Brilio.net - Bagi gamer, Grand Theft Auto: San Andreas (GTA) adalah game legendaris. Sejak dirilis untuk konsol PlayStation 2 (PS2) pada 2004 lalu, GTA San Andreas menjadi game populer di seluruh dunia. Setiap orang yang punya PS2 di rumahnya, pasti main game ini. Begitu juga di rental-rental, dari bocah hingga dewasa nggak pernah ketinggalan untuk memainkan game garapan Rockstar Games ini.

Bahkan, game yang menampilkan Carl Johnson (CJ) sebagai tokoh utama itu masih digandrungi meski telah lewat belasan tahun. Buktinya belum lama ini ada video viral yang mempraktikkan momen-momen ikonik GTA San Andreas di dunia nyata.

Pada Kamis (22/8) lalu, ada dua orang yang jauh-jauh dari Condongcatur, Sleman mengunjungi kantor brilio.net di kawasan Umbulharjo, Yogyakarta. Adalah La Junta dan Grafik, para pria dari Mindplace Studio yang merupakan kreator video viral GTA San Andreas dunia nyata.

Di siang saat matahari sedang panas-panasnya, tim brilio.net mencoba mengulik lebih dalam video yang diberi judul GTA San Andreas Realistic - Indonesia tersebut. Mulai dari proses brainstorming ide, syuting, makeup, editing sampai paska produksi.

Ada proses super kreatif dari pembuatan video parodi ini. Mindplace Studio yang merupakan kreator spesialis mengangkat tema game ini sempat kebingungan di awal. Usut punya usut, mereka mendapat sponsor dari sebuah perusahaan sepeda untuk memproduksi video tersebut. Sampai akhirnya salah satu kru mereka, Ivan, mencetuskan ide membuat video GTA San Andreas.

mindplace studio dan cerita © 2019 brilio.net

foto: brilio.net/syamsu dhuha



"Ide yang cocok untuk sepeda itu sebenarnya saya sudah bingung, apa ya sepeda? Masa (game) Downhill? Gila kali ya! Terus si Ivan nyeletuk, 'GTA kan misi pertamanya naik sepeda'," ungkap Junta saat ditemui di kantor brilio.net, Kamis (22/8).

Grafik menambahkan, ketika tercetus ide GTA San Andreas, semua kru Mindplace Studio langsung auto nyambung. Padahal para kru ada yang berasal dari Kalimantan, Jakarta sampai Wonosobo. Bukti kalau game ini benar-benar legendaris dan diketahui banyak orang.

Misi pertama CJ pada game tersebut memang berada di atas sepeda. Ceritanya, tokoh yang oleh orang Indonesia sering dipanggil Ucok bersama teman-teman geng Grove Street sedang kabur dari kejaran geng Ballas. Adegan ini juga diadaptasi oleh Mindplace Studio untuk mengawali cerita videonya.

Video tersebut diambil di berbagai tempat yang ada di Yogyakarta. Menurut Grafik, ada lebih dari lima lokasi yang dijadikan tempat syuting. Di antaranya ada Skate Park Denggung, Condongcatur, Fly Over Janti, dan beberapa tempat lain di kawasan Depok sampai pelataran Stadion Mandala Krida. Satu hal yang pasti, tempat-tempat tersebut tentu dipilih karena sedikit bisa merepresentasikan lokasi yang ada di game.

"Kita sudah research dulu cari-cari tempat. Terus temen-temen yang research merasa tempatnya cocok, ya, oke kita hajar. Cocok, izin lokasi, hajar," jelas Junta.

Ketika mengadaptasi GTA San Andreas, tentu banyak penonton yang berharap bisa bernostalgia saat menonton karya Junta dan kawan-kawan. Untungnya, Mindplace Studio bisa memuaskan rasa nostalgia itu. Terlihat dari karakter, lokasi, peralatan seperti senjata dan kendaraan maupun pakaian yang dikenakan. Semuanya mirip seperti yang ada di game.

