Final Piala Euro 2020 merupakan momen yang ditunggu-tunggu para penggemar sepak bola di seluruh dunia. Event yang diadakan tiap empat tahun sekali itu mempertemukan Inggris dan Italia di babak akhir kejuaraan. Banyak penggemar antusias yang menyuarakan slogan, Its coming home maupun Its coming to Rome.

Well, sepertinya para penggemar Inggris harus berbesar hati karena seperti yang kita ketahui bahwa Italialah yang membawa pulang trofi tersebut. Walaupun begitu, Italia tidak mewujudkan hal itu dengan mudah. Tentu saja pertandingan antara kedua negara itu sangat sengit namun tetap menghibur. Bahkan jika dilihat di sisi lain, kita bisa menemukan pelajaran-pelajaran berharga dari kompetisi tersebut.

1. Jangan cepat puas dengan hasil yang dicapai.

Pertandingan kali ini bisa dibilang cukup mengejutkan bagi para penonton. Bagaimana tidak, baru dua menit pertama saja kita sudah dikejutkan dengan satu gol awal dari pemain Inggris bernomor punggung 3, Luke Shaw. Hal ini tentu saja sangat menggembirakan, apalagi jika kamu merupakan suporter sejati Inggris. Hal serupa juga dirasakan oleh Prince William dan Kate Middleton beserta putranya, Prince George, yang tampaknya bahagia sembari bertepuk tangan saat anggota Manchester United itu mencetak skor.

Memulai permainan dengan awal yang baik membuat Inggris menjadi bangga namun sedikit berbesar kepala. Bukti tersebut dapat dilihat pada menit-menit selanjutnya di mana Inggris tidak mencetak gol lagi, tidak banyak upaya memasukkan bola ke gawang serta tidak memiliki penguasaan bola yang banyak. Andai saja Inggris tidak cepat puas dengan hasil yang dicapai dan bermain dengan kepala dingin, pasti mereka tetap bisa mengendalikan permainan dan mencetak kemenangan telak terhadap Italia.

2. Jangan cepat menyerah.

Inggris yang merupakan tuan rumah Piala Euro 2020 sebenarnya memiliki beberapa keuntungan tersendiri, di mana mereka bisa bermain di kandang sendiri dan juga memiliki banyak suporter. Sementara Italia yang masuk ke kandang lawan tentu saja merasa lebih tegang namun harus tetap profesional dalam permainan walaupun mempunyai suporter yang tidak sebanyak yang dimiliki tuan rumah. Terutama saat dua menit pertama pertandingan dimulai. Di mana Inggris mencetak skor 1-0 terhadap Italia, yang membuat Italia lebih tegang karena permainan yang baru saja dimulai pun mulai memanas.

Awalnya Italia tampak seperti kehilangan semangat di mana pada babak pertama bola kebanyakan dikuasai oleh The Three Lions. Skuat besutan Roberto Mancini ini pun terlihat banyak melakukan upaya memasukkan bola ke gawang namun belum berhasil. Akan tetapi, memasuki babak kedua keadaannya menjadi terbalik. Italia tampak bangkit dan tampil lebih antusias dengan Bonucci yang mencetak gol ke gawang sehingga menyeimbangkan skor keduanya. Italia juga terlihat lebih banyak melakukan upaya penembakan bola ke gawang serta lebih banyak menguasai bola di lapangan.

Dari sini kita belajar untuk tidak cepat menyerah. Walaupun pada awalnya Italia terlihat tidak bisa mengimbangi permainan Inggris yang telah lebih dulu mencetak skor, namun mereka tidak berlarut-larut dalam kegalauan tesebut, bisa mengendalikan emosi, dan malah tampil lebih maksimal pada babak selanjutnya.

3. Percaya pada diri sendiri.

Skor yang seimbang antara tim Inggris dan Italia membuat keduanya harus beradu dalam tendangan penalti. Momen terakhir di Piala Euro 2020 ini membawa kita untuk turut merasakan ketegangan di stadium dengan menyaksikan langsung bagaimana performa para pemain yang beraksi tersebut. Ada yang gol, tetapi ada juga yang meleset.

Salah satu momen yang berkesan adalah ketika tiga jagoan Gareth Southgate, Sancho, Rashford, dan Saka tidak berhasil menembakkan bola ke gawang. Banyak penonton kecewa. Namun lebih kecewa lagi karena bagaimana melihat Rashford menendang bola, yang tampaknya sedikit ragu sehingga bola yang ditendang pun terlalu mengarah ke kiri yang akhirnya hanya menabrak tiang gawang. Andai saja Rashford menendang bola lebih keras dengan penuh kepercayaan diri, barangkali ia bisa mencetak gol untuk Inggris.

4. Sepak bola erat kaitannya dengan pengaturan strategi yang baik.

Kekalahan Inggris membuat banyak penggemar sedih dan kecewa, apalagi mengingat lamanya penantian Inggris untuk masuk final di Kejuaraan Eropa ini. Sebagai informasi, ini merupakan pertama kalinya Inggris sampai ke tahap final, setelah tahun 2012 lalu paling jauh hanya sampai di perempatan final. Lantas, siapakah yang patut disalahkan atas semua ini?

Banyak orang menyebut Gareth Southgate sebagai orang yang patut menanggung kekalahan Inggris. Southgate sendiri mengakui bahwa kekalahan tim Inggris merupakan kesalahannya. Ia berkata tidak pantas menyalahkan para anggota tim yang sudah bekerja keras dan berlatih bersama. Ia merasa bertanggung jawab karena ialah yang memilih para pemain yang akan saling adu tendang penalti. Well, semoga ke depannya Southgate bisa memiliki pengaturan strategi yang lebih baik lagi, ya Sobat Brilio.

5. Berusaha semaksimal mungkin, hasilnya serahkan pada Tuhan.

Apa pun hasil akhirnya, seorang atlet yang sportif harus bisa menerima situasi dengan lapang dada. Bersuka cita jika menang dan turut berbahagia untuk lawan jika kalah. Mungkin dengan menjadikan itu sebagai pedoman, Inggris bisa sedikit lebih lega dan tidak tertekan akan hasil akhir Kejuaraan Eropa ini.

Nyatanya, kedua negara sudah berusaha semaksimal mungkin. Kedua negara tersebut berhasil mencetak skor satu sama, di mana hal itu sangatlah langka bahkan merupakan pertama kalinya di Piala Euro. Biasanya pemenang memiliki skor di atas lawan dan menang telak. Beda halnya dengan Euro 2020 di mana Itali menang 3-2 melawan Inggris karena tendangan penalti.

Intinya, sebagai manusia kita haruslah berusaha semaksimal mungkin. Ada sebuah kutipan yang berkata Do your best, and let God do the rest, yang artinya kita melakukan semuanya semampu kita dan sisanya serahkan kepada Tuhan. Siapa yang menang dan siapa yang kalah merupakan kejutan bagi kita, para penonton. Tetapi ingat, Tuhan tidak pernah tidur dan apa yang terjadi pasti sudah seizin Tuhan. Kita hanya bisa berharap semoga Inggris rezeki di kejuaraan-kejuaraan selanjutnya.