Kamu tentu udah ga asing dong sama air kan? Selain baik buat kesehatan, aliran air juga kerap dimanfaatkan jadi sumber penghasil listik yang biasa disebut dengan energi terbarukan.

Nah terkait dengan hal itu, jika kamu ke wilayah pangalengan Kabupaten Bandung, disana ada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Lamajang yang udah ada sejak jaman Belanda dan hingga ini masih beroperasi hingga saat ini. Tapi sayangnya nih, banyaknya sedimentasi dan rusaknya kawasan hutan di hulu citarum membuat PLTA Lamajang kini produksinya hanya tinggal 50 persen saja dari kemampuan sebenarnya. "Selama musim kemarau panjang kemarin, PLTA ini tetap berjalan. Hanya produksinya berkurang hingga 50 persenUngkap General Manager PLN UID Jabar, Agung Nurgaha saat ditemui di PLTA Lamajang belum lama ini.

Lalu ada fakta unik apa saja yah, dari PLTA Lamajang ini? Penasaran yuk kita telusuri bersama dibawah ini yah.

1. Punya Tiga Turbin

4 Fakta sejarah peninggalan Hindia Belanda di PLTA Lamajang

PLTA Lamajang ini punya tiga turbin yang dibangun secara bertahap. Untuk turbin 1 dan 2 dibangun tahun 1924 oleh pemerintah Hindia Belanda. Kedua turbin berkapasita 2 X 6,5 mega watt (MW) secara resmi dioperasikan pada tahun 1925 sekaligus menandai mulai beroperasinya PLTA Lamajang.

Buat mengantisipasi kebutuhan dari kebutuhan listrik khususnya di wilayah pangalengan, maka pada tahun 1933 dibangun unit ke 3, sehingga PLTA Lamajang memiliki kapasita 3 X 6,5 mega watt (MW).

2. Situ Cileunca

4 Fakta sejarah peninggalan Hindia Belanda di PLTA Lamajang

PLTA Lamajang ini tidak bisa dilepaskan dari keberadaan situ cileunca. Situ seluas 1.400 Hektare ini dibuat selama 7 tahun, yakni dimulai tahun 1919 dan rampung pada tahun 1926 dengan membendung aliran sungai cileunca.

Keberadaan situ cileunca ini dimaksudkan untuk menjaga debit air untuk nantinya dialirkan ke PLTA Lamajang melalui aliran sungai Cisangkuy dan sejumlah anak sungai lainnya. Jadi udah jelas jika hutan disekitarnya rusak maka debit air pun berkurang yang pada akhirnya akan mempengaruhi kerja turbin yang ada di PLTA.

3. Lori

4 Fakta sejarah peninggalan Hindia Belanda di PLTA Lamajang

Nah, ciri khas dari PLTA Lamajang ini adalah ada Lori buat ngangkut peralatan atau para pekerja. Lori ini di tarik dengan menggunakan tali baja untuk menuruni bukit setinggi ratusan meter dengan sudut kemiringan hampir 90 derajat.

O yah, lori ini sudah ada sejak pembangunan PLTA, jadi usianya udah mau mencapai 100 tahun. Tapi tenang meski udah berumur panjang, Lori ini masih berfungsi dengan baik. Untuk daya angkutnya sendiri maksimal 10 orang (5 ton) dengan lama tempuh 8 menit untuk naik maupun menuruni bukit.

4. Rumah Sejarah

4 Fakta sejarah peninggalan Hindia Belanda di PLTA Lamajang

Di kawasan PLTA Lamajang, ada 2 rumah yang hingga saat ini masih dilestarikan. Meski sudah direhab, namun rumah panggung dengan ciri khas atap (suhunan) dan jendela besar tetap dipertahankan.

Usia dari bangunan inipun sudah cukup tua, karena dibangun bersamaan dengan pembangunan PLTA lamajang pada tahun 1924. Saat ini rumah bersejarah itu difungsikan sebagai tempat berkumpulnya para pekerja PLTA untuk mengadakan rapat maupun aktivitas lainnya.

Nah, itu tadi 4 fakta sejarah dari PLTA Lamajang. Selain sebagai pembangkit listrik juga menyimpan sejarah panjang perjuangan bangsa.