Jumat (6/7), beberapa sumber berita telah melaporkan bahwa terlihat butiran-butiran es di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. Lantas, apa benar itu salju? Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko angkat suara bahwa menurutnya itu adalah embun es.

"Dieng itu dataran tinggi. Otomatis suhunya lebih dingin. Begitu ada aliran masa udara yang dingin kuat dari Australia, embunnya, udara dinginnya lebih rendah lagi. Dan diindikasikan embunnya menjadi beku, jadi itu bukan salju, ungkap Hary seperti dilansir dari liputan6.com.

Bagaimana ya kalau 'salju' turun di seluruh wilayah Indonesia?

Rerumputan diselimuti embun es. Indah kan? Sumber: riauaktual.com

Oleh warga setempat, embun es ini disebut sebagai 'bun upas' yang artinya embun berbisa. Sebutan ini dialamatkan karena sayur-sayuran dan kentang yang mereka tanam menguning hingga layu karenanya. Menurut Kepala Desa Dieng Kulon Slamet Raharjo, dibanding sebelumnya, bun upas yang melanda daerah itu lebih tebal. Kemungkinan ketebalannya akan terus bertambah beberapa waktu ke depan.

"Tadi pagi sekitar 5 derajat Celcius suhu di Dieng. Biasanya bisa di bawah 3 sampai 0 derajat," terang Slametyangdilansir dari detik.com.

Bagaimana ya kalau 'salju' turun di seluruh wilayah Indonesia?

Embun es yang dikumpulkan jadi mirip salju ya? Sumber: okeinfo.net

Suhunya dilaporkan akan terus turun justru hingga puncak musim panas. Di kesempatan lain, Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie menjelaskan bahwa hal itu terjadi disebabkan oleh panas Matahari yang dipantulkan Bumi akan menguap di atmosfer dan menyebabkan suhu di ketinggian seperti Dieng justru turun.

Salju sejatinya bukan barang baru di Indonesia. Di Pegunungan Tengah, Papua, terdapat salju abadi yang terletak di beberapa titiknya seperti di Puncak Carstensz, Puncak Jaya, dan Puncak Sumantri. Ketinggian ketiganya melebihi 4.600 mdpl dan membuat es abadi atau yang diistilahkan sebagai gletser tropis tersebut. Khususnya di Puncak Carstensz,yang dilansir dari travel.detik.com sebagai wilayah yang paling banyak bongkahan es yang besar dan bahkan gua-gua es! Seperti di film-film ya?

Bagaimana ya kalau 'salju' turun di seluruh wilayah Indonesia?

Puncak Carstenz, Pegunungan Tengah, Papua. Sumber: detiknews.com

Selain Indonesia, di beberapa negara lain juga sempat terlihat salju di tempat-tempat yang kurang lazim. Di antaranya ialah di Gurun Sahara di kota Ain Sefra, Aljazair pada 9 Januari lalu. Hujan salju ini dikabarkan terus eksis dan mulai mencair dalam waktu kurang dari 24 jam. 18 hari kemudian, giliran negeri padang pasir Saudi Arabia yang mengalami peristiwa sama, dilansir dari liputan6.com. Wah, gimana jadinya ya kalau suatu saat di Indonesia terjadi salju di wilayah yang lebih luas?

Bagaimana ya kalau 'salju' turun di seluruh wilayah Indonesia?

Penduduk Saudi Arabia di tengah padang pasir bersalju. Sumber: metro.co.uk

Menyadur dari boombastis.com, akan terjadi empat hal yang justru dinilai merugikan bangsa Indonesia jika salju turun di banyak wilayah kita. Pertama, bila terjadi salju di negeri yang berada di jalur equator, maka hal itu merupakan tanda-tanda bahwa global warming sedemikian parah. Kedua, sejumlah wilayah yang mengandalkan mata air yang terbatas akan semakin kekurangan air karena sumber-sumbernya membeku. Ketiga, kita akan dilanda hipotermia, guys! Karena kita terbiasa dengan suhu yang relatif hangat,jika suhu turun drastis maka tubuh kita akan kaget. Dan sebagai tambahan, perekonomian negara pasti kacau dikarenakan kekhawatiran para penggiat bisnis di segala bidang terhadap perubahan cuaca ekstrem ini.

Jadi, meskipun salju itu indah, kita harus tetap berdoa supaya salju nggak turun di seluruh wilayah Indonesia tercinta ya!