Di Indonesia, olahraga sepak bola telah menjadi olahraga nomor satu dan terpopuler. Kepopuleran olahraga sepak bola sudah mengalahkan kepopuleran olahraga badminton.Karena kepopulerannya itu membuat olahraga sepak bola menjadi olahraga yang digilai oleh semua kalangan masyarakat Indonesia. Baik kalangan masyarakat biasa maupun orang-orang penting di negara ini.

Pada setiap pertandingan sepak bola sudah dapat dipastikan bangku-bangku stadion sepak bola akan dipenuhi oleh para penggila olahraga ini. Baik orang-orang yang setia menonton secara langsung di stadion atau orang-orang yang hanya sekadar ingin merasakan suasana atmosfer menonton langsung di stadion.

Nyanyian yel-yel pembangkit semangat, koreografi berbagai aktrasi bendera, riuhan tepuk tangan memenuhi stadion, dan beraneka ragam orang berdandan unik untuk mendukung tim kesayangannya. Semua terlihat di dalam maupun di luar stadion, sebuah tontonan yang bikin pertandingan tambah seru dan indah.

Tapi sayang, keseruan dan keindahan menonton sepak bola harus tercoreng oleh segelintir orang yang tak bertanggung jawab. Karena kecintaan dan kefanatikan para penggila sepak bola yang berlebihan hingga membuat segelintir orang memanfaatkannya.

Di pertandingan sepak bola Indonesia, sudah bukan rahasia lagi jika sering terjadi tawuran atau bentrok antar para pendukung masing-masing tim. Akibat dari bentrok antar suporter ini tak jarang sampai terjadi korban jiwa.

Bentrok antar suporter ini dipicu oleh saling ejek di antara para suporter tim pendukung karena terprovokasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Para suporter tim yang kalah tidak menerima saat suporter tim yang menang merayakan kemenangan tim kesayangannya. Kemudian para suporter tim yang kalah ini menghadang dan membubarkan paksa suporter yang sedang merayakan kemenangan timnya. Karena merasa terusik, suporter tim yang menang pun melawan apa yang dilakukan oleh suporter tim yang kalah. Otomatis betrok pun tak dapat dihindari, aksi saling lempar batu pun berlangsung dengan cepat.

Seperti yang terjadi belum lama ini. Saat itu pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Pertandingan tersebut mempertemukan Indonesia dengan negara tetangga yang serumpun dengan Indonesia, yaitu Malaysia.

Para pengamat sepak bola pun menilai bahwa pertandingan ini bakalan seru, keras, dan ngotot mengingat persaingan kedua tim yang tidak pernah akur dan megalah di lapangan. Panasnya tensi pertandingan tak hanya berlangsung di lapangan, tetapi juga tertular ke para suporter kedua tim yang memadati stadion Gelora Bung Karno Jakarta yang menjadi tempat digelarnya pertandingan ini.

Di pertandingan yang berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan Malaysia, pertandingan ini sempat dihentikan saat beberapa suporter Indonesia berlari memasuki lapangan dan memprovokasi suporter Malaysia. Suporter Malaysia pun terpancing dan hampir terjadi bentrok. Tapi untung pihak keamanan bertindak cepat dan mendinginkan suasana sehingga bentrok tak cepat meluas.

Gara-gara kekalahan dari Malaysia ini, peluang Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2022 sangat berat. Apalagi dengan kerusuhan yang terjadi, timnas Indonesia dipastikan akan menerima sanksi dari FIFA selaku organisasi sepak bola seluruh dunia. Sanksinya memang belum diberikan karena FIFA sedang menyelediki insiden yang terjadi terlebih dahulu. Jika benar suporter Indonesia bersalah, maka FIFA akan memberikan sanksi yang berupa sanksi denda uang atau sanksi yang mana timnas Indonesia tidak boleh didukung oleh suporter di pertandingan kualifikasi selanjutnya.

Tentu saja ini merupakan kerugian besar bagi timnas Indonesia, apalagi kalau timnas harus bertanding tampa suporter pendukung, sudah dipastikan semangat pasukan timnas Indonesia akan sedikit berkurang mengingat peran suporter sebagai penyemangat pemain sangat dibutuhkan. Tak hanya itu, nama besar Indonesia sebagai negara yang santun akan hilang dan jelek di mata dunia.Kalau kejadian ini terus berlanjut dan tak bisa kita hilangkan, bagaimana kita mau menjadi tuan rumah Piala Dunia mengingat FIFA memiliki standar yang tinggi, termasuk standar keamanan itu sndiri.

