Razan Ashrat Abdul Qadir Al-Najjar merupakan anak dari seorang ayah yangmenjadi pengangguran setelah toko ondernir motor miliknya hancur oleh serangan udara Israel. Razan Al-Najjar lahir pada 4 September 1996 di Khunzaa Khan Yunis.

Dilansir dari BBC, terhitung Razan menjadi salah satu relawan medis yang bertugas di Palestina Medical Relieft Society (PMRS) secara suka rela. Razan berusia 21 tahun ketika menjalani tugasnya sebagai relawan medis. Di usia semuda itu, tak banyak anak muda yang rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk menolong sesama. Namun Razan berbeda, ia mantap mengorbankan waktu dan tenaganya untuk menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

Razan biasanya meninggalkan rumah pada pukul 07.00 pagi dan kembali sekitar pukul 20.00 malam. Di lapangan ia mengobati orang-orang yang terluka. Ia pemberani dan tak pernah takut dengan sniper Israel. Seragam putih ia kenakan biasanya penuh dengan bercak darah para korban. Di lokasi unjuk rasa ia baru pulang ketika sudah tidak ada lagi pemrotes yang memerlukan perawatan.

Lewat wawancara dengan Al-Jazira, Razan mengatakan bahwa menjadi relawan medis di Gaza adalah murni kemauannya sendiri. Baginya menolong sesama penduduk Palestina di daerah konflik seperti ini adalah bentuk jihadnya. Bahkan di hari pertama bertugas di lapangan, Razan sampai pingsan akibat berlari ketika akan menolong para pendemo yang terluka. Hal-hal berat itu nyatanya tak mematahkan semangat sama sekali. Justru ia jadikan motivasi untuk tetap bertahan dan menolong orang-orang di sana.

Menjadi relawan di daerah konflik membuatnya harus menghadapi banyak tantangan. Namun tantangan tersebut tak menjadi halangan untuknya. Di saat para tetangga dan teman-temannya memandang keikutsertaannya menjadi relawan dengan sebelah mata, ia justru merasa bangga. Sebab inilah salah satu hal yang bisa dia lakukan untuk membantu saudara-saudaranya, sesama rakyat Palestiana.

Pekerjaan Razan Al-Najjar sebagai relawan tidaklah berlangsung lama, dia meninggal pada tanggal 1 Juni 2018 pada usia 21 tahun akibat ditembak olehtentara Israel. Razan Al-Najjar ditebak saat sedang lari menuju pagar perbatasan di dekat Khan Younis, Gaza untuk menolong korban yang terluka. Pada saat itu Razan mengenakan baju putih, seragam paramedis dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi sebagai tanda jangan menembak, tapi tentara Israel menembaknya di dada.

Razan sendiri adalah korban tewas ke-119 dari warga Palestina dalam rangkaian unjuk rasa terbaru terhadap Israel tiga bulan terakhir kala itu. Namun dia adalah satu-satunya korban tewas di hari Jumat tersebut. Karena telah mengorbakan nyawa di usia begitu muda, Razan lalu dinobatkan sebagai "Angel of Marcy".

Razan A-Najjar dimakamkan pada 2 Juni 2018. Jenazah Razan dibawa melewati jalanan Gaza dan dibungkus bendera Palestina. Ribuan orang berduka dan marah menyertai iring-iringan dan penguburan.

Meski hanya bisa melihat sosoknya dari tayangan berita, ada satu hal lagi yang bisa kita petik dari sosok relawan muda satu ini. Selagi masih muda, masih diberikan tenaga untuk melakukan banyak hal, tak ada salahnya jika digunakan untuk menolong sesama. Tak perlu menunggu menjadi orang berada dulu. Menolong sesama bisa kita lakukan dan bisa dalam bentuk apa pun. Asal dari hati yang tulus, kita bisa membantu orang lain seperti yang dilakukan oleh Razan Al-Najjar.