Banyak sekali peristiwa alam yang terjadi di dunia ini, seperti gempa bumi, gunung meletus, angin topan dan lain-lainnya. Dalam Islam peristiwa-peristiwa tersebut adalah tanda dari kebesaran Allah SWT.

Salah satu peristiwa alam yang sering kita jumpai adalah gerhana bulan atau matahari. Dalam hadist, orang terdahulu menganggap terjadinya gerhana bulan atau matahari disebabkan oleh mati atau hidupnya seseorang.

Karena kekeliruan tersebut, Allah pun menjelaskan bahwa keduanya terjadi karena kekuasaan-Nya. Maka dari itu Allah memerintahkan hamba-Nya untuk melakukan sholat dua rakaat pada saat terjadinya gerhana.

Alangkah baiknya sebagai seorang muslim untuk mengetahui tata cara sholat gerhana sesuai sunah dan menginterprestasikannya dalam kehidupan. Berikut tata cara sholat gerhana sesuai sunah yang penulis rangkum dari beberapa sumber, Senin (21/10).

Pengertian sholat gerhana.

Tata cara sholat gerhana bulan dan matahari sesuai sunah

Foto: Instagram/@rabithat_pekalongan

Sholat dua gerhana atau shalat kusufain adalah sholat yang dikerjakaan pada waktu terjadinya gerhana bulan maupun matahari.

Dalam kitab Nihayah al-Zayyin atau Nihayatul Zain karya Syekh Nawawi Al Bantani dijelaskan bahwa terdapat beberapa jenis sholat sunah. Pada jenis kedua adalah sholat sunah karena suatu sebab terdahulu, yaitu sholat sunah yang disunahkan untuk dilakukan secara berjamaah, yaitu sholat dua gerhana. Untuk sholat gerhana matahari disebut dengan sholat kusuf, sedangkan pada gerhana bulan disebut khusuf.

Hukum sholat gerhana.

Tata cara sholat gerhana bulan dan matahari sesuai sunah

Foto: Instagram/@onedayonejuz

Dilansir dariislam.nu.or.id,disebutkan bahwa hukum dari sholat gerhana adalah sunah muakkad atau sholat yang sangat dianjurkan.

Hal ini disimpulkan dari hadis dari Abu Musa' RA yang artinya: "Ketika terjadi gerhana matahari, Nabi Muhammad SAW. lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadinya hari kiamat, sehingga beliau mendatangi masjid kemudian shalat dengan berdiri, ruku', dan sujud yang begitu lama. Aku belum pernah melihat Beliau melakukan shalat sedemikian itu. Lantas Rasulullah SAW bersabda: " Sesungguhnya ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan-Nya, gerhana tersebut tidaklah terjadi karena kematian atau hidupnya seseorang. Tetapi Allah menjadikan yang demikian untuk menakut-nakuti hamba-hamba-Nya. Apabila kalia melihat sebagian dari gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdo'a dan memohon ampunan kepada Allah ta'ala." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadist tersebut disebut bahwa Rasulullah SAW. bersegera melakukan sholat dua rakaat dan menganjurkan umatnya untuk melakukan sholat gerhana.

Dalil sholat gerhana.

Tata cara sholat gerhana bulan dan matahari sesuai sunah

Foto: Instagram/@islam_update

Selain hadist yang telah disebutkan sebelumnya, berikut ini beberapa dalil yang menjelaskan tentang sholat gerhana.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Mas'ud Al Anshary: "Sesungguhnya matahari dan bulan itu merupakan dua tanda diantara tanda-tanda kekuasaan Allah. Allah menjadikan keduanya untuk menakut-nakuti hamba-hamba-Nya. Dan sungguh tidaklah keduanya terjadi gerhana karena kematian atau kelahiran seorang manusia pun. Apabila kalian melihat sebagian dari gerhana tersebut, maka sholatlah dan berdo'alah kepada Allah hingga gerhana tersebut hilang dari kalian." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari hadist yang diriwayatkan oleh 'Aisyah bahwa pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW., maka ia lalu menyuruh orang menyerukan "ash-salatu jami'ah". Kemudian dia maju, lalu mengerjakan sholat empat kali rukuk dalam dua rakaat dan empat kali sujud.(HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Waktu pelaksanaan sholat gerhana.

Tata cara sholat gerhana bulan dan matahari sesuai sunah

Foto: Instagram/@zia.azzahrah

Dari hadist yang diriwayatkan oleh Al-Mughirah Ibn Syu'bah RA. ia berkata: "Terjadi gerhana matahari pada hari meninggalnya Ibrahim. Lalu ada orang yang mengatakan terjadinya gerhana itu karena meninggalnya Ibrahim. Maka Rasulullah SAW. bersabda: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana karena mati atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah dan kerjakan shalat sampai matahari itu terang (selesai gerhana)." (HR. Bukhari).

Di dalam hadis ini terdapat kata idzaa yang merupakan keterangan waktu, sehingga pernyataan dalam hadist ini berarti untuk bersegera melakukan sholat gerhana pada saat kita melihat gerhana. Yang dimaksud dengan gerhana di sini adalah gerhana total, gerhana sebagian, dan gerhana cincin berdasarkan kata gerhana pada umumnya.

