Pada tahun 2019 ini, banyak hal yang dibicarakan sehingga viral di media. Tak hanya isu politik, tetapi isu-isu lain turut dibicarakan. Tak terkecuali isu terkait tanaman yang berkhasiat sebagai obat-obatan. Salah satu portal elektronik di tanah air menginformasikan ada tiga (3) tanaman yang viral atau jadi sorotan sepanjang tahun 2019, yaitu Bajakah, Kratom, dan Porang [1]. Hemat penulis, ada satu tanaman lagi yang juga ramai dibicarakan di jagat medsos dan sempat menjadi tranding tropic di Indonesia, yaitu tanaman Ciplukan.

Keempat tanaman tersebut menjadi sorotan karena beberapa faktor penyebab, sehingga orang ramai membicarakannya di Medsos. Faktor itu diantaranya: khasiat tanaman, harga, potensi sedatif, potensi ekonomi, dan lain-lain. Oleh karena itu, tidak sedikit orang tertarik untuk ikut membudidayakan tanaman tersebut. Proses budidaya ini adalah bagian usaha untuk menjaga dan melestarikan plasma nutfah tanaman endemik Indonesia. Dengan memiliki tanggung jawab bersama, maka tanaman tersebut akan terjaga kelestariannya.

Sebaliknya dengan adanya eksploitasi yang berlebihan terhadap tanaman yang viral, justru akan menyebabkan erosi genetik dan menjadi ancaman terhadap kelestarian sumber plasma nutfah/sumber daya genetik (SDG) di Indonesia. Apa sajakah tanaman yang viral di tahun 2019 dan mempunyai potensi sebagai khasiat tanaman obat bahkan sampai efek sedatif bagi manusia? Ayo simak penjelasannya:

1. Ciplukan/Ceplukan

4 Tanaman viral pada 2019, ada yang jadi sumber makanan alternatif

Gambar. Buah Ciplukan (https://ruangrakyat.com/wp-content/uploads/2018/05/ciplukan.jpg)

Pada bulan Januari 2019, tanaman ini viral karena harganya mencapai Rp. 500 Ribu rupiah di Mall Jakarata. Harga yang selangit ini cukup mengagetkan karena tanaman ini sebelumnya dikenal hanya sebagai tanaman liar. Tanaman ini berasal dari kawasan Tropis Amerika Latin [2]. Nama ilmiah tanaman ini adalah Physalis angulata. Tanaman ini berasal dari Suku Solanaceae (Terong-terongan). Merupakan tanaman semak yang rendah yang tingginya bisa mencapai 1 meter. Tumbuhan ini tumbuh pada daratan rendah hingga daratan tinggi sampai 1550 mdpl [3].

Buah ciplukan mengandung senyawa kimia asam sitrum dan fisalin [2]. Selain itu buah ciplukan mengandung asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan gula. Khasiat tradisional tanaman ini adalah untuk obat kencing manis, sakit paru-paru, ayan, dan borok [2].

2. Bajakah

4 Tanaman viral pada 2019, ada yang jadi sumber makanan alternatif

Gambar. Tanaman Bajakah (https://gdmorganic.com/wp-content/uploads/2019/08/budidaya-tanaman-bajakah.jpg)

Tanaman ini menjadi viral setelah tiga siswa SMA N 2 Palangkaraya meraih medali Emas di Korea Selatan pada bulan Agustus 2019. Hipotesis yang ditawarkan adalah tanaman ini dipercaya sebagai obat kanker. Secara turun temurun, tanaman ini memang telah dipercaya oleh suku Dayak di Kalimantan Tengah sebagai obat kanker. Bajakah semakin viral setelah muncul video Aiman di layar YouTube yang berjudul "Berburu Tanaman Penyembuh Kanker di Hutan Kalimantan. Pembawa berita itu secara langsung meninjau lokasi keberadaan Tanaman Bajakah hidup di hutan Palangkaraya Kalimantan Tengah.

