Brilio.net - Bagi sebagian wanita, kehilangan seorang sahabat bukanlah hal yang mudah diterima lapang dada. Apalagi jika kehilangannya tersebut sebab ulah orang ketiga, yang datang tiba-tiba lalu merusak indahnya persahabatan yang sudah lama mereka jaga.

Reny MA, di usianya yang ke 20 tahun ini, Reny faham betul bagaimana getirnya kecewa pada seseorang yang telah menghancurkan persahabatan. Ya, orang itu adalah Bunga, yang dikenal Reny pertama kali di perantuan.

Meski kekecewaan itu adalah ulah laki-laki yang pernah menjadi kekasihnya, Radit. Tapi Reny tetap saja tak bisa memaafkan kesalahan tersebut. Bukan saja karena sakit hati sebab Reny dikhianati, tetapi juga karena saking keterlaluannya Radit yang telah mencampakkan Bunga, setelah "menanam janin" di kandungannya.

Dalam tulisannya berjudul "Kegetiranku", Reny dengan jujur menceritakan pengalaman pahit tersebut di akun social medianya.

Bukan karena ingin mengumbar aib, tapi karena berharap ada orang yang bisa memetik nilai crita tersebut, untuk dijadikan prinsip dalam hidup.

Sebut saja namanya Bunga. Dia sobat pertama kuliahku. Bahkan kami ngekos bareng. Banyak sudah hari-hari indah kami lalui. Suka, duka, tawa dan air mata. Namun dalam indahnya persahabatan kami, ada sosok cowok yang kemudian merubah semuanya. Radit, cowok yang pernah mengisi indah hariku kini menjadi sosok yang teramat kubenci. Betapa tidak, kesetiaanku dibalasnya dengan pengkhianatan. Bunga sahabat dekatku dan Radit cowok yang pernah kucinta, telah bermain api di belakangku.

Aku benci Bunga, aku benci Radit. Karena keduanya aku harus pindah kos dan menahan getir saat kuliah saat mendapati keduanya. Aku ingin mengubur semuanya. Dan mulai bisa Namun, kini pilu itu kembali mengusik saat Bunga mendatangiku dan meminta maaf padaku. Bahkan sampai bersimpuh di hadapanku. Rupanya dia menyesali apa yang telah dia lakukan padaku.

Aku shock. Tapi hatiku tidak tega melihat cucuran air matanya. Apalagi kini kepedihan menyambangi dia. Radit telah mencampakkannya dengan sesosok anak yang harus dia rawat sendirian. Bunga harus berjuang membesarkan buah cinta terlarangnya seorang diri. Bahkan Bunga memohon agar aku tidak kembali ke Radit dan mengikhlaskan untuknya.

Jujur, aku sudah tidak ada hati dengan Radit. Meski berkali-kali dia meminta balik. Berkali memohon aku untuk memaafkannya. Bersumpah bahwa dia tidak mencintai Bunga, tapi justru aku makin muak.

Satu alasan terbesarku saat merangkap kuliah di tempat yang jauh dari kampusku, adalah agar aku bisa benar-benar mengubur kegetiran hatiku. Aku tidak tahu, apakah ini berkah atau hukuman buatku. Yang jelas, aku tidak mau lagi ada hubungan dengan cowok yang bernama Radit, cowok bego dan banci yang tidak mau bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukannya.