Semua individu dalam menjalankan hidupnya pasti pernah mengalami kelelahan emosional dalam berbagai hal. Seperti sedih karena kepergian orang terkasih, kegagalan, mengalami peristiwa yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan trauma, melakukan kesalahan, kecewa, marah dengan diri sendiri, dan lainnya. Hal tersebut dinamakan dengan luka batin. Lalu, apa yang kamu lakukan? Apakah luka batin bisa kamu sembuhkan sendiri?

Tahukah kamu, dirimu sendiri adalah penyembuh terbaik bagi dirinya sendiri. Kamu biasa menyebutnya dengan self healing. Self healing yaitu proses penyembuhan yang hanya melibatkan diri sendiri untuk memulihkan diri dari luka batin pengalaman tidak enak yang pernah dialami. Self healing dapat membuat individu memahami dirinya sendiri, menerima kekurangan dan kelebihan yang ia miliki, dan membentuk pikiran positif.

Ketika individu berhasil melakukan self healingmaka ia akan menjadi pribadi yang lebih tangguh dalam menghadapi peristiwa-peristiwa yang tidak mengenakkan dalam hidup, seperti kehilangan orang terkasih, kesulitan, kegagalan, dan lainnya. Menurut Afifah (2019) self healing dapat mengurangi masalah psikologis seperti rasa stres, takut, dan masalah mental emosional lainnya. Jika luka batin terus berlarut dan tidak ditangani dengan baik maka akan mengantarkan individu pada perasaan depresi. Oleh karena itu, penting mengetahui cara melakukan self healing untuk membantu menyembuhkan diri dari luka batin.

Ada beberapa cara self healingyang bisa kamu lakukan untuk membantu menyembuhkan diri dari luka batin.

1. Me time.

Me timedapat membuat individu lebih fokus untuk memikirkan dirinya sendiri. Hal tersebut dapat membuat individu lebih bermakna karena pusat kebahagiaannya adalah dirinya sendiri, orang lain hanya sebagai pelengkap dari kebahagian hidupnya.

2. Berdialog dengan diri sendiri.

Berdialog diri dengan diri sendiri dapat membuat individu jujur dan mampu berbicara dengan lubuk hati terdalam. Hal tersebut dapat membuat individu lebih memahami dirinya dan bersyukur atas apa yang telah dimilikinya.

3. Berdamai dengan keadaan.

Berdamai dengan peristiwa-peristiwa buruk yang telah menimpa hidupmu. Jika kamu tidak berdamai dengan keadaan atau peristiwa buruk, apakah ada hal baik yang akan kamu dapatkan? Dengan berdamai kamu bisa mengambil sisi positif dari peristiwa buruk yang dapat membuat peribadi kita jauh lebih baik.

4. Mindfulness.

Mindfulnessadalah berpikir dengan penuh kesadaran. Dengan mindfulness individu dapat mengelola pikiran, perasaan, dan lingkungan untuk menghadapi situasi tertentu.

5. Meningkatkan self-compassion.

Self-Compassionadalah kemampuan untuk memahami keadaan dan respon emosi diri sendiri. Self-compassionmampu membuat individu lebih memahami dirinya dan dapat mengambil sisi positif dari pengalaman yang tidak mengenakkan. Seperti merespon peristiwa buruk dengan perasaan lapang dada.

6. Jadikan penyesalan sebagai kekuatan.

Perasaan penyesalan yang terus berlarut akan menimbulkan perasaan yang tidak nyaman seperti gelisah, cemas, dan terus memikirkan hal negatif yang membuat hati lelah. Jadikanlah penyesalan sebagai pelajaran, hal tersebut dapat memotivasi individu untuk melakukan yang terbaik untuk hidupnya.

7. Tempatkan masa lalu pada tempatnya.

Masih ada individu yang menempatkan masa lalunya hingga membuat masa kininya tidak tenang karena terlalu terbayang. Jadikanlah masa lalu sebagai guru yang mendewasakan. Masa lalu bukan untuk disesali tapi untuk diambil makna pembelajarannya.

8. Menulis ekspresif.

Menulis ekspresifyaitu menulis untuk mengutarakan segala perasaan yang dialami. Hal tersebut merupakan suatu upaya untuk mengungkapkan segala emosi yang dirasakan saat stress datang. Dengan menuliskan segala kekesalan itu dapat membantumu untuk melihat masalah dari sudut pandang yang lain.