Siapa yang tak kenal dengan sedotan, benda kecil yang umumnya terbuat dari plastik ini sangat lekat dalam kehidupan sehari-hari. Pernahkan terlintas dalam benakmu bahwa benda kecil yang kerap kali dianggap remeh ini dapat berkontribusi dalam pencemaran laut?

Faktanya, sedotan termasuk dalam 10 jenis benda yang ditemukan di tepi pantai yang berpotensi menyakiti burung laut, kura-kura dan biotik laut lainnya. Sekitar 71% burung laut dan 30% kura-kura ditemukan telah mengonsumsi plastik yang tentunya tak dapat terurai dalam perutnya.

Sedangkan pemakaian sedotan juga masih relatif tinggi seperti yang terlihat padaangka konsumtif di Amerika yang mencapai 500 juta sedotan dalam sehari. Atas faktor-faktor tersebut, Adrian Grenier, seorang pendiri yayasan Lonely Whale menggagas kampanye pengurangan pemakaian sedotan yang bertajuk Strawless Ocean. Kampanye tersebut mengajak masyarakat untuk mengurangi bahkan tidak memakai sedotan plastik.

By the year 2050 it is estimated that we will have more plastic in the ocean than fish. Thats just 33 years from now our lifetime! ungkap Grenier dalam kesempatan wawancara Forbes dengan Dan Schawbel.

Kampanye tersebut bertagar #StopSucking yang menantang pengguna sosial media untuk tak memakai sedotan plastik dan dapat juga dilakukan dengan hanya sekedar menolak pemberian sedotan plastik setiap kali membeli minuman.

Akan tetapi, kampanye Strawless Ocean tak serta-merta melalaikan orang-orang yang memiliki kebutuhan untuk tetap memakai sedotan, lho! Seperti yang tertera dalam situs resminya bahwa terdapat alternatif dari pemakaian sedotan plastik yaitu seperti sedotan kertas.

Terkadang memang kita terlalu berfokus pada hal-hal besar yang dapat mencemari lingkungan tanpa menyadari adanya hal kecil yang luput dari pandangan.Oleh sebabitu, yuk mulai sadar akan mencegah pencemaran lingkungan mulai dari hal kecil seperti tak menggunakan sedotan plastik. Let's be a good buddyto the Earth!