Misterius, begitu barangkali kesan saat mata pertama kali menyimak langsung pintu Gua Tenggar. Sebuah destinasi gua yang kini termasuk dalam wisata unggulan Kota Marmer, Tulungagung. Tepat berada di Desa Tenggarejo, Kecamatan Tanggunggung, Tulungagung. Gua dengan kedalaman sepanjang 2 km tersebut sejatinya memang punya 1001 cerita menarik untuk diulas.

Sempat menggaduhkan dunia arkeologi lantaran temuan berbagai fosil prasejarahnya, kini destinasi wisata tersebut rencananya akan turut didapuk ke dalam bagian cagar konservasi alam dalam proyek geopark nasional Tulungagung. Bukan hal aneh memang, meski terhitung masih baru dibuka untuk destinasi wisata, atau tepat baru pada tahun 2017 lalu, namun berbagai penemuan fosil satwa prasejarah telah banyak diangkat pada lantai di sepanjang lorong goa tersebut.

Mulai dari potongan tulang kepala kerbau, gigi rusa, potongan tulang gajah, semua telah dipublikasikan meski belum menyertakan angka tahun yang pasti. Ya, untuk beberapa fosil belum menyertakan angka tahun. Tentu saja itu karena alat pendeteksi yang dibawa para peneliti universitas bergensi dalam negeri belum sanggup memberikan hasil spesifik. Peneliti menilai jika beberapa fosil terlalu tua untuk dapat diukur dengan piranti standar. Meski tak setua fosil homo Wajakkensis, bisa dipastikan jika beberapa fosil temuan tersebut datang dari tahun yang tidak jauh dari usia fosil manusia tertua tersebut.

Dengan temuan berupa potongan fosil gajah, kerbau, sampai rusa, destinasi tersebut kini dikategorikan para peneliti aneka universitas terkemuka dalam negeri menjadi destinasi cagar alam. Fosil seperti halnya rusuk gajah dan gigi rusa oleh para peneliti diprediksi merupakan sisa tulang prasejarah. Faktanya tahun berapa satwa tersebut hidup hingga kini belum diketemukan angka tahunya. Hal tersebut lantaran alat detektor para peneliti universitas dalam negeri belum sanggup memberi kepastian.

Ditemukan dengan terkumpul dalam satu tempat, sejatinya Gua Tenggar menurut para ahli menjadi rumah bagi manusia purba. Hal itu diperkuat dengan diketemukanya potongan gerabah di sekitaran kawasan gua. Dari masa prasejarah, fosil-fosil yang diperkirakan menjadi satwa yang dimakanan manusia purba, dan terakhir dengan diketemukakan fosil kepala kerbau yang diprediksi hidup di masa Majapahit seolah menyisakan misteri menarik untuk ditelisik.

Gua Tenggar memang penuh pesona. Dengan sejuta misteri yang belum terungkap ke permukaan, destinasi wisata edukasi tersebut patut untuk coba dikunjungi. Masih alami dengan jalan setapak berbagai pesona yang akan jadi suguhan tersendiri. Mulai dari pesona lahan terasiring warga, telaga, sampai pesona gua berbatuan kars, semua jadi daya pikat menarik di Tenggarejo.

Datang ke Tenggarejo, tepatnya di komplek Gua Tenggar. Sebuah destinasi yang menawarkan nuansa alam khas pegunungan Tanggunggunung. Selain menyimpan sejuta misteri di balik dinding gua berbatuan kars, pengunjung tidak perlu mengeluarkan sepeser biaya untuk berkunjung. Menawan dengan segala kearifan, Gua Tenggar menjadi pemikat dari selatan kota, 20 km dari alun-alun menuju potongan kearifan bernama Tanggunggunung.