Istilah back to nature sebenarnya sudah populer sejak tahun 2000, tetapi konsep back to nature pada tahun tersebut hanya dipahami oleh sekelompok orang yang benar-benar peduli dengan kondisi dunia yang serba buatan dan meninggalkan kealamian. Namun, generasi milenial memaknai istilah back to nature dengan arti kembali berkunjung ke alam. Hal ini tidak lepas dariunggahan-uanggahan di media sosial yang berupa foto naik gunung, danau, air terjun, dst; yang disertai dengan caption back to nature. Oleh sebab itu, para generasi milenial berbondong-bondong mendaki gunung dengan harapan dapat dikategorikan sebagai sekelompok manusia yang sedang melaksanakan konsep back to nature.

Satu di antara wujud back to nature ala generasi milenial adalah mendaki gunung. Salah satu gunung favorit di Indonesia adalah Gunung Semeru. Selain karena Mahamerunya, magnet dari kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah Danau Ranukumbolo.

Berikut ini adalah lima hal yang dilakukan oleh generasi milenial agar disebut telah kembali ke alam.

1. Menjalanihari-hari tanpa media sosial selama proses pendakian.

Berkunjung ke Ranukumbolo, 'back to nature' ala generasi milenial

Karena berada di tengah hutan, jaringan seluler tidak bisa digunakan selama proses pendakian. Akhirnya, para generasi milenial merasa telah menjadi manusia seutuhnya karena menjalani kehidupan tanpa bergelut dengan media sosial selama beberapa hari. Mereka telah membuktikan bahwa raga mereka telah kembali ke alam dan meninggalkan dunia maya.

2. Minumandiperoleh langsung dari danau secara gratis.

Berkunjung ke Ranukumbolo, 'back to nature' ala generasi milenial

Selama di Danau Ranukumbolo, para generasi milenial meminum air yang diambil langsung dari danau tersebut tanpa perlu membayar seperti ketika di rumah. Mereka ingin menunjukkan bahwa alam adalah pemberi yang paling baik karena memberi dalam keadaan yang masih jernih, murni, dan gratis. Memang, air dari Danau Ranukumbolo terasa lebih segar dari air kemasan.

3. Merasakansensasi makan di tengah hutan.

Berkunjung ke Ranukumbolo, 'back to nature' ala generasi milenial

Selain minuman, hal yang menjadi kebutuhan utama manusia sehari-hari adalah makanan. Jika biasanya makanan dinikmati di atas meja makan, warung, restoran, atau caf; maka ketika di Danau Ranukumbolo, para generasi milenial mencoba merasakan sensasi menikmati makanan di alam terbuka.

Padahal jika diamati lebih jauh, semua menu makanan dan peralatannya tidak ada yang bersumber dari alam. Menu makanannya dibeli dari minimarket, sedangkan peralatan masaknya menggunakan alat-alat masak portable. Mana yang back to nature? Mungkin maksud dari back to nature adalah sensasinya, bukan hakikatnya.

4. Menikmati sunrise dari sela-sela dua bukit.

Berkunjung ke Ranukumbolo, 'back to nature' ala generasi milenial

Jika selama ini matahari terbit dinikmati dengan tidak sempurna yang mana tahu-tahu matahari sudah tinggi; maka selama di Ranukumbolo sunrise dinikmati dengan sempurna, mulai dari gelap kejinggaan hingga terang benderang.

Para generasi milenial sangat menikmati momen ketika matahari muncul secara perlahan dengan indah di antara sela-sela dua bukit yang mengelilingi Ranukumbolo. Mereka baru menyadari ternyata alam jauh lebih indah dari sekadar like, comments, dan subscribe.

5. Mendapatpelajaran berharga dari alam.

Berkunjung ke Ranukumbolo, 'back to nature' ala generasi milenial

Kunjungan ke wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tepatnya di Danau Ranukumbolo; memberikan banyak pelajaran berharga untuk para generasi milenial. Di antaranya adalah keindahan Danau Ranukumbolo hanya bisa dinikmati dengan cara bersusah payah jalan kaki selama kurang lebih empat jam dengan jarak sekitar 12 km dan tidak ada manusia yang bisa hidup sendirian. Setidaknya ia tetap butuh bantuan dari alam. Sehebat apa pun manusia pasti butuh makan dan makanan tidak muncul begitu saja dari dalam tubuh manusia. Oleh sebab itu, alam perlu dijaga kelestariannya. Bukan malah dikotori dengan sampah-sampah plastik. Inilah makna yang sesungguhnya dari back to nature.