Dan untuk PSSI selaku organisasi sepak bola yang ada di Indonesia, bisa mencontoh apa yang dilakukan oleh FA, PSSI-nya negara Inggris. Negara Inggris pada tahun 1980-2000 terkenal dengan suporter sepak bola garis keras yang bernama Holigans. Para suporter Holigans ini sering membuat rusuh di setiap pertandingan timnas maupun pertandingan klub. Tapi sekarang Holigans sudah tidak ada lagi di Inggris, kerusuhan dan bentrok antar suporter pun sudah tak terlihat lagi di sana. Dengan begitu, kompetisinya pun ikut maju.

Hal ini bisa terjadi karena ketegasan FA dalam membuat regulasi keamanan di dalam maupun di luar stadion. Ketegasan itu bisa dilihat dengan jika ada suporter sepak bola yang tertangkap berbuat anarki dan kerusuhan, maka suporter tersebut tidak diizinkan masuk di stadion mana pun di Inggris. Hal ini yang membuat banyak suporter berpikir ulang lagi untuk membuat kerusuhan.

FA juga membuat daftar barang-barang apa saja yang tidak boleh dibawa masuk ke dalam stadion. Barang tersebut seperti petasan atau kembang api, botol, batu, senjata tajam dan barang lainya yang berbahaya di dalam stadion. Di setiap pintu masuk stadion terdapat pengecekan barang bawaan suporter. Jika ada suporter yang ketahuan membawa barang-barang yang dilarang tersebut, maka sudah dipastikan suporter tersebut tidak bisa masuk ke dalam stadion dan barangnya pun disita oleh petugas keamanan.

Untuk keamanan stadion pun FA bekerja sama dengan polisi Inggris untuk menempatkan polisi dan petugas keamanan yang tersebar di setiap tribun. Pasukan kemanan ini berkeliling di setiap tribun. Jika ada suporter yang ketauan memprovokasi suporter lawan, maka suporter tersebut langsung diamankan agar kerusuhan tidak meluas.

Tak hanya di dalam stadion, di luar stadion pun dengan menggunakan kuda atau sepeda, pihak polisi berjaga-jaga di sekitaran stadion dan stasiun bus atau stasiun kereta api. Sehingga saat pertandingan sudah usai, para suporter sepak bola bisa pulang dengan aman tampa harus teribat bentrok. Karena banyaknya polisi yang mengamankan area di sekitar stadion.

Gak hanya itu, di masing-masing tribun penonton terdapat kamera CCTV. Kamera CCTV ini berfungsi untuk memonitor perilaku para supoter di dalam stadion. Jika ada suporter yang mencurigakan dan bertindak di luar batas, maka petugas pantau CCTV akan memberitahukan petugas yang ada di tribun untuk mengamankan suporter tersebut sehingga kesempatan para suporter untuk berbuat rusuh akan terminimalisir.

Jika masih ada suporter yang nekat melakukan kerusuhan, FA tak segan-segan memberi sanksi kepada klub berupa denda atau pelarangan pertandingan tampa suporter. Sehingga para suporter ini tidak akan berani berbuat rusuh karena akan berakibat pada dirinya dan juga klub yang dikagumi suporter.

Karena peraturan yang tegas dan tidak memihak kepada siapa pun tersebut membuat para Holigans tadi berangsur-angsur berubah dan tidak ada lagi yang berbuat kerusuhan yang merugikan klub yang mereka kagumi.

Kalau saja PSSI dan klub berkerja sama untuk menata keamanan dan pemberian sanksi yang tegas terhadap suporter yang berbuat rusuh, kita pasti akan melihat atmosfer pertandingan sepak bola yang menarik dan enak ditonton.

Dan untuk para suporter sepak bola yang ada di Indonesia, mendukung klub kesayangan bertanding itu sah-sah saja. Tapi kita juga harus menjunjung tinggi semangat Fair Playagar sepak bola kita bisa lebih maju lagi dan bisa bejaya di kompetisi Asia maupun dunia.

Menang atau kalah itu hal biasa dalam permainan dan kita juga harus bisa lapang dada menerima kekalahan. Untuk pendukung tim yang menang, agar bisa menahan diri agar tidak terlarut dalam eforia yang berlebihan. Kita harus menjaga kemanan kompetisi sepak bola yang kita cintai ini. Karena dengan menjaga keamanan inilah yang akan membuat kompetisi sepak bola kita bisa sejajar dengan negara-negara Asia lainnya.

Sekarang bukan lagi zamannya kalah kita ngamuk-ngamuk merusak fasilitas umum, tapi kini saatnya kita bersatu untuk memajukan sepak bola kebanggaan Indonesia. Seperti semboyan Indonesia Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tapi tetap satu tujuan. Walaupun kita berbeda-beda dalam mendukung klub favorit, tetapi kita juga harus bersatu untuk memajukan sepak bola Indonesia agar bisa berprestasi lebih baik lagi.

Maju terus sepak bola Indonesia!