Brilio.net - Di bulan Ramadhan, seluruh umat Islam berlomba-lomba untuk mengumpulkan amalan ibadah yang sudah diajarkan oleh Rasulullah. Supaya puasa Ramadhan yang dijalankan mendapat banyak berkah, seorang muslim yang beriman tak hanya sekadar puasa menahan rasa haus dan lapar. Dalam menjalankan ibadah mereka juga harus memperhatikan adab-adabnya.

Dalam Islam, puasa Ramadhan adalah menahan diri dari dua syahwat yakni perut dan juga kemaluan. Dilakukan dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari atau hingga waktu buka puasa. Artinya, puasa dimulai setelah kita melaksanakan sahur, dan diakhiri dengan berbuka.

Karena puasa merupakan ibadah yang istimewa, kita pun harus menyambutnya dengan istimewa pula. Tidak seperti puasa sunah, puasa Ramadhan wajib hukumnya. Jika tidak melaksanakan puasa Ramadhan hanya karena malas, akan mendapatkan dosa. Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Senin (12/4), hal tersebut telah disebutkan Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi sebagai berikut:

<img style=

"Yaa ayyuhallaziina aamanu kutiba 'alaikumus-siyaamu kamaa kutiba 'alallaziina ming qablikum la'allakum tattaqun."

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, puasa Ramadhan seperti halnya juga puasa sunah dimulai saat terbit fajar hingga terbenamnya matahari sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 187, Allah berfirman:

<img style=

"Uhilla lakum lailatas-siyaamir-rafasu ilaa nisaa`ikum, hunna libaasul lakum wa antum libaasul lahunn, 'alimallaahu annakum kuntum takhtaanuna anfusakum fa taaba 'alaikum wa 'afaa 'angkum, fal-aana baasyiruhunna wabtagu maa kataballaahu lakum, wa kulu wasyrabu hattaa yatabayyana lakumul-khaitul-abyadu minal-khaitil-aswadi minal-fajr, summa atimmus-siyaama ilal-laiil, wa laa tubaasyiruhunna wa antum 'aakifuna fil-masaajid, tilka hududullaahi fa laa taqrabuhaa, kazaalika yubayyinullaahu aayaatihii lin-naasi la'allahum yattaqun."

Artinya:

"Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa."

Adab sahur.

<img style=

foto: freepik.com

Dalam berpuasa, Rasulullah memerintahkan umatnya untuk tidak meninggalkan ibadah sahur saat Ramadhan sebab terdapat pahala sahur di bulan Ramadhan. Sahur dilakukan sebelum terbit fajar atau sebelum adzan subuh berkumandang. Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda:

"Barangsiapa yang mau berpuasa hendaklah ibadah Sahur saat Ramadhan dengan sesuatu." (HR. Ibn Abi Syaibah, Abu Ya’la dan al-Bazzar)

"Ibadah sahur saat Ramadhanlah kalian karena dalam ibadah sahur saat Ramadhan ada barakah." (HR. Bukhâri dan Muslim)

Seseorang diwajibkan untuk sahur meskipun hanya dengan seteguk air. Hal ini berdasarkan hadist ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Makan sahurlah kalian meski hanya dengan seteguk air." (HR. Ibnu Hibban no. 223, 884)

Saat sahur, disunahkan untuk mengakhirkan makan sahur. Artinya, lebih baik seseorang makan di akhir menjelang imsak. Jangan makan sahur ketika menjelang tidur karena dikhawatirkan seseorang akan merasa lemas saat menjalankan puasa. Sebagaimana diriwayatkan dari dari Anas, dari Zaid bin Tsabit, dia berkata:

"Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, setelah itu beliau langsung berangkat shalat. Aku bertanya, ‘Berapa lama jarak antara adzan dan sahur?’ Dia menjawab, ‘Kira-kira sama seperti bacaan 50 ayat.'" (HR. Al-Bukhari no. 1921, Muslim no. 1097, At-Tirmidzi no. 699, dan lainnya)

Selain itu, ketika adzan subuh telah terdengar sedangkan makanan atau minuman masih di tangan kita, maka kita boleh menghabiskannya terlebih dahulu. Hal ini berdasarkan hadist Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa di antara kalian yang mendengar adzan (Shubuh) dan bejana (makanan) masih di tangannya, maka janganlah ia menaruhnya sebelum ia menyelesaikan makannya." (HR. Abu Dawud no. 2333)

Adab berbuka puasa.

<img style=

foto: freepik.com

Waktu berbuka adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu setelah seharian menahan lapar, haus dan hawa nafsu. Buka puasa dilakukan saat matahari telah tenggelam yang ditandai dengan dikumandangkannya adzan maghrib.

Saat berbuka puasa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan bagi umat Islam pada umumnya. Seperti memperhatikan adab saat berbuka puasa sesuai syariat Islam. Adapun adab-adab yang telah diajarkan Rasulullah yakni sebagai berikut.

1. Menyegerakan berbuka.

Disunahkan bagi orang yang puasa untuk menyegerakan berbuka. Dalam sebuah hadist, dijelaskan bahwa barangsiapa yang menyegerakan berbuka maka ia akan mendapatkan kebaikan seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda:

"Terus-menerus manusia berada di dalam kebaikan selama mereka mempercepat berbuka puasa." (HR Bukhari dan Muslim)

Mempercepat buka puasa juga merupakan pembeda antara puasa umat Islam dengan puasa umat agama lainnya sebagaimana dalam hadist Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud dan lainnya bahwa Rasulullah bersabda:

"Terus-menerus agama ini akan nampak sepanjang manusia masih mempercepat buka puasa karena orang-orang Yahudi dan Nashoro mengakhirkannya." (HR Ahmad dan Abu Dawud)

2. Membaca doa saat berbuka.

Terkait lafal doa berbuka puasa, ada beberapa versi yang dijelaskan dalam beberapa hadist. Di antaranya hadist riwayat sahabat Mu’adz bin Zuhrah:

"Rasulullah ketika berbuka, beliau berdoa: ‘Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka." (HR. Abu Daud)

Adapun niat buka puasa dapat diucapkan dalam hati atau diucapkan dengan membaca doa berbuka puasa berikut ini:

<img style=

"Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthartu Birohmatika yaa arhamar roohimiin."

Artinya:

"Ya Allah kerana-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih."

3. Berbuka dengan yang manis.

Salah satu makanan manis yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk berbuka yakni dengan memakan kurma. Dalam suatu hadist, Rasulullah bersabda:

"Apabila seorang dari kalian berbuka puasa, hendaklah dia berbuka dengan kurma. Sesungguhnya, kurma itu adalah (mengandung) berkah. Apabila tidak mendapatkan kurma, maka hendaklah dia berbuka dengan air. Sesungguhnya air itu suci."

Sementara itu, Imam Bukhari meriwayatkan sabda Rasulullah:

"Barang siapa memakan tujuh butir kurma ajwah pada pagi hari, racun dan sihir tidak akan membahayakannya pada hari itu."

4. Tidak berlebihan saat berbuka puasa.

Kita tidak diperbolehkan makan atau minum secara berlebihan ketika berbuka puasa. Ini adalah godaan setiap orang yang menjalankan ibadah puasa, yaitu berbuka secara berlebihan. Selain tidak baik untuk kesehatan, hal ini juga tidak dianjurkan oleh Rasulullah.