Imam an Nawawi dalam kitabnya Raudlat at-Thalibin dijelaskan bahwa waktu sholat gerhana berakhir dengan lepasnya seluruh piringan matahari dari gerhana. Jika baru sebagian yang lepas dari gerhana, maka dapat mengerjakan sholat gerhana bagi orang yang belum melakukan sholat gerhana.

Imam ar-Rafi'i juga menegaskan bahwa sabda Rasulullah SAW apabila seseorang melihat gerhana, maka shalatlah hingga matahari terang (selesai gerhana) memberikan arti bahwa sholat tidak dilakukan sesudah selesainya gerhana. Yang dimaksud dengan selesainya gerhana adalah berakhirnya gerhana secara total atau keseluruhan. Jika matahari terang baru sebagian piringan matahari yang keluar dari gerhana, maka hal itu tidak memiliki pengaruh dalam syarak dan seseorang yang belum melakukan sholat gerhana dapat melakukan sholat gerhana.

Syarat sholat gerhana.

Tata cara sholat gerhana bulan dan matahari sesuai sunah

Foto: Instagram/@dakwah.taqwa

Sholat gerhana hanya dianjurkan bagi mereka yang berada di daerah yang mengalami gerhana. Hal ini berdasarkan hadist yang disebutkan pada waktu pelaksanaan sholat yang mengandung kata 'kamu melihat'. Yaitu kenyataan bahwa Rasulullah SAW. melaksanakan sholat gerhana saat mengalami gerhana secara langsung dan dianjurkan bagi mereka yang mengalami gerhana secara langsung.

Hal ini ditegaskan oleh Ibn Taimiyyah dalam Majmu' al-Fatawa bahwa sholat gerhana matahari dan gerhana bulan tidak dilaksanakan kecuali jika kita menyaksikan gerhana itu sendiri.

Niatsholat gerhana.

Tata cara sholat gerhana bulan dan matahari sesuai sunah

Foto: Instagram/@titian_ilmu_islamicschool

Sebagaimana sholat-sholat lainnya, niat cukup diucapkan dalam hati agar ibadah kita lebih fokus dan semata karena Allah SWT. Berikut bacaan niat sholat gerhana:

Niatsholat gerhana matahari.

"Ushalli sunnatal kusuuf rak'ataini imaaman/makmuuman lillahi ta'aalaa."

Artinya: "Saya sholat sunah gerhana matahari dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT."

Niatsholat gerhana bulan.

"Ushalli sunnatal khusuuf rak'ataini imaaman/makmuuman lillahi ta'aalaa."

Artinya: "Saya sholat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT."

Doasholat gerhana.

Tata cara sholat gerhana bulan dan matahari sesuai sunah

Foto: Instagram/@oleholehhaji.sugema

Tidak ada doa khusus pada sholat gerhana seperti pada sholat sunah tahajjud, dhuha atau sholat sunah lainnnya. Hanya saja disebutkan dalam hadist bahwa setelah sholat gerhana Rasulullah berdzikir, membaca istighfar, dan berdoa untuk umatnya.

Berdasarkan hadis ini, para ulama sepakat menganjurkan imam untuk berkhutbah setelah sholat gerhana dengan membaca istighfar bersama, bertaubat, memuji kebesaran Allah SWT, dan menyampaikan pesan kebaikan.

Tatacara sholat gerhana.

Tata cara sholat gerhana bulan dan matahari sesuai sunah

Foto: Instagram/@jne_id

Sholat gerhana dikerjakan dengan dua rakaat dengan 4 kali ruku', yaitu pada rakaat pertama, setelah melakukan gerakan ruku' dan Iktidal kemudian membaca surat Al-Fatihah lagi, lalu ruku' dan Iktidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Hal ini juga dilakukan pada rakaat kedua.

Pada sholat gerhana bulan, bacaan Al-Fatihah dibaca secara nyaring. Sedangkan pada sholat gerhana matahari tidak dinyaringkan. Kemudian dalam membaca surat yang sunah pada tiap rakaat, dianjurkan membaca surat dalam Al-Qur'an yang panjang.

Tata cara sholat gerhana secara singkat:

1. Membaca niat ketika takbiratul ihram

2. Takbiratul ihram diikuti dengan membaca doa Iftitah

3. Membaca Ta'awudz dan surat al-Fatihah

4. Membaca surat yang panjang

5. Ruku' dengan memanjangkan ruku'

6. Bangkit dari ruku'(Iktidal) sambil mengucapkan 'Sami'allahu liman hamidah rabbanaa wa lakal hamdu'

7. Setelah Iktidal tidak langsung sujud, namun membaca surat al-Fatihah dan surat yang panjang tetapi lebih singkat dari yang pertama

8. Melakukan dua kali sujud dengan memanjangkannya, dan duduk di antara dua sujud di antara kedua sujud sambil memanjangkannya pula

9. Bangkit melakukan rakaat kedua dengan gerakan yang sama pada rakaat sebelumnya, namun lebih singkat

10. Duduk tahiyat akhir kemudian salam diikuti dengan menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri

Oleh: Hameda Rachma