Biola, alat musik yang sudah sangat dikenal oleh banyak orang pada saat ini memiliki sejarah perjalanan yang cukup panjang. Mengutip dari laman NationalGeographic.com, meskipun cikal-bakal biola telah ada jauh di masa lalu, namun sebagian besar sejarawan sepakat bahwa biola modern saat ini muncul pada awal abad ke-16 di Italia bagian selatan. Biola menjadi alat musik yang populer pada abad ke-16 untuk semua kalangan, baik untuk kalangan rakyat biasa maupun kalangan bangsawan pada saat itu.

Lebih lanjut, pada abad ke-17 biola menjadi instrumen musik penting dalam sebuah orkestra. Nada-nada ekspresif dan dinamis dalam biola dapat mewakili berbagai gaya bermusik. Perpaduan yang dinamis dan harmonis dari ritme-ritme nada biola tersebut, apakah itu terdengar riang atau sedih, suram atau jenaka, cepat atau lambat, memiliki kemampuan untuk membangkitkan hampir semua suasana hati.

Salah satu biola yang melegenda dan memiliki kualitas terbaik adalah biola-biola Stradivarius. Biola Stradivarius dibuat oleh Antonio Stradivari (1644-1737) seorang Luthier atau seorang pengrajin dan ahli reparasi instrumen berdawai seperti biola, cello, guitar dan harpa. Selama rentang waktu hidupnya dia telah membuat sejumlah instrumen musik berdawai, biola buatannya diyakini sebagai salah satu biola dengan kualitas terbaik yang pernah dibuat. Untuk saat ini, taksiran harga sebuah biola Stradivarius sangat fantastis dan akan dibahas di akhir tulisan ini.

Karya awal Antonio Stradivari, hubungannya dengan maestro pembuat biola, Nicolo Amati, serta masa golden period karyanya.

Mengambil sumber dari Enyclopedia of world Biography (https://www.notablebiographies.com/St-Tr/Stradivari-Antonio.html), Antonio Stradivari dilahirkan di Kota Cremona, Italia pada tahun 1644. Dalam jangka waktu yang panjang, Kota Cremona sendiri sudah terkenal sebagai tempat penghasil biola-biola berkualitas. Pada masa awal kehidupan Antonio Stradivari, hidup pula seorang maestro dan pembuat biola Nicolo Amati, cucu dari legenda besar pengrajin biola Andrea Amati. Dari Nicolo Amati, Antonio Stradivari mempelajari gaya dan teknik pembuatan alat musik berdawai.

Lebih lanjut, masih dari sumber yang sama, pada tahun-tahun sebelum 1680 Antonio Stradivari telah membuat berbagai macam instrumen berdawai seperti; gitar, harpa, mandolin, dan kecapi. Dia juga masih melanjutkan konsep desain biola dari keluarga Amati. Pada masa ini Antonio Stradivari juga telah mencoba bereksperimen untuk peningkatan kualitas nada dan memantapkan desain biola buatannya sendiri, sampai pada masanya dia mematangkan karya seni ciptaannya dan menciptakan karya-karya terhebatnya,utamanya instrumen biola yang menghasilkan sebuah standart kesempurnaan baru dalam dunia musik.

 Stradivarius, mahakarya yang melegenda dalam sebentuk biola

Sebuah ilustrasi Antonio Stradivari sedang membuat biola di workshopnya (Sumber gambar: Wikimedia Commons)

Pada tahun 1680-an Antonio Stradivari telah mengembangkan style-nyasendiri untuk menciptakan biola dengan desain yang lebih kokoh, dengan bahan material serta finishing yang baru. Pada masa ini Antonio Stradivari mulai meninggalkan desain biola pendahulunya, desain dari keluarga Amati. Kemampuan Antonio Stradivari dalam mengembangkan alat musik biola, menghasilkanstylebiola yang berbeda dengan generasi pendahulunya. Nada-nada yang lebih penuh danpowerfullmenjadikan keunggulan dan sangat membedakan biola buatannya dengan biola-biola buatan pengrajin lain di Kota Cremona. Hal tersebut membuat musisi-musisi dari luar Kota Cremona memburu biola-biola buatanworkshop Antonio Stradivari karena kualitas dan keunikannya. Setelah meninggalnya Nicolo Amati pada tahun 1684, Antonio Stradivari dikenal sebagai pembuat dan pengrajin biola yang terbaik di kotanya.

