Secara logika, teori yang menyatakan bahwa posisi duduk satu tim sebaiknya diposisikan berdekatan agar memudahkan koordinasiitu sebenarnya benar. Namun tidak selamanya cara berpikir ini tepat, lho. Menyampur karyawan berkinerja dan perilaku postitif dengan karyawan dengan kinerja negatif ternyata juga bisa menghasilkan sesuatu yang baik.

Michael Housman, seorang peneliti SDM dari HiQ Labs menyatakan bahwa; Jika kamu mengatur tempat duduk karyawan berprestasi dengan karyawan biasa-biasa saja, maka kecenderungannya adalah karyawan dengan kinerja standar akan mengalami peningkatan kualitas kerja. Sementara itu, karyawan berprestasi tidak akan mengalami penurunan kinerja.

Posisi duduk seseorang secara otomatis juga berpengarih terhadap tingkat sosialisasi dengan rekan kerja lainnya. Seperti yang ditemukan oleh Ben Waber, Chief Executive Sociometric Solutions. Perusahaan ini menggunakan sensor untuk menganalisa pola komunikasi di tempat kerja, seperti di bidang retail, farmasi, dan keuangan.

Berdasarkan data yang dikumpulkan Waber, sebanyak 40-60 persen interaksi dilakukan seseorang dengan rekan kerja di sebelah meja. Mereka mengobrol dan membicarakan pesan email. Hanya 5-10 persen interaksi harian dilakukan dengan teman yang berjarak dua baris dari tempat duduknya. Dengan begitu, Anda mungkin tidak akan berteman akrab dengan rekan kerja yang berbeda lantai.

Berdasarkan inilah saat mengatur tempat duduk untuk karyawannya, pimpinan perusahaan harus berhati-hati.

Tempat duduk berdasarkan divisi

Posisi duduk tentukan prestasi rupanya juga berlaku di tempat kerja

Christian Catalini, asisten profesor di Massachusetts Institute of Technologys Sloan School of Management, mengatakan bahwa mengelompokkan pegawai yang berada di dalam satu departemen bisa meningkatkan fokus kerja dan efisiensi. Hal lain yang juga bisa dipraktekan yaitu mencampur beberapa orang dari divisi berbeda untuk menghasilkan inovasi.

Tempat duduk berdasarkan emosi

Posisi duduk tentukan prestasi rupanya juga berlaku di tempat kerja

Sigal Barsade, profesor manajemen di University of Pennsylvanias Wharton School mengatakan kalau emosi seseorang itu seperti virus yang bisa menular pada rekan kerjanya. Jika pimpinan ingin membuat pekerja yang stress menjadi lebih rileks, strategi terbaik adalah mendudukannya di antara orang-orang yang ceria dan energik.

Tempat duduk berdasarkan hirarki

Posisi duduk tentukan prestasi rupanya juga berlaku di tempat kerja

HubSpot Inc., perusahaan pemasaran yang berbasis di Cambridge mengubah posisi duduk pegawai setiap tiga bulan sekali. Salah satu pengaturan yang dilakukan adalah mengelompokkan para eksekutif di satu bagian kantor sehingga bisa berdiskusi tanpa harus mengatur pertemuan formal sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien. Namun sayangnya, pengaturan ini membuat karyawan merasa para atasan sulit dijangkau.

Bagaimana dengan pengaturan duduk di kantor Anda? Dan apa pengaruh yang Anda rasakan?