Obrolan mengenai konsep coffee shop yang bertema unfinished building atau mengambil konsep bangunan yang belum selesai alias mangkrak. Sebenarnya bukan karena bangunanya yang belum jadi, tapi memang sengaja didesain menirukan ala-ala aesthetic yang mengikuti tren anak muda saat ini.

Konsep coffee shop ini akan menarik jika memang dapat diperhitungkan dengan tepat dan digarap dengan baik oleh arsitek bangunanya. Lain halnya apabila sekadar mengikuti tren tanpa memperhatikan keartistikanya yang justru akan terlihat seperti bangunan mangkrak.

Sebagai anak kuliahan, biasanya coffee shop menjadi rumah ketiga setelah kampus dan kos. Mereka lebih memilih coffee shop untuk menghabiskan waktunya saat mengerjakan tugas atau sekadar nongkrong saja. Biasanya mereka akan mencari tempat yang kekinian atau instagramable sekaligus membuatnya merasa nyaman. Oleh karena itu, saat ini sedang banyak tren coffee shop yang mengambil konsep unfinished building ini. Penulis rasa memang tidak ada salahnya mengambil konsep coffee shop dengan tema industrial seperti ini selama tempat itu nyaman bagi pengunjung.

Sekilas, konsep ini memang memberikan kesan unik dan berbeda. Ide yang ditampilkan juga memang terkesan instagramable sesuai dengan selera anak muda, sehingga tidak sedikit dari mereka justru menjadikanya untuk tempat berfoto atau selfie. Ditambah dengan adanya hiasan lampu warm di dalamnya menjadikan tempat ini terlihat lebih hangat.

Akan tetapi tetap saja segala sesuatu harus dipertimbangkan secara matang, terutama jika pada konsep outdoor. Dengan tema unfinished tentunya kebersihan di sini memang sangat diutamakan. Karena harus memikirkan saat terjadinya hujan, atau banyaknya debu yang berada di meja atau kursi yang akan menjadi perhatian utama di tempat seperti ini.

Fakta lain, konsep unfinished building menjadi pilihan yang sangat tepat untuk mendesain coffee shop dengan menghemat biaya atau bujet. Banyak dari coffee shop yang penulis temui justru berawal dari bangunan yang tidak terpakai disulap menjadi coffee shop. Namun beberapa juga yang memang bangunan baru yang sengaja dibangun tidak sampai selesai. Sehingga saya rasa hal ini sengaja untuk meminimalisir biaya finishingnya seperti biaya mengecat tembok, tidak memerlukan furniture mewah, dan memanfaatkan barang yang lama yang tidak digunakan.

Sebenarnya, poin utama dalam konsep ini adalah kerapian dan kebersihan tempat. Karena akan percuma jika bangunan dibiarkan begitu saja tanpa memperhatikan poin utama tersebut. Misalkan pada posisi beton yang tidak rata, acian semen di dinding yang tidak pas, furniture yang seadanya. Akhirnya, bukan menjadikan coffee shop kelihatan aesthetic justru akan terlihat suram dan berantakan. Sehingga, jika pemilik ingin mengambil konsep coffee shop seperti ini, seharusnya mereka tidak membiarkan bangunan yang akan terlihat seperti proyek yang mangkrak. Namun, harus benar-benar mengutamakan finishing yang rapi dan pengerjaanya pun juga tidak asalasalan.

Sementara itu, tema unfinished building ini tidak hanya terdapat pada coffee shop saja, akan tetapi kamar indekos juga banyak yang terinspirasi dari konsep ini. Sama halnya dengan caf, konsep ini akan terlihat bagus jika pengerjaannya rapi dan bersih. Namun, penulis rasa indekos yang mengambil konsep ini justru terlihat sederhana dan biasa saja. Lantaran, hanya terlihat warna abu-abu tanpa paduan warna yang menarik. Tapi hal itu perihal selera masing-masing.

Sejauh ini penulis merasa itu adalah sebuah trik untuk meminimalisir pengeluaran dengan bersembunyi di balik kata aesthetic dan kekinian. Akan tetapi tetap saja konsep ini banyak diminati dan terkesan kekinian jika dapat didesain dengan tepat.

Oleh: Lilis Mufarida / Mahasiswi Sastra Inggris - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang