TANGERANG SELATAN - Setiap pulang dari kantor, saya selalu melewati tempat makan bakso ini. Lokasinya di pinggir jalan, tepat di depan pertigaan Cinangka, Sawangan, Depok. Tempatnya sederhana. Hanya ada dua meja dan sebuah gerobak, tapi ramai dikunjungi orang. "BAKSO BERANAK" begitu tulisan yang tertera di kaca depan gerobak baksonya.

Sekali, dua kali melintas, saya biasa saja. Tetapi selebihnya, saya penasaran. Kenapa tempat makan bakso ini selalu ramai tiap malam? Padahal tempatnya kurang representatif. Malam tadi, saya sempatkan mampir, untuk menghilangkan rasa penasaran.

Setelah motor diparkir, saya langkah kan kaki ke gerobak bakso dan bertanya, "Seporsi berapa bang?"

Lalu si penjual menjelaskan, "Kalo yang ini sepuluh ribu, ini lima belas ribu, dan ini dua puluh ribu," begitu katanya, sambil menunjuk bakso yang ukuran kecil, sampai yang paling besar.

Saya agak kaget ketika mendengar harganya. Dua puluh ribu rupiah untuk seporsi bakso beranak sebesar kepalan tangan? Amazing! Sebelumnya, saya pernah makan bakso beranak di beberapa tempat. Harganya paling murah 35 ribu rupiah. Antara senang dan makin penasaran, tanpa ragu saya pesan satu porsi.

"Seperti apa sih rasa bakso beranak 20 ribu?" ujarku membathin.

Tak sampai lima menit, bakso beranak terhidang di atas meja. Langsung saja saya ambil hp, dan mengabadikan wujud bakso tersebut. Asap mengepul dari kedua mangkok, pertanda hidangan masih sangat baru. Fresh from the oven, istilah kerennya.

Ada yang beda di dalam Bakso Beranak Cinangka

Pertama2 yang saya cicipi adalah kuahnya. Saya sengaja tidak menambahkan saus, kecap atau cuka, untuk mendapatkan rasa aslinya. Begitu sampai di lidah, rasa gurih dan segar langsung menyeruak. Nikmat.

Selanjutnya, saya potong bakso besar itu. Di dalamnya terdapat empat atau lima bakso kecil, tapi tak ada telur. Ada sedikit rasa kecewa. "Pantesan aja harganya murah," kataku dalam hati. Tapi, begitu potongan pertama masuk ke mulut, kekecewaan saya rasakan sebelumnya, langsung berubah menjadi kegembiraan. Enak banget! Paduan beragam rasa bumbu dan kenyalnya daging, membuat saya tak berpikir lagi soal telur rebus di dalam bakso.

Ada yang beda di dalam Bakso Beranak Cinangka

Saya terus mengunyah dan mengunyah. Suap demi suap mengalir lancar ke dalam mulut. Tak sadar saya sudah sampai potongan bakso yang terakhir. Kuah baksonya pun sudah hampir habis. Puas rasanya. Rasa penasaran pun terjawab.

Kesimpulannya: bakso beranak di cinangka ini sangat recommended. Rasa yang didapat setimpal dengan harganya. Kita tidak akan menyesal merogoh kocek 20 ribu rupiah, untuk seporsi bakso beranak ini. Besok2 saya akan mampir lagi kesini, dan mencoba varian bakso lainnya. Target saya selanjutnya adalah bakso urat nya:)

Ada yang beda di dalam Bakso Beranak Cinangka