Body shaming merupakan istilah baru, sejenis perbuatan yang ditujukan pada orang lain dengan cara mencela penampilan fisiknya. Seperti mengatakan gendut, bentuk tubuh yang jelek, dan warna kulit yang hitam. Body shaming hampir mirip dengan mem-bully, dan ini sering terjadi tanpa kita sadari.

Menurut kamus psikologi (Chaplin, 2005) citra tubuh atau biasa disebut body image adalah ide seseorang mengenai penampilannya di hadapan orang lain, bagi orang lain. Body shaming ini tentu sangat berpengaruh terhadap kepercayaan diri seseorang. Bahkan mirisnya perbuatan body shaming sering dianggap hanya candaan belaka, padahal efeknya sangat tidak baik.

Terkadang orang lain tidak sengaja dan tanpa disadari mengatakan orang lain gemuk. Terlebih wanita, sangat sensitif apabila ada orang lain yang mengatakan badannya gemukan, namun hal inilah yang sering terjadi. Orang-orang di sekitarmu juga menjadi penyebab terpengaruhnya citra tubuh, seperti teman-temanmu terbiasa mem-bully karena badanmu yang gemuk maka kamu akan merasa tidak percaya diri dengan tubuhmu sendiri.

Orang yang sering mengalami body shaming akan berkeinginan kuat untuk mengubah bentuk tubuhnya karena sering mengalami bullying. Tentunya dihina itu tidak enak kan. Orang yang merasa tubuhnya gemuk akan lebih sensitif, apabila ada orang lain yang mengomentari tubuhnya. Meskipun komentar itu hanya sekadar eh kamu kok gemukan atau mengatakan kurusin ngapa badanmu, nanti gak dapat pacar. Padahal niat orang tersebut baik, tapi bagi orang yang berbadan gemuk maka ia merasa itu merupakan sebuah body shaming atau bullying.

Bahkan banyak orang yang rela mengahabiskan uang hanya untuk mengubah bentuk tubuh, bentuk muka, serta perawatan. Tetapi bagaimana jika orang yang tidak mampu dalam hal keuangan, maka mereka akan memilih obat ataupun kosmetik yang murahan atau hasil oplosan. Riset dari Chemical Youth tahun 2016 menunjukkan bahwa anak muda perempuan di berbagai daerah Indonesia cenderung memaksakan diri membeli kosmetik yang murahan dan bajakan walaupun kosmetik itu jelas-jelas bahaya.

Padahal hasil yang didapatkan akan merusak kulit dan tubuh mereka, seperti iritasi, alergi, bahkan rentan penyakit. Maka berhati-hatilah dalam berkomentar terhadap bentuk tubuh seseorang yang akan melukai perasaan orang tersebut.

Body shaming bisa berakibatkan pada sesuatu yang tidak sehat dan berbahaya, dan korbannya juga tidak hanya wanita. Banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan karena diet secara berlebihan hanya karena mereka malu dengan tubuh mereka sendiri.

Bahkan orang yang sudah berhasil dalam dietnya pun masih mengalami bullying,contohnya seperti setelah berhasil menurunkan berat badan malah di-bully dengan mengatakan kamu kok kurusan sekarang, pakai narkoba ya? Tentu itu lebih menyakitkan, bukan? Terkadang orang berbicara tidak berpikir terlebih dahulu.

Perbuatanbody shamingdapat dipidanakan.

Kunci agar penampilan kita bisa terlihat perfect oleh orang lain yaitu percaya diri. Apabila kita percaya diri, maka orang lain akan suka melihat penampilan kita. Polisi menegaskan perbuatan mencela bentuk fisik seseorang atau body shaming dapat dipidanakan. Ancaman pidana kurungan pun mulai dari hitungan bulan hingga tahunan.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, bentuk perbuatan pidana dibagi menjadi dua kategori. Pertama dengan cara tidak langsung melalui transmisi narasi di media sosial, kedua secara langsung melalui perkataan atau hinaan di media sosial ke korban.

Hinaan berupa ejekan terhadap bentuk tubuh, wajah, warna kulit, postur seseorang menggunakan media sosial. Itu bisa dikategorikan masuk UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) pasal 455 ayat 1 dan pasal 27 ayat 3, dapat diancam hukuman pidana 6 tahun.

Apabila melakukan body shaming secara verbal, dikenakan pasal 310 KUHP dengan ancaman hukuman 9 bulan. Kemudian melakukan body shaming yang dilakukan secara langsung kepada korban secara tertulis dalam bentuk narasi, melalui transmisi di media sosial, dikenakan pasal 311 KUHP, hukuman 4 tahun.

Penampilan atau bentuk tubuh manusia tidak hanya diartikan secara fisik, tetapi juga memiliki makna sosial. Body shaming juga sebagai bukti bahwa bentuk tubuh seseorang, terutama kaum wanita juga memiliki peran penting dalam sosial agar diterima oleh masyarakat.

Dilansir dari Tirto.id, mengenai tubuh perempuan sebanyak 91% responden yang disurvei merasa tidak bahagia dengan tubuh mereka, oleh karena itu mereka memutuskan untuk melakukan diet meskipun umunya tubuh mereka tidak kelebihan bobot. Mereka mencemaskan penampilannya agar terlihat sempurna.

Bahkan sebuah foto yang diunggah di media sosial memudahkan pelaku untuk melakukan tindakan body shaming dengan cara berkomentar yang akan membuat si korban menghapus foto tersebut.

Padahal tidak ada yang bisa mengerti bagaiamana perasaan mereka yang mengalami body shaming, dan seperti apa perjuangan mereka. Ironisnya di masyarakat, body shaming dianggap sebagai guyonan semata. Padahal mengubah bentuk tubuh, apalagi dengan cara operasi bahkan hal-hal yang negatif merupakan perbuatan yang tidak mensyukuri nikmat serta pemberian Tuhan.

Padahal sesuatu yang ada pada diri kita tidak akan pernah benar di mata orang lain ataupun masyarakat. Selalu saja ada salah di mata orang lain. Maka dari itu berhentilah melakukan perbuatan body shaming dengan niat bercanda ataupun memang berniat menghina orang lain. Syukuri dan nikmati saja apa yang ada pada diri kita.