 Stradivarius, mahakarya yang melegenda dalam sebentuk biola

Biola Stradivarius merupakan salah satu biola dengan kualitas terbaik yang pernah dibuat (Sumber ilustrasi foto: Wikimedia Commons)

Tahun 1700 hingga 1720 dikenal sebagai golden period-nya seorang Antonio Stradivari. Selama masa ini dia menyempurnakan desain biola dan menghasilkan karya-karya terbaiknya. Dia memilih kayu dengan kualitas terbaik untuk menghasilkan kesempurnaan karya dan kualitas pada biola yang dibuatnya, konon kabarnya dia tidak pernah membuat biola yang sama untuk kedua kalinya, setiap biola buatannya memiliki identitas dan reputasi personal. Setelah tahun 1720 jumlah instrumen musik buatannya menurun karena faktor usia yang semakin menua dan kesehatan fisiknya yang mulai menurun.

Masih menjadi misteri dan perdebatan mengenai faktor yang membuat biola-biola Stradivarius menjadi sangat spesial kualitasnya.

Seperti yang telah diceritakan di atas bahwa biola-biola buatan Antonio Stradivari diyakini sebagai salah satu biola dengan kualitas terbaik yang pernah dibuat. Nada-nada yang dikeluarkannya lebih powerfull yang menjadikannya pembeda di antara biola-biola buatannya dengan biola-biola buatan pengrajin lain di Kota Cremona.

Apa yang menyebabkan biola Stradivarius lebih superior dalam hal kualitas nada yang dihasilkannya dibandingkan dengan biola-biola lainnya masih menjadi misteri dan perdebatan tersendiri hingga hari ini. Dalam sebuah ulasan oleh reporter Emma Saunders di situs BBC, diterangkan pada tahun 2003 peneliti dari Universitas Tennessee dan Columbia mengklaim bahwa penurunan aktivitas matahari pada musim dingin di abad ke 17 berpengaruh pada kayu yang menjadi bahan baku utama pembuatan biola. Musim dingin yang berkepanjangan pada masa itu menyebabkan pertumbuhan pohon yang lebih lambat yang pada gilirannya menyebabkan kayu menjadi lebih padat dengan karakteristik akustik yang sangat baik. Suatu keadaan yang tidak pernah terulang kembali semenjak masa itu.

Pandangan lain berasal dari tahun 2016, ketika seorang peneliti dari Amerika Serikat mengatakan kualitas biola Stradivarius ditentukan oleh perawatan secara kimiawi untuk mencegah jamur kayu pada bahan baku kayunya. Beberapa peneliti lain berfokus pada varnish (pernis) yang digunakan pada instrumen biola tersebut yang menyebabkan biola tersebut lebih baik dari biola-biola lainnya. Namun banyak pembuat biola masa kini sudah tidak tertarik lagi dengan teori-teori tersebut dan memandang kualitas super biola Stradivarius memang murni karena kejeniusan Antonio Stradivari dalam membuat biola tersebut.

 Stradivarius, mahakarya yang melegenda dalam sebentuk biola

Masih menjadi misteri apa yang membuat biola Stradivarius berbeda dengan biola lain dalam hal kualitas nada yang dihasilkan (Sumber ilustrasi foto: Wikimedia Commons)

Pemberitaan mengenai biola Stradivarius dan harganya yang fantastis.

Menurut informasi dari https://newviolinist.com, selama hidupnya Antonio Stradivari telah membuat sekitar 1.100 instrumen berdawai termasuk diantaranya biola, cello, gitar, madolin. Sejumlah 600-an instrumen masih dianggap ada dan hanya sekitar 244 biola yang masih terdokumentasi saat ini. Konon Antonio Stradivari tidak pernah membuat biola yang sama untuk kedua kalinya. Setiap biola buatannya memiliki identitas karakter dan reputasi personal sehingga menjadi impian setiap violinist (pemain biola) untuk memiliki dan memainkannya.

Kesempurnaