengan menyaring 30 penari menjadi 14 penari. Seluruh penari berasal dari beragam kiblat dunia tari, mulai balet klasik, kontemporer, hip hop, KPop Dance, hingga pantomim.

Sejak 2-8 Juli lalu seluruh penari berlatih dalam sesi bengkel tari Ballet ID. Setiap penari menciptakan gerakan mereka sendiri lalu mereka dituntut menyatu dalam satu gerakan koreografi.

Candodance © 2017 brilio.net

(brilio.net/yani andryansjah)

Awalnya mereka melakukan gerakan seperti gumpalan awan yang bergerak kemudian ada satu penari yang membuat gerakan. Penari jangkar inilah yang akan menentukan gerakan penari lain. Pola inilah yang akhirnya membangun rasa kebersamaan dan kepemilikan koreografi tersebut.

Uniknya, sebagian besar penari bukan berasal dari pendidikan seni tari maupun penari profesional lho. Selama audisi mereka diawasi dua penari profesional Candoco Dance Company, Tanja Erhart dan Mirjam Gurtner.

“Kita perlu membuat dunia tari bisa lebih mudah dimasuki siapa saja yang berminat menjadi penari,” kata Tanja, penari difabel profesional yang kehilangan satu kakinya sejak usia 6 tahun.  

Candodance © 2017 brilio.net

(Ballet id)

Selain tarian CANdoDANCE, bakal ada pertunjukan penari internasional difabel dan non difabel dari beberapa negara seperti Australia, Perancis, Korea Selatan dan Italia.

 Gala Balet Indonesia ke-2: An Inclusive Dance Event dijadwalkan berlangsung dua kali pertunjukan. Penjualan tiket dibuka mulai 10 Juli—10 Agustus mendatang lewat www.loket.com.