Ada cerita unik yang dialami Grafik saat memerankan tokoh Big Smoke. Big Smoke merupakan tokoh berbadan besar, bisa sangat cocok untuk diperankan oleh pemilik nama Grafik Asmoro ini. Meski demikian, nggak mudah untuk menemukan pakaian dan perlengkapan yang persis seperti ada di game. Kadang mereka harus membuat sendiri dan mengakali agar barang yang ada bisa dipakai untuk syuting.

Selain menemukan kostum dan peralatan, teknis juga menjadi tantangan terberat saat syuting. Menurut mereka, para kru yang juga ikut menjadi talent ini sempat membuat pengarah video kebingungan. Sebab, pada adegan awal hampir semua kru yang jadi talent itu harus tampil di kamera. Sehingga tinggal tersisa camera person dan beberapa orang saja di belakang.

"Paling susahnya itu waktu yang pertama, yang naik sepeda berempat. Soalnya habis kan ya, krunya di situ semua, (tampil) di kamera. (Adegan) yang ngejar mobil juga ikut (banyak kru masuk kamera). Jadi habis. Yang nge-direct juga susah kan, itu harus bareng-bareng," kata Junta.

Sementara menurut Grafik, selain waktu syuting yang hanya diberi 10 hari, faktor cahaya juga sempat jadi kendala. Mereka yang memanfaatkan cahaya natural dari matahari kadang harus menunggu waktu yang pas untuk bisa memulai syuting.

mindplace studio dan cerita © 2019 brilio.net

foto: YouTube/Mindplace Studio



"Kita kan sangat membutuhkan cahaya natural di video ini. Jadi kayak, ini udah terang banget nih, tiba-tiba jadi adem. Jadi nungguin, kayak gitu sih. Jadi lamanya di situ," ujarnya.

Video GTA San Andreas yang sudah ditonton lebih dari 6,5 juta kali ini nggak terlepas dari sentuhan animasi. Ikon seperti bulatan merah penanda mulai atau selesai misi dan juga tanda panah kuning tanda masuk dan keluar ruangan dibuat semirip mungkin. Selain itu, animasi efek cahaya dan peluru dari tembakan juga cipratan darah dibuat nggak kalah mirip dan mencuri perhatian.

Kesuksesan Mindplace Studio mengadaptasi game GTA San Andreas ke dunia nyata terbukti viral. Sebab beberapa warganet menjabarkan kalau beberapa lokasi di video mereka memang mirip dengan yang ada di game. Grafik mengatakan kalau nggak cuma satu, tapi beberapa warganet bisa menebak lokasi bahkan menjabarkannya dari menit ke menit.

"Ada orang yang tahu semua lokasinya. Jadi salah satu orang, beberapa orang sebenarnya, ada satu yang niat banget dikasih menitnya, jadi menit ini dan ini lokasinya di sini. Niat banget hahaha," jelasnya sambil tertawa.

Bahkan menurut Junta, kemiripan hasil makeup tokoh karakter di videonya juga nggak luput dari apresiasi warganet. Salah satu yang ia contohkan dan sedikit agak lucu juga, bahwa ada orang yang bilang kalau peran Grafik sebagai Big Smoke dianggap lebih mirip daripada Big Smoke aslinya. Sontak tawa pecah di kantor brilio.net yang saat itu suasananya cukup tenang.

Proses editing adalah proses paling rumit dan memakan waktu lama. Terlebih video dengan sarat animasi seperti ini. Meski demikian, mereka menyatakan kalau video tersebut diedit tak lebih dari waktu dua minggu. Deadline dari sponsor membuat Grafik cs nggak bisa santai-santai mengeditnya.

Bagi Junta dan Grafik sendiri, GTA San Andreas merupakan game legendaris yang penuh dengan kenangan. Hal yang paling diingat oleh Grafik adalah ketika waktu dulu sering pakai cheat untuk main game itu. Ia bahkan sampai menulis cheat-cheat itu agar nggak lupa dipakai setiap main. Sepertinya memang main game GTA San Andreas kurang afdol rasanya kalau nggak pakai cheat.

"Kalau dulu kan, mainnya masih di rental. Namanya bocah kan ya, sekitar masih SMP tuh, mainnya ya cuma keliling-keliling nggak jelas aja. Terus nge-cheat, sampai dicatetin tuh cheat-nya. Kalau sekarang kan tinggal search aja udah banyak," kenang Grafik.

Sambil menyeruput kopi dan teh yang disajikan, dua pentolan Mindplace Studio ini juga menceritakan bagaimana channel YouTube ini terbentuk. Mindplace sendiri dibuat berawal dari ide La Junta. Ia merencanakan itu berkat keresahan dari fenomena banyaknya channel YouTube Indonesia tapi kontennya itu-itu saja.

mindplace studio dan cerita © 2019 brilio.net

foto: brilio.net/ivanovich aldino



Dengan tekad merevolusi pasar YouTube, pria lulusan Sekolah Tinggi Multi Media (MMTC) Yogyakarta ini akhirnya bertemu dengan Grafik untuk mewujudkan ide tersebut. Mereka reuni di Jakarta, sebelumnya Junta dan Grafik adalah teman satu kampus, usai Junta menuntaskan pekerjaannya di sebuah stasiun televisi dan Grafik sempat bekerja di production house.

Beruntungnya saat itu ada investor yang mau mendukung untuk memuluskan rencana mereka. Meski awalnya diminta investor untuk bermarkas di Ibu Kota, namun Junta mengusulkan Yogyakarta. Hingga akhirnya, kawasan Condongcatur dipilih mereka sebagai studio, tempat memulai segala aktivitas hingga channel ini di-subscribe oleh lebih dari 300 ribu akun.

"Ya, saya berpikir juga ada nih yang bisa mendobrak itulah, yang mungkin bikinnya nggak sekadar channel YouTube. Akhirnya saya culiklah ini Mas La Junta," ujar Grafik sembari tersenyum.

"Sebelumnya investor yang diinginkan itu di Jakarta. Tapi melihat kita yang sudah pernah di Jogja saat kuliah, suasananya itu sangat mendukung buat (memproduksi) macam-macam video apapun itu. Jadi Mas La Junta mengajukan ke Jogja aja," lanjutnya.

YouTube memang sudah sangat diakrabi oleh masyarakat Indonesia. Banyaknya YouTuber lokal yang sukses, membuat banyak orang ingin mengikuti jejak mereka. Menanggapi fenomena ini, Junta dan Grafik merasa maklum. Sebab di zaman serba digital, media ke depannya akan mengarah ke situ.

Terlebih, variasi konten di YouTube sangat luas sekali. Membuat video parodi yang mengangkat tema game layaknya Mindplace Studio adalah salah satu dari ratusan lebih variasi konten yang ada di sana.

Seperti yang diungkapkan Grafik, populernya YouTube tak terlepas dari canggihnya teknologi gadget. Nggak perlu beli kamera mahal ketika ingin membuat video. HP yang dimiliki sekarang saja rata-rata sudah punya kamera canggih yang hasil rekamannya nggak kalah dari kamera DSLR atau mirrorless sekalipun.

Bahkan sekarang ini, bocah-bocah juga sudah mulai mencoba ingin menjadi konten kreator di YouTube. Junta mengibaratkan kalau dulu banyak anak kecil bercita-cita pengen jadi artis, namun di zaman sekarang cita-cita bocah telah berganti ingin menjadi YouTuber. Meski demikian, lemahnya bimbingan dan pengawasan dari orangtua membuat banyak anak kecil membuat konten seadanya dan akibatnya jadi sering di-bully di media sosial.

"Sebenarnya semua video yang diupload di Youtube, bocah-bocah, saya melihatnya, wah ini dia punya keinginan. Lebih ke situ. Tapi kalau soal bully memang agak susah, ya," kata Grafik menutup perbincangan panjang pada siang itu.

Nah, buat kamu yang penasaran dan belum nonton video garap GTA San Andreas garapan Mindplace Studio, yuk tonton di bawah ini: