Nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS sempat menyentuh angka Rp14.935 per 1 dolar AS. Melemahnya nilai tukar rupiah disebut karena krisis ekonomi yang terjadi di beberapa negara seperti Venezuela, Argentina, dan juga Turki. Bukan hanya itu, kenaikan suku bunga bank yang dilakukan oleh Bank Central AS atau The Federal Reserve menjadi salah satu penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Hal lain yang menjadi penyebab rupiah loyo terhadap dolar AS adalah mengenai kebijakan atau strategi ekonomi yang diambil oleh Presiden AS, Donald Trump. Perang dagang yang kini dijalankan oleh AS di bawah Presiden Donald Trump membuat para investor mencari intrumen investasi lain, yaitu dolar AS. Ternyata bukan hanya rupiah, banyak mata uang negara lain yang juga tak cukup tangguh melawan keperkasaan nilai tukar dolar.

Mata uang Crown milik Swedia dan dolar Australia juga mengalami pelemahan akibat menguatnya mata uang dolar AS. "Sebenarnya di dunia ini yang melemah bukan cuma rupiah. Swedish crown juga melemah 10 persen, dolar Australia juga melemah 6 persen. Jadi di seluruh dunia melemah terhadap dolar AS," kata Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia.

Dolar AS memang masih menjadi acuan melemahnya sejumlah mata uang negara lain, termasuk rupiah. Namun, pada kenyataannya, ternyata ada banyak mata uang di dunia ini yang cukup tangguh menahan gempuran dolar AS. Bahkan nilai tukar sejumlah mata uang ini tidak tergoyahkan oleh dolar AS dan cenderung stabil. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini 5 mata uang yang ternyata cukup kuat menghadapi dolar AS.

1. Mata Uang Negara Kuwait (KWD).

Dikenal sebagai negara kecil dengan kekayaan yang sangat luar biasa, mata uang negara ini ternyata memiliki nilai paling tinggi terhadap nilai tukar dolar AS. Kuwait dikenal sebagai negara kaya penghasil minyak yang diekspor ke pasar global. Untuk nilai tukar 1 KWD terhadap dolar AS setara dengan 3,30 USD saat ini. Jadi,1 KWD sama dengan 3,30 USD.

2. Mata Uang Negara Bahrain (Bahrain Dinar).

Mata uang negara berikutnya yang ternyata tak tergoyahkan oleh menguatnya mata uang dolar AS adalah (BHD). Saat ini kurs Bahrain Dinar terhadap dolar AS setara dengan 2,65 USD per 1 BHD. Sama dengan Kuwait, minyak menjadi sumber pendapatan terbesar negara ini. Hal menariknya, ternyata nilai tukar Bahrain Dinar terhadap dolar AS sudah dipatok dan nilainya tetap selama 14 tahun! Bahrain memiliki populasi penduduk lebih dari 1 juta.

Dengan nilai mata uang yang terus stabil, sudah pasti bahwa ekonomi negara ini juga stabil. Ibu-ibu tak perlu khawatir harga bahan pokok akan melambung tinggi karena kemerosotan nilai mata uang. Dan peluang terjadinya inflasi karena melemahnya nilai tukar dolar AS melemah, akan sangat kecil terjadi.

3. Mata Uang Negara Oman (OMR).

Saat ini nilai tukar 1 Oman Dinar (OMR) = 2,60 USD. Sama seperti Bahrain Dinar, nilai tukar Oman Dinar juga dipatok terhadap nilai tukar dolar AS. Dengan tingginya nilai jual mata uang negara ini, tidak heran jika pemerintah negara setempat mengeluarkan uang kertas dengan nilai dan juga rial. Dengan nilai tukar mata uang yang stabil, ekonomi negara Oman pun cenderung stabil dan kualitas hidup warganya pun semakin tinggi.

4. Mata Uang Jordania (JOD).

Saat ini kurs 1 Jordan Dinar (JOD) sama dengan nilai 1,41 dolar AS (USD). Meskipun negara ini tidak dikembangkan secara ekonomi dan juga tidak punya sumber daya alam minyak seperti negara Kuwait dan juga Bahrain, namun nilai tukar mata uang negara ini cukup stabil. Walaupun begitu, nilai tukar mata uang negara ini ternyata tidak pernah kurang dari 1,41 dolar AS.

5. Mata Uang Benua Eropa (Euro).

Mata uang terakhir yang juga tak terlalu goyah menahan gempuran menguatnya dolar AS adalah Euro. Saat ini nilai tukar Euro terhadap dolar AS adalah 1 Euro = 1,16 USD. Hal yang membuat mata uang ini cukup kuat menahan gempuran menguatnya dolar AS karena Euro merupakan mata uang resmi negara-negara di Eropa.

Bukan hanya itu, Euro juga menjadi mata uang kedua setelah dolar AS yang menjadi cadangan di dunia. Dolar AS mencapai 62,2 persen dan Euro 22,2 persen. Jadi tak heran walaupun nilai dolar AS terus menguat, itu tak cukup berpengaruh terhadap mata uang Euro.

Itulah beberapa mata uang yang ternyata cukup kuat untuk melawan menguatnya mata uang dolar AS. Mudah-mudahan suatu saat nanti Indonesia juga bisa membuat rupiah tetap stabil sehingga ekonomi negara kita juga makin stabil dan kualitas hidup warganya makin tinggi.