Pada zaman sekarang ini, pendidikan yang tinggi seakan dianggap tidak berpengaruh dengan kualitas individu seseorang. Orang yang berpendidikan tinggi tidak ada bedanya dengan orang yang berpendidikan rendah. Bahkan, orang yang berpendidikan tinggi kecerdasannya hanya untuk membodohi orang yang kurang berpendidikan. Padahal idealnya, seseorang yang berpendidikan tinggi bisa menjadi panutan dan contoh untuk orang yang pendidikannya rendah, seperti dalam pepatah yang mengatakan bagaikan padi, semakin tua semakin merundukartinya orang yang semakin berilmu, pendidikannya semakin tinggi, maka sudah seharusnya bisa rendah hati, bisa memilih antara baik dan buruk dan lebih bijaksana dalam berperilaku.

Hal ini menjadi bukti bahwa pendidikan karakter yang direncanakan selama ini tidak berjalan sesuai dengan semestinya, sekaligus menjadi tamparan keras bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang seharusnya diharapkan mampu merubah individu yang tidak baik menjadi baik, tetapi dalam kenyataannya belum mampu menjawab permasalahan yang ada, khususnya berkenaan dengan karakter seseorang. Pendidikan bukan hanya menggarap kecerdasan pikir seseorang saja, tetapi juga menggarap keterampilan dan karakter atau perilaku seseorang. Maka dari itu, pendidikan karakter untuk saat ini sudah seharusnya dijalankan melihat kenyataan yang ada saat ini.

Apa pendidikan karakter itu?

Menurut Thomas Lickona, pendidikan karakter yaitu pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, seperti tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya. Pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.

Pendidikan karakter merupakan proses pemberian tuntunan peserta/anak didik agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga serta rasa dan karsa. Karakter tersebut diharapkan menjadi kepribadian utuh yang mencerminkan keselarasan dan keharmonisan dari olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa/karsa.

Apa manfaat yang dihasilkan dari pendidikan karakter?

Manfaat yang dihasilkan dari pendidikan karakter yang dipraktikkan dengan baik akan menciptakan seseorang yang religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, demokratis dan tertanam dalam dirinya mempunyai rasa cinta pada tanah airnya, sehingga kejahatan seperti kasus narkoba, pembunuhan, penculikan, dan korupsi tidak terjadi lagi di Indonesia dikarenakan ada kesadaran dari diri seseorang yang telah ditanamkan pendidikan karakter dengan baik, dirasakan dengan baik dan akhirnya dipraktikkan dengan baik pula.

Siapa saja yang harus terlibat?

Dalam mewujudkan sebuah pendidikan karakter yang diharapkan, tidak bisa dilakukan oleh satu pihak. Tetapi harus melibatkan banyak pihak, di antaranya pemerintah, individu, keluarga, dan lingkungan sosial. Serta hal lain yang dapat berpengaruh, di antaranya adalah sistem yang digunakan dalam mewujudkan pendidikan karakter tersebut.

Sejak kapan pendidikan karakter harus diterapkan?

Pendidikan karakter juga harus dijalankan mulai sejak dini, berawal dari keluarga yang mendidik dengan metode teladan dan pembiasaan, kemudian ketika masuk pada jenjang pendidikan, seorang guru juga harus mampu menanamkan karakter yang baik pada dirinya sendiri sebelum mengajarkan pendidikan karakter pada peserta didiknya. Dan hal ini harus dilakukan secara terus-menerus sampai peserta didik masuk pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga pendidikan karakter yang ditanamkan pada anak sudah mendarah daging dalam dirinya. Ketika ada kesempatan untuk melakukan korupsi atau sebuah kejahatan, secara otomatis dirinya sudah dibentengi dengan pendidikan karakter yang dibangun sejak dini hingga dewasa tersebut.

Pendidikan karakter dapat menciptakan generasiPelurus Bangsabukan menjadi generasi Penerus Bangsa yang dalam artian penerus dalam hal keburukan. Karena kemajuan sebuah bangsa dan baik buruknya sebuah bangsa salah satunya ditentukan oleh manusianya. Jika manusianya berkarakter baik, maka bangsa tersebut juga akan menciptakan sebuah peradaban yang baik.