Kamu kok sekarang gendutan ya? pertanyaan yang langsung bikin perempuan bete. Terlebih jika perempuan tersebut memang mengalami obesitas. Tak sedikit perempuan yang mengalami obesitas mendapat tekanan dari masyarakat berupa ejekan dan sindiran. Hal tersebut dapat membuatnya merasa rendah diri. Meski begitu, seseorang harus mengatasi perasaan rendah dirinya agar dapat terus bertahan.

Penderita obesitas di kalangan anak-anak dan remaja terus meningkat. Menurut Sartika (dalam Munawarah, 2017), sejak 1970, kejadian obesitas meningkat 2 kali lipat pada anak usia 2-5 tahun dan usia 12-19 tahun, bahkan meningkat 3 kali lipat pada anak usia 6-11 tahun. Di Indonesia, prevalensi obesitas pada anak usia 6-11 tahun meningkat dari 5% pada tahun 1990 menjadi 16% pada tahun 2001. Berdasarkan data Riset Kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2010 pravelensi obesitas pada laki-laki meningkat sebesar 16,3% dan pada wanita meningkat sebesar 26,9% (Munawarah, 2017).

Menanggapi obesitas, sebagian besar masyarakat masih memiliki pandangan negatif mengenai hal ini, khususnya perempuan. Pandangan negatif ini berhubungan dengan persepsi tentang kecantikan (Munawarah, 2017). Tak dapat dipungkiri bahwa standar perempuan cantik tak bisa dilepaskan dari konstruksi media dan masyarakat akan makna kecantikan.

Menurut akademisi Muzayin Nazarudin, cantik menurut media adalah kurus, langsing, putih, berambut lurus hitam panjang, modis, dan selalu menjaga penampilan (Utomo, 2017). Maka berdasarkan standar kecantikan tersebut, seorang perempuan yang mengalami obesitas akan merasa ketidaksesuaian antara bentuk tubuhnya dengan apa yang menjadi standar kecantikan di masyarakat. Maka hal ini dapat menyebabkan perasaan rendah diri atau inferiority feeling pada perempuan yang mengalami obesitas.

Merasa rendah diri bukan berarti kamu lemah lho!

Selebgram ini buktikan gemuk tak menghambat rasa percaya dirinya

Umumnya setiap individu pasti pernah merasakan perasaan rendah diri atau inferiority feeling. Maka hal tersebut bukanlah sebuah tanda kelemahan ataupun kelainan. Adler percaya bahwa perasaan rendah diri selalu hadir sebagai kekuatan untuk memotivasi kita dalam berperilaku. Adler juga mengemukakan bahwa perasaan rendah diri adalah sumber dari semua perjuangan manusia yang dihasilkan dari kompensasi seorang individu. Kompensasi yang dimaksud adalah upaya untuk mengatasi perasaan rendah diri. Sebab di sepanjang kehidupan, kita didorong oleh kebutuhan untuk mengatasi rasa rendah diri dan berusaha untuk mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi (Schultz, 2009).

Diejek sejak SD tak membuat Aditira Hanim patah semangat.

Selebgram ini buktikan gemuk tak menghambat rasa percaya dirinya

Inferiority feeling juga kerap dirasakan oleh Aditira Hanim, seorang selebgram bertubuh big size. Sejak duduk di bangku SD, Tira telah sering diejek dan dibully oleh teman-temannya karena ia mengalami kegemukan atau obesitas. Ia pun acap kali mendapat kata-kata kasar dan menyakitkan mengenai bentuk tubuhnya. Memaknai perlakuan tersebut, perasaaan rendah diri pun kerap dirasakan oleh Tira. Meski begitu, ia berusaha untuk mengompensasi atau mengatasi rasa rendah dirinya tersebut. Tira berkata kalau dirinya dibully karena bentuk tubuhnya, maka dia harus mencari cara agar orang lain melupakan tentang label itu. Maka sejak SD, Tira selalu menunjukkan prestasi yang memuaskan di sekolah dan dikenal sebagai anak yang pintar. Melalui prestasinya tersebut yang menjadikan acuannya untuk bertahan (Azasya, 2018).

Aditira Hanim buktikan gemuk juga bisa cantik!

Selebgram ini buktikan gemuk tak menghambat rasa percaya dirinya

Sepanjang kehidupan Tira tidak terlepas dari ejekan temannya mengenai bentuk tubuhnya. Kisah Tira menjadi selebgram bahkan berawal dari bully-an teman kuliahnya yang mengatakan bahwa Tira hanya berani memposting foto bagian wajah saja. Melalui inferiority feelings yang dirasakan Tira akbat ejekan teman-temannya tersebut, akhirnya hal tersebut dapat memotivasi Tira untuk berperilaku positif.

Tira membuktikan bahwa dia bangga dengan tubuhnya sendiri dengan memposting foto bagian tubuhnya dari atas sampai bawah. Tak hanya sekadar memposting foto, Tira juga ingin membuat apa yang dia lakukan berdampak positif dengan memperhatikan busana yang dia kenakan. Fashion Korea atau OOTD lokal pun tak jarang dijadikannya sebagai acuan dalam berbusana (Azasya, 2018).

Saat ini Aditira Hanim telah menjadi Selebgram yang terkenal sebagai influencer yang menginspirasi lewat body positive-nya. Lewat style-nya, Tira menunjukkan kalau perempuan gemuk juga bisa tampil stylish dan fashionable. Kini akun instagramnya bukan hanya dijadikan acuan bagi perempuan plus size dalam memadu madankan pakaian, melainkan telah banyak yang mulai sadar bahwa perempuan dengan berat badan berlebih juga dapat mengikuti tren dan bisa juga melakukan apa saja yang dia mau dengan tubuhnya, asal memiliki rasa percaya diri yang benar (Azasya, 2018).

Akibat jika tidak bisa atasi rasa rendah diri.

Selebgram ini buktikan gemuk tak menghambat rasa percaya dirinya

Kisah Tira merupakan salah satu kisah seseorang perempuan obesitas yang mampu mengatasi perasaan rendah dirinya. Namun, tidak semua perempuan obesitas mampu untuk mengompensasi perasaan tersebut.

Menurut Adler (dalam Munawarah, 2017) individu yang tidak mampu melakukan kompensasi lebih memilih untuk menyetujui apa yang dikatakan orang lain tentang dirinya, bahwa mereka jelek, gemuk, bodoh, pendek, dan lain-lain. Kondisi tersebut dinamakan inferiority complex, di mana seseorang tidak dapat mengimbangi perasaan rendah diri yang normal. Karena itu, orang dengan inferiority complex memiliki pendapat yang buruk tentang diri mereka sendiri dan merasa tidak berdaya dan tidak mampu mengatasi tuntutan hidup (Schultz, 2009). Akibat dari inferiority complex adalah perilaku menarik diri, pemalu, tidak aman, tidak tegas atau ragu-ragu, penakut, merasa lemah, dan cenderung emosional seperti sangat sensitif dan mudah marah apabila berkaitan dengan sumber kecemasannya (Munawarah, 2017).

Oleh karena itu, kita harus berusaha mengatasi perasaan rendah diri yang kita alami. Meskipun perasaan rendah diri merupakan hal yang umum terjadi bagi setiap orang. Jika kita gagal untuk mengatasi perasaan rendah diri yang kita alami dapat berujung pada kondisi inferiority complex. Maka tugas kita adalah menemukan apa yang menjadi kelebihan diri sendiri, dengan begitu kita tidak lagi fokus pada kekurangan yang membuat kita merasa terpuruk.