Brilio.net - Produk bedak bayi Johnson & Johnson belakangan marak dibicarakan masyarakat dunia menyusul keputusan pengadilan Missouri, Amerika Serikat (AS) yang mengabulkan gugatan Jackie Fox yang meninggal akibat kanker rahim. Wanita wanita asal Alabama ini meninggal setelah menggunakan bedak Baby Powder dan Shower to Shower selama puluhan tahun. Ketika Fox meninggal pada Oktober 2015, anak asuhnya Marvin Salten yang melanjutkan gugatan tersebut.

Perusahaan yang berbasis di New Jersey itu didenda USD 72 juta atau sekitar Rp 1 Trilun terdiri dari USD 10 juta akibat kerugian nyata dan USD 62 juta sebagai hukuman ganti rugi. Tapi ternyata kasus tersebut adalah satu kasus di antara ribuan kasus gugatan kepada Johnson & Johnson.

Washingtonpost melaporkan, sekitar 1.200 wanita di seluruh dunia telah menggugat Johnson & Johnson karena gagal memperingatkan konsumen dari bahaya yang terkait mineral yang terkandung dalam bedak bayi.

Sementara itu, Johnson & Johnson diprediksi akan mengajukan banding atas keputusan pengadilan tersebut.

"Kami bersimpati dengan keluarga penggugat tapi perusahaan percaya bedak kosmetik tersebut aman karena didukung oleh penelitian ilmiah," kata Johnson & Johnson dalam pernyataan resminya seperti dikutip dari Washintonpost.

Belajar dari kasus tersebut, pasti banyak yang bertanya-tanya amankah bedak bayi yang digunakan? Aau perlukah menghentikan bedak bayi?

"Mungkin. Ini adalah pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Karena ketika kamu ingin meninjau kandungan dari bedak, hasilnya tidak langsung. Dibutuhkan uji laboratorium dengan menggunakan hewan dan studi epidemiologi." kata dr. James Sanchez, seorang ahli onkologi dan ahli kanker dari Pusat Kanker Komprehensif Nevada, bagian Oncology Network, AS.

Menurut kasus yang dialami Jackie Fox, sudah terbukti secara hukum bedak Johnson & Johnson memiliki kandungan yang bisa menimbulkan kanker atau karsinogen, seperti asbestos. Seperti dilansir brilio.net dari Sheknows, Jumat (26/2) dan masih menurut sumber yang sama, bagaimanapun, produk bedak bayi seharusnya diproduksi tanpa asbes.

Solusi sederhana yang diberikan Sanchez untuk para pasien yang merasa khawatir dengan penggunaan bedak bayi adalah hindari penggunaan di sekitar alat kelamin dan wajah. Ia menambahkan bahwa produk berbasis tepung jagung bisa jadi alternatif yang aman bagi wanita yang ingin mencari produk bubuk yang sejenis. Lagipula, kini ada banyak kosmetik baru yang diformulasikan khusus tanpa bedak. Tapi sebaiknya tetap perhatikan kandungan pada kemasan.

Dengan maraknya kasus ini, Pemerintah Indonesia diharapkan untuk segera memeriksa semua produk Johnson & Johnson terutama bedak dan sampo, apakah memang benar ada kandungan zat kimia penyebab kanker. Selain itu, imbauan kepada masyarakat juga diperlukan untuk menghentikan pemakaian produk Johnson & Johnson terlebih dahulu sebelum dipastikan keamanannya.