Apakah hubunganmu dan pasangan pantas untuk diperjuangkan? Ada masanya di mana kamu nggak bisa jawab dengan tegas pertanyaan itu. Atau mungkin sekarang pun kamu lagi bingung juga kalau ditanya pertanyaan tersebut karena kamu punya pasangan tapi nggak tahu apakah lebih baik punya pasangan atau tidak. Mungkin karena merasa nggak cocok tapi sudah terlanjur sayang atau ternyata kamu pernah disakitioleh pasanganmu tapi masih berharap pasanganmu bisa berubah namun nggak tahu kapan. Apakah saat menikah nanti dia akan berubah, mungkin tahun depan atau bisa jadi besok atau mungkin memang sudah saatnya kamumenyudahi hubungan ini atau justru sebaliknya, saatnya harus diperjuangkan lebih keras lagi.

Kalau kamu nggak tahu dengan jelas tanda bahwa hubunganmu tidak layak untuk diperjuangkan, maka ini bisa jadi masalah buatmu dan pasangan. Berikut ini adalah empattanda kamu harus memutuskan hubungan dengan pasangan. Eits, ini bukan clickbait tapi nomor tiga merupakan hal yang sangat krusial untuk sebuah hubungan.

1. Kritik.

Beberapa di antara kamu pasti bilang, "Lho masak aku gak boleh ngritik pasangan aku? Nanti dia gak berkembang jadi lebih baik kalau gitu." Nah, nggak gitu juga maksudnya. Pertama-tama kamu harus bisa membedakan dulu antara kritik dengan keluhan.

Kalaumembicarakan keluhan penekanannya ke perilaku, contohnya kamu bilang "Aku gak suka kamu kentut di depan aku," itu namanya keluhan. Kalau misalnya kritik, penekanannya ada pada subjeknya, contohnya kamu ngomong "Kentut mulu dah kamu, jorok banget sih." Kelihatan kan bedanya? Kalau keluhan kamu nggak sukadia melakukan satu hal spesifik artinya kamu gak masalah dengan orangnya, yang kamupermasalahkanperilakunya. Nah, kalau kritik kamu menyatakan bahwa masalahnya itu orangnya dan karena itu kamu seperti nggak akan suka dengan apa pun yang dilakukannya.

Complain is fine sebenarnya dalam sebuah hubungan dan bisamenyehatkan hubunganmu karena bisa mengembangkan hubungan kalian, tapi kalau kritik bisa menghancurkan hubunganmu dan pasangan.

2. Sifat defensif.

Siapa nih yang masih nggak ngerti yang dimaksud defensif itu seperti apa. Mungkin kamu pernah disalahkan oleh pasangan dan itu mungkin karena kamu nggak sengaja melakukan kesalahan dan pasanganmu tahu yang akhirnyadiamengkritikmu dengan bilang "Abis kamu teledor sih," terus kamu nggak terima dan karenanya kamu akhirnyamenyalahkan balik dengan bilang "Gak kok aku gak gitu, kok kamu ngerasa aku gitu sih?" atau mungkin kamu bilang "iya aku kayak gitu, tapi aku kayak gitu karena kamu kayak gini." Nah, itu juga menyalahkan balik. Itu artinya kamu sedang defensif dan sebenarnya halseperti itu bukan resep untuk hubungan yang baik.

Hubunganmu dan pasangan itu bukan pertandingan sepak bola, jadi nggak perlu serangan balik. Apa sih yang dibutuhkan dalam kondisi kayak gini? Yaitu kedewasaan. Cuma butuh satu saja di antara kamu atau pasangan buat sedikit lebih dewasauntuk meredakan masalah. Misalnya bisa bilang, "Iya sih, aku emang teledor. Maaf ya" atau "Iya nih, gimana ya caranya biar aku jadi lebih teliti?"

3. Penghinaan.

Kalau kamu sekarang masih dalam sebuah hubungan pacaran dan sedang dalam penyelesaian masalah namun salah satu dari kalian melakukan penghinaan misalnya mengeluarkan ejekan sarkas, meremehkan profesi atau mengejek fisik, artinya itu tanda yang sudah terlihat jelas. Kalau misalnya ada penghinaan dalam hubungan, cepat atau lambat kamu akan pisah dengan pasanganmu. Tapi jangan ngasal juga nih, kamu juga harus tahu batas yang jelas di mana perlakuan yang sudah masuk ke batas penghinaan. Bisa saja pasanganmu menganggap bercandaan fisik itu sebuah penghinaan tapi kamu menganggapnya biasa saja. Nah, kalau kayak gini, komunikasi yang baik yang bisa menanggulangi.

4. Stonewolling (ngebatu).

Biasanya ini dilakukan dengan membuang muka, nggak respon, dan kalau pada zaman sekarang biasanya nggak balas chat atau nge-block. Nyebelin banget deh pokoknya.

Tapi bukan artinya kalau dalam hubunganmu dan pasangan pernah ada kritik, kamu atau pasanganmu pernah bersikap defensif atau stonewolling kamu harus cepet-cepet putus. Karena sebenarnya ketiga hal itu bisa saja ada dalam sebuah hubungan bahagia, tapi lebih jarang terjadi dan kalau terjadi biasanya langsung diselesaikan dengan sigap. Misalnya kalau kamu kelepasan mengkritik pasangan, jangan lupa minta maaf secara spesifik. Tapi kalau dari salah satu pihak gak ada usaha untuk mengurangi tiga dari tanda di atas dan atau bahkan sudah mulai melakukan penghinaan, mungkin sudah saatnya kamu bertindak berani untuk menilai kepantasan dirimu.

Gimana sih caranya mengatasi semuanya? Kenali pertner kamu, identifikasi baik-baik calon pasanganmu seperti kekurangan dan kelebihannya. Jangan sampai kamu sudah "jauh" banget pacaran dan baru tahu ada kekurangannya yang gak bisa banget kamu tolerir. Kalau dia berpotensi melakukan keempat hal di atas, mending seperti lagu Ariana Grande thank you, nextsaja. Kalau masalahnya ternyata ada di kamu, ingat bahwa ada cara yang lebih pantas, waktu yang lebih tepat, dan konteks yang lebih pas untuk mengungkapkan emosi.

Nah, sekarang kamu udah tahu apa saja hal yang harus dilakukan dan gak harus dilakukan dalam sebuah hubungan supaya punya hubungan yang menyenangkan. Kamu bisa mulai melakukan itu, bikin hawa-hawa positif dalam hubungan, berprasangka baiklah terhadap pasanganmu,berikan pasanganmu kepercayaan, jauhi mengkritik,menyalahkan balik, ngebatu apalagi menghina pasangan. Jangan sampai kamu kehilangan pasangan yang layak kamu pertahankan.