Sebanyak empat pasang calon pengantin pada Kamis (8/10/2020) menjalani prosesi pernikahan Nikah Bareng dalam rangka HUT Kota Yogyakarta ke-264. Uniknya, pernikahan dilaksanakan di atas sepeda onthel dengan mas kawin seperangkat alat salat dan masker kain sebanyak 264 buah.

Sebelum menjalani ijab kabul terlebih dulu pengantin melakukan kirab dengan mengendarai sepeda, yang dimulai dari salah satu hotel yang ada di Jalan Perintis Kemerdekaan menuju Balai Nikah dan Layanan Haji Kantor Urusan Agama Kecamatan Kotagede Yogyakarta. Di tempat ini para calon pengantin dinikahkan oleh Kepala KUA Kotagede, Setyo Purwadi S.Ag.

Karena dilaksanakan dalam masa pandemi, para calon pengantin wajib menaati protokol kesehatan secara ketat. Ukur suhu tubuh, cuci tangan, dan mengenakan masker.

4 Pasang pengantin asal Yogyakarta ini menikah di atas sepeda onthel

Pengantin menikah di atas sepeda. Mereka Dinikahkan oleh Kepala KUA Kotagede Yogyakarta / Foto: Sulistyawan Ds

Koordinator Forum Taaruf Indonesia (Fortais) RM. Ryan Budi Nuryanto, S.E menjelaskan bahwa Nikah Bareng kali ini merupakan salah satu bentuk aspirasi warga Yogyakarta dalam memeriahkan hari jadi Kota Yogyakarta. Karena itu, tema dari Nikah Bareng kali ini adalah mewujudkan keluarga yang sehat dan berakhlakul karimah. Oleh sebab itu, dipilihlah mahar berupa alat salat dan masker sebagai sebuah simbol dan harapan para pengantin agar nantinya menjadi keluarga yang beriman dan sehat.

Sedangkan dipilih moda transportasi sepeda sebagai tempat nikah dilandasi dua alasan. Pertama, Jogja merupakan kota yang identik dengan Kota Sepeda karena sepeda telah menjadi kendaraan sehari-hari yang digunakan untuk bekerja maupun ke sekolah. Selain itu, sepeda merupakan simbol kehidupan berkeluarga. Agar tetap seimbang harus terus dikayuh dan terus bergerak. Selain itu, ibarat orang bersepeda, menjalani kehidupan berkeluarga juga menempuh jalan yang turun, mendaki, dan kadang berliku. Semua itu harus mampu diselesaikan dengan pemikiran bijak dan dewasa oleh pasangan.

Selain merayakan HUT Kota Jogja, kita harapkan nantinya para pengantin ini juga mampu menjadi duta Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19 baik di lingkungan keluarga, tempat tinggalnya, maupun sepanjang pergaulannya. Ujar Ryan kepada wartawan usai acara, Kamis (8/10/2020).

4 Pasang pengantin asal Yogyakarta ini menikah di atas sepeda onthel

Pengantin Membagi-bagikan masker kepada warga dan pemakai jalan / Foto: Dok.Fortais

Selanjutnya, Ryan mengatakan bahwa kegiatan Nikah Bareng kali ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan Golek Garwo (Cari Jodoh) yang dilaksanakan setiap Minggu di KUA Sewon Yogyakarta. Kegiatan untuk menjembatani para pencari jodoh sehingga mereka dapat menemukan pasangan hidupnya dan membentuk keluarga yang harmonis dan bahagia. Sampai saat ini sudah lebih dari 6000 pasang pengantin menjalani Nikah Bareng yang diprakarsai oleh Fortais.

Kami terus membuka kesempatan kepada masyarakat dan warga negara dunia khususnya rakyat Indonesia yang ingin mendapatkan pasangan atau menikah secara gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun. Bahkan pengantin nantinya akan menerima bingkisan dan fasilitas bulan madu secara gratis juga. Tandas Ryan.

Sementara itu, pasangan mempelai Aria Asta Putra (25) dan Sri Wulandari (50) yang merupakan salah satu peserta nikah bareng ini mengaku sangat terkesan dapat ikut serta dalam kegiatan pernikahan yang langka ini. Karena itu, pihaknya mengimbau kepada para lajang yang berminat menikah untuk tidak menunda-nunda pernikahan, karena pernikahan adalah perbuatan yang mulia.

Saya kira tidak ada alasan bagi para lajang untuk menunda pernikahan. Apalagi dengan alasan ekonomi, karena menikah melalui Fortais ini semuanya gratis. Tandas Aria.

Usai menjalani pernikahan, para pasangan pengantin kemudian melakukan konvoi sepeda keliling kota sebagai wujud syukur karena telah melaksanakan pernikahan dengan lancar. Dalam beberapa kesempatan mereka membagi-bagikan masker kepada para pemakai jalan yang ditemui seraya menyampaikan imbauan agar masyarakat selalu menerapkan protokol kesehatan dan social distancing. (*/Sulistyawan Ds).