Nilai tukar Dollar Amerika Serikat (AS) kembali meningkat, akibatnya nilai rupiah semakin tertekan. nilai tukar mata uang lain di Asia juga mengalami tekanan. Tepatnya Selasa 4 September 2018, Rupiah tembus sekitar Rp 14.900 per Dollar AS. Melemahnya rupiah juga mempengaruhi pasar saham di Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok sampai 1,73% ke posisi 5.783,035.
Dampak lainnya yang akan kita rasakan adalah kenaikan harga kebutuhan pokok dan jasa seperti yang akan saya jelaskan di bawah ini.
1. Barang-barang elektronik
Untuk kenaikan barang-barang elektronik tidak semuanya yang naik, ada beberapa jugayang tetap bertahan. Mungkin hanya barang-barang elektronik yang impor saja yang mengalami kenaikan seperti laptop, televisi, telepon pintar, dan perangkat elektronik impor lainnya.
2. Produk fashion
Bagi kamu yang senang berbelanja juga tentunya wajib waspada, karena diperkirakan akan ikut mengalami kenaikan. Sama halnya seperti barang-barang elektronik, produk fashion juga tidak semuanya akan naik. Mungkin hanya produk fashion impor saja yang akan mengalami kenaikan.
3. Paket perjalanan
Perusahaan agen perjalanan (travel) khususnya untuk perjalanan ke luar negeri juga mengalami kenaikan biaya. Karena rata-rata ageng travel mematok harga dengan harga Dollar langsung. Biaya yang mengalami kenaikan seperti tiket pesawat, hotel, dan lainnya.
4. Kebutuhan pokok lainnya
Mungkin akibat kenaikan Dollar AS ini menyebabkan harga kebutuhan pokok sehari-hari bisa mengalami kenaikan. Tetapi ini masih prediksi, karena dengan kenaikan kebutuhan bahan pokok bisa membantu keseimbangan antara Dollar dan Rupiah. Tetapi semua itu menjadi kebijakan pemerintah kita. Harapannya agar rupiah segera menyeimbangi Dollar tanpa harus menaikkan harga-harga kebutuhan pokok seperti sembako.
Itulah pengaruh dari kenaikan Dollar AS yang akan berpengaruh pada ekonomi RI. Mudah-mudahan hal ini segera teratasi dan Rupiah kembali stabil terhadap Dollar.
