Martin Seligman pendiri Positive Psychology menggambarkan kebahagiaan adalah dimana kita mengalami emosi positif yang sedang terjadi, seperti kegembiraan, kedamaian dan kepuasan yang dikombinasikan dengan perasaan, makna dan tujuan yang lebih dalam.

Tentu ini menyiratkan pola pikir positif pada masa sekarang dan pandangan optimis untuk menatap masa depan.

Para ahli kebahagiaan sepakat bahwa kebahagiaan bukanlah sifat yang stabil dan tidak berubah, tapi sesuatu yang fleksibel yang dapat kita kerjakan dan pada akhirnya berusaha untuk mendapatkannya.

Kamu wajib tahu, ini kunci terbesar untuk kebahagian menurut sains

foto: The Positive Psychology People

Berjuang untuk hidup bahagia adalah satu hal yang harus dilakukan, namun berusaha untuk selalu bahagia sepanjang waktu sungguh tidak realistis.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa fleksibilitas psikologis adalah kunci untuk kebahagiaan dan kesejahteraan yang jauh lebih besar.

Misalnya, bersikap terbuka terhadap pengalaman emosional dan memiliki kemampuan untuk mentolerirkesedihan atau ketidaknyamanan dapat membuat kita bergerak menuju eksistensi yang lebih baik dan lebih bermakna.

Studi telah menunjukkan bahwa cara kita merespons keadaan hidup kita memiliki lebih banyak pengaruh terhadap kebahagiaan kita daripada kejadian itu sendiri.

Mengalami stres, kesedihan dan kecemasan dalam jangka pendek tidak berarti kita tidak bisa bahagia dalam jangka panjang.

Kamu wajib tahu, ini kunci terbesar untuk kebahagian menurut sains

foto: Drunken Pen Writing

Dua jalan menuju kebahagiaan

Berbicara secara filosofis ada dua jalan untuk merasa bahagia yaitu "hedonistik" dan "eudaimonik".

Hedonistikberpandangan bahwa agar bisa hidup bahagia kita harus memaksimalkan kesenangan dan menghindari rasa sakit. Pandangan ini adalah tentang memuaskan nafsu dan keinginan manusia, namun seringkali proses dan hasilnya singkat.

Namun sebaliknya, pendekatan Eudaimonik mengambil pandangan jauh kedepan. Ini berpendapat bahwa kita harus hidup secara otentik dan untuk mendapat kebaikan yang lebih besar. Kita harus mencari makna dan potensi melalui kebaikan, keadilan, kejujuran dan keberanian.

Jika kita melihat kebahagiaan dalam pengertian Hedonistik, maka kita harus terus mencari kesenangan dan pengalaman baru untuk menemukan kebahagiaan kita. Kita juga harus meminimalkan perasaan tidak enak dan menyakitkan agar suasana hati kita tetap tinggi.

Namun jika kita mengambil pendekatan Eudaimonik, bagaimanapun, kita berusaha menggunakan kekuatan kita untuk berkontribusi pada sesuatu yang lebih besar daripada diri kita sendiri.

Hal ini mungkin melibatkan pengalaman dan emosi yang tidak menyenangkan, namun sering kali mengarah pada tingkat sukacita dan kepuasan yang lebih dalam.

Kamu wajib tahu, ini kunci terbesar untuk kebahagian menurut sains Photo :The Career Psychologist

Jadi menjalani hidup bahagia bukan tentang menghindari masa-masa sulit, melainkan tentang kemampuan untuk menanggapi kesulitan dengan cara yang memungkinkan Anda tumbuh dari pengalaman.

Tumbuh dari kesengsaraan

Penelitian menunjukkan bahwa mengalami kesengsaraan sebenarnya bisa berakibat baik bagi kita, tergantung bagaimana kita menanggapinya.

Toleransi yang kita tekankan bisa membuat kita lebih tangguh dan membawa kita untuk mengambil tindakan dalam hidup kita, seperti mengganti pekerjaan atau mengatasi kesulitan.

Dalam studi tentang orang-orang yang menghadapi trauma, banyak yang menggambarkan pengalaman mereka sebagai katalisator untuk perubahan dan transformasi mendalam, yang biasa dikenal sebagai "pertumbuhan pasca trauma".

Seringkali ketika orang-orang menghadapi kesulitan, penyakit atau kehilangan, mereka menggambarkan hidup mereka lebih bahagia dan lebih bermakna sebagai gantinya. Kamu wajib tahu, ini kunci terbesar untuk kebahagian menurut sains

foto: Medyademlik

Menuntun kehidupan yang lebih bahagia adalah tentang pertumbuhan individu melalui penemuan makna bahagia itu sendiri.

Ini tentang menerima kemanusiaan kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya, menikmati emosi positif, dan memanfaatkan perasaan menyakitkan untuk mencapai potensi penuh dalam diri kita.

Oleh : Lowri Dowthwaite, Dosen dalam Intervensi Psikologis, Universitas Central Lancashire