Pandemi Covid-19 tidak hanya berhasil mengancam kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental masyarakat Indonesia. Kurang lebih sembilan bulan sejak kasus Covid-19 diumumkan pertama kali di Indonesia oleh Presiden Joko Widodo. Secara langsung ataupun tidak, kondisi ini memengaruhi hampir seluruh aspek dalam kehidupan.

Alhasil pandemi ini membawa orang-orang kepada sebuah kebiasaan baru yang sering disebut dengan istilah New Normal yang memiliki implikasi kepada hampir seluruh aspek kehidupan. Contohnya orang harus menjaga jarak di tempat umum, penggunaan masker setiap bepergian, melakukan aktivitas pekerjaan dari rumah, dan pera remaja yang harus menempuh studinya dengan mengikuti kelas online.

Remaja yang menempuh kelas online harus mendapat banyak perhatian khusus. Isu ini memang tidak mempunyai perhatian sebesar isu-isu tentang ekonomi seperti pengangguran, daya beli masyarakat yang menurun ataupun isu kesehatan tentang jumlah meninggal dan tingkat paparan Covid-19. Kurangnya perhatian khusus inilah yang membuat orang luput terhadap banyaknya permasalahan dalam proses pembelajaran online. Untuk remaja permasalahannya lebih cenderung kepada kesehatan mental.

Kesehatan mental menjadi sebuah permasalahan bagi remaja di Indonesia pada saat pembelajaran online. Menurut penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Texas Universiy di Amerika Serikat melihat bahwa remaja sangat rentan terkena masalah kesehatan mental pada saat pandemi Covid-19. Penyebabnya adalah banyaknya distraksi yang dirasakan oleh remaja selama melakukan pembelajaran online. Banyaknya distraksi tidak dapat diimbangi dengan kemampuan manajemen waktu, sehingga banyak remaja yang merasa overwhelmed pada proses pembelajaran online.

Perasaan overwhelmed ini sangat dapat dipahami. Pada saat pembelajaran online remaja memang mendapat distraksi yang sangat banyak apalagi jika berada di rumah. Mulai dari distraksi dari sosial media, tugas yang cukup banyak, dan ditambah lagi dengan sifat suka menunda pengerjaan tugas. Hal ini akan mengakibatkan menumpuknya tugas dan membuat para pelajar merasa overwhelmed.

Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung menemukan permasalahan terkait pembelajaran online. Masalah tersebut terkait penggunaan aplikasi pembelajaran online, sekitar 32,5% merasa kesulitan dengan berbagai fitur yang ada pada pembelajaran online. Untuk beberapa orang yang telah mahir dengan aplikasi dan teknologi merasa tidak keberatan dengan hal ini, akan tetapi bagi mereka yang belum mahir menggunakannya akan merasa sangat terbebani. Ditambah lagi selain adaptasi terhadap teknologi yang baru, mereka harus tetap menjalani perkuliahan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak pengajar.

Kondisi ini sendiri bukan merupakan hal yang baik. Ketika permasalahan tersebut di-follow up dengan survei hasilnya menunjukkan bahwa 60% dari total responden penelitian ini mengalami kekurangan tidur akibat pembelajaran online. Kondisi ini pasti akan membuat mereka sangat stres. Beban yang ditimbulkan oleh pembelajaran online pun cukup kuat untuk mengguncang stabilitas kesehatan mental para remaja.

Selain itu hal yang paling sering dirasakan oleh para remaja yang sedang melakukan pembelajaran melalui kelas online adalah kecemasan. Cemas yang berkepanjangan dan terjadi secara terus-menurus dapat menyebabkan stres yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Tanggung jawab dan tuntutan kehidupan akademik pada pelajar menjadi sebuah pemicu stres bagi mereka.

Richard Davidson, seorang profesor psikologi dari University of Wisconsin Madison mengatakan bahwa sumber dari stres pada akademik yaitu situasi yang monoton, kebisingan, tugas yang terlalu banyak, harapan yang mengada-ngada, ketidakjelasan, kurang adanya kontrol, keadaan bahaya dan kritis, tidak dihargai, diacuhkan, kehilangan kesempatan, aturan yang membingungkan, tuntutan yang saling bertentangan, dan deadline tugas perkuliahan. Setidaknya beberapa dari sumber stres yang disebutkan tadi akan dirasakan oleh pelajar yang mengikuti pembelajaran melalui kelas online.

Selama pembelajaran online diteruskan akan selalu ada remaja yang akan mengalami gangguan pada kesehatan mentalnya. Sebenarnya itu merupakan sebuah permasalahan serius. Gangguan stres pada remaja ini dapat mengakibatkan remaja tersebut melampiaskan hal-hal tersebut ke berbagai hal yang negatif, mulai dari narkoba, minuman keras, dan hal yang paling fatal lainnya. Maka dari itu kondisi kesehatan mental para remaja selama kelas online harus menjadi sebuah perhatian khusus untuk menjaga agar remaja tersebut tetap sehat secara mental dan mampu mengikuti pembelajaran online dengan baik.

Masalah kesehatan mental ini memang tidak dapat dipisahkan dari anggapan masyarakat tentang kesehatan mental. Orang Indonesia masih banyak yang menganggap bahwa permasalahan kesehatan mental bukan sebuah hal yang penting. Anggapan inilah yang harus kita klarifikasi. Efek pembelajaran melalui kelas online adalah sebuah hal yang nyata. Oleh karena itu dibutuhkan cara untuk meminimalisir hal tersebut.

Berkaca pada Cina, selama pembelajaran online mereka menyediakan pendampingan psikologis bagi pelajar yang membutuhkan. Tidak hanya itu mereka menganggap intervensi krisis psikologis merupakan hal yang harus dilakukan pada masa pandemi ini. Bahkan Komisi Kesehatan Nasional Cina telah menyerukan panggilan darurat psikologis membentuk tim yang terdiri dari para pakar di bidangnya untuk menyusun pedoman dan artikel atau video pendidikan kesehatan masyarakat dengan layanan kesehatan mental online.

Untuk Indonesia sendiri beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan memberikan akses pendampingan psikologi, setidaknya untuk mereka yang sudah mengalami gejala cukup parah. Selain itu para tenaga pengajar mungkin bisa lebih peka dalam melihat situasi yang ada dan melakukan penyederhanaan kurikulum agar pelajar tidak merasa stres dan terbebani.

Kemudian untuk solusi mandiri yang diberikan oleh UNESCO adalah melakukan yoga ataupun meditasi. Metode ini dapat mengontrol kecemasan dan kebingungan selama masa pandemi. Dengan melakukan latihan fisik akan membawa banyak manfaat bagi pikiran. Selain itu metode ini bisa diakses dengan gratis melalui aplikasi ataupun video.