Bajakah sebenarnya adalah sebutan bagi batang menjalar yang menjadi bagian dari tanaman [4]. Menurut Saikhu Kepala B2P2TOOT Tawangmangu, istilah tanaman Bajakah belum merujuk pada jenis spesies tertentu. Perlu kajian mendalam untuk membuktikan secara klinis bahwa Bajakah benar-benar memiliki manfaat kuratif terhadap kanker. Masyarakat tidak perlu buru-buru mempercayai testimoni yang beredar di Masyarakat. Balai Tanaman Obat Tawangmangu telah melakukan penelitian Ristoja 2015 dan merilis tanaman yang sudah melalui uji klinis sebagai tanaman kanker yaitu kunyit [5], sirsak [6], mengkudu, sirih, sambiloto, benalu kopi, temulawak, dan benalu mangga [4]. Ristoja yang dilakukan pada tahun 2017 juga menemukan tumbuhan obat yang berpotensi untuk mengatasi kanker. Tercatat ada 223 ramuan kanker yang terdiri atas 244 tumbuhan obat [4].

3. Kratom

4 Tanaman viral pada 2019, ada yang jadi sumber makanan alternatif Gambar. Tanaman Kratom (https://files.nccih.nih.gov/s3fs-public/Kratom_Mitragyna_speciosa.jpg?AIlmFa25WDEiWCRNJxv7jAX_qUdCTEOz)

Pada bulan September 2019, muncul tanaman yang viral setelah tanaman Bajakah yaitu tanaman Kratom. Tanaman ini merupakan tanaman khas daerah Putusibau Kalimantan Barat [7]. Tanaman yang bernama ilmiah Mitragyna speciosa adalah keluarga kopi (Rubiaceae). Digunakan sebagai obat tradisional sejak abad 19. Tanaman ini memilik efek stimulan.

Senyawa aktif pada tanaman ini adalah mitragynine dan 7-hydroxymitragynine (7-HMG). Kratom mempunyai efek seperti narkotika dan dapat menimbulkan adiksi. Pemerintah sudah selayaknya melarang penggunaan, penanaman dan peredaran kratom [8]. Daun kratom pada dosis rendah (2-10 gram) dapat menghasilkan efek stimulan, sedangkan pada dosis tinggi memberikan efek sedatif [7]. Efek sedatif yang dihasilkan fraksi etanol daun kratom memiliki potensi yang lebih besar jika dibandingkan dengan diazepam [9].

4. Porang/Iles-iles

4 Tanaman viral pada 2019, ada yang jadi sumber makanan alternatif Gambar. Buah Porang (https://asset.kompas.com/crops/6nsC73ektKHuJb6GGK67mUvL5lo=/36x0:1115x719/750x500/data/photo/2019/06/18/4174020271.jpg)

Porang menjadi viral berawal dari cerita mantan pemulung dari Madiun yang sukses menjadi miliader dari bisnis tanaman porang. Mantan Pemulung itu bernama Paidi. Tanaman ini berasal dari keluarga Araceae. Tanaman Porang sebenarnya tanaman liar. Porang (Amorphophallus muelleri Blume) adalah sumber makanan alternatif dari hutan. Porang tumbuh di bawah kanopi hutan dan berpotensi dikembangkan untuk meningkatkan ketahanan pangan.

Hasil sebuah penelitian menunjukkan tepung porang dari daerah Nganjuk mengandung 1,6-Anhydro-Beta-D-Glucopyranose; 1,2,3,4-Cyclopentanetetrol, (1.alpha., 2.beta., 3.beta., 4.alpha.); cyclopropyl carbinol; asetat asam asetat (CAS); dan asam heksadekanoat [10]. Porang atau iles-iles mengandung konsentrasi glukomanan yang tinggi, kira-kira 41,137% [11]. Pemberian umbi porang glukomanan dosis 25 mg/kg; 50 mg/kg; dan 100 mg/kg memberi efek pada penurunan total kolesterol darah tikus yang diberi diet tinggi lemak [12]. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan jika tanaman porang sangat baik untuk penyembuhan penyakit kolesterol.