Di era modernisasi, hal yang ketinggalan zaman sering dianggap basi. Namun, tidak semuanya berlomba-lomba untuk mengagung-agungkan yang baru dan menginjak-injak yang lama. Masih ada beberapa tempat di Indonesia yang masih menjaga lokalitas di tengah gempuran modernitas, di antaranya Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Di tempat ini didirikan Kampung Budaya Polowijen yang telah diresmikan sebagai kampung tematik oleh Wali Kota Malang (Ir. H. Mochamad Anton) sejak tanggal 2 April 2017 atas ide salah satu warga yang bernama Isa Wahyudi.Lalu, hal apa saja yang dapat dilakukan ketika mengunjungi Kampung Budaya Polowijen?

Berikut kegiatan hal bermanfaat yang dapat kamu lakukan di Kampung Budaya Polowijen, Malang.

1.Belajar membuat topeng khas Malangan.

4 Kegiatan bermanfaat ini bisa dilakukan di Kampung Budaya Polowijen

Identitas Kampung Budaya Polowijen sebagai pelestari Topeng Malangan sudah tampak saat kali pertama memasuki gapuranya dengan hiasan topeng-topeng di dinding salah satu bangunan. Di akhir pekan, Kampung Budaya Polowijen menyediakan perlatihan untuk siapapun yang ingin belajar membuat topeng khas Malangan. Hal ini bermanfaat untuk generasi milenial; daripada sering membuat kontroversi dan membuat masalah, mending belajar membuat topeng.

2.Belajar seni tari topeng Malangan.

4 Kegiatan bermanfaat ini bisa dilakukan di Kampung Budaya Polowijen

Kampung Polowijen sejak dulu terkenal dengan seni tradisional tari topeng Malangan. Salah satu pengrajin sekaligus penari topeng Malangan yang terbesar di Kota Malang berasal dari desa ini, yakni Mbah Kyai Reni atau Ki Tjondro Suwono.

Oleh sebab itu Kampung Polowijen juga biasa dikenal dengan Desa Reni. Mbah Reni sudah lama wafat sejak tahun 1935. Berdasarkan papan informasi yang diletakkan di samping jalan, disebutkan bahwa Mbah Kyai Reni adalah keturunan dari Mbah Sunan Bonang dan Legenda Topeng Malangan yang pertama kali membuat topeng di Pulau Jawa.

Berdasarkan sejarah besar Kampung Polowijen sebagai pengembang Seni Tari Topeng Malangan, seluruh warga sepakat untuk terus melestarikan kesenian tersebut. Agenda kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat Kampung Budaya Polowijen dalam melestarikan kesenian seni tari topeng Malangan adalah perlatihan Seni Tari Topeng Malangan, kriya topeng malangan, belajar membatik dengan motif topeng, bermain dengan permainal tradisional (seperti egrang, bakiak, dll), dan beberapa workshop rutinan.

Seluruh kegiatan biasanya dilaksanakan pada hari Sabtu malam dan Minggu pagi. Kegiatan dilaksanakan di beberapa gazebo-gazebo yang tersedia dan di sebuah panggung performance yang terbuat dari batang-batang bambu.

3. Belajar tentang situs sejarah beserta asal usulnya.

4 Kegiatan bermanfaat ini bisa dilakukan di Kampung Budaya Polowijen

Selain kesenian topeng Malangan, di Kampung Budaya Polowijen juga terdapat sebuah situs sejarah yang bernama Sumur Windu. Lokasi situs ini berada di tengah-tengah area persawahan di area kanan (jika berjalan dari arah gapura) Kampung Budaya Polowijen. Berdasarkan papan informasi Situs Polowijen, disebutkan bahwa Situs Ken Dedes yang disebut oleh Penduduk Polowijen sebagai Sumur Windu memiliki arti sumur yang sangat dalam dan tidak berujung. Situs ini adalah situs hunian keagamaan.

Ken Dedes yang dikenal sebagai Nareswari (wanita utama yang diramalkan akan melahirkan Raja-Raja besar di Jawa) dipercaya oleh masyarakat Polowijen berasal dari desa tersebut (dulu bernama Panawijen). Raja-Raja besar yang berhasil dilahirkan oleh Ken Dedes adalah Kertanegara dari Singasari dan Hayam Wuruk dari Majapahit.

Oleh sebab itu, situs Sumur Windu dihubungkan dengan riwayat Ken Dedes yang merupakan putri dari Pendeta Agama Budha (Mpu Purwa) di Panawijen. Kitab Pararaton juga menuturkan bahwa Mpu Purwa memili tempat bertapa di Setra Panawijen. Para generasi muda harus mengetahui asal-usul sejarah sebuah situs, misalnya tentang situs Sumur Windu yang berhubungan dengan riwayat Ken Dedes. Jika hal ini tidak dilestarikan, maka para generasi muda masa depan hanyalah mendapatkan sebuah bangunan tanpa tulisan (pemaknaan).

4. Menambah teman dan jaringan lewat workshopseni dan budaya.

4 Kegiatan bermanfaat ini bisa dilakukan di Kampung Budaya Polowijen

Dalam beberapa kesempatan, masyarakat Kampung Budaya Polowijen sering mengadakan workshop tentang topeng, seni tari, dan budaya-budaya lainnya yang diikuti oleh para pencinta seni dan budaya, sejarawan, budayawan, dan masyarakat sekitar. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh para pengunjung untuk menambah teman (terkadang teman bisa menjadi saudara) atau bahkan menemukan jodoh dalam workshop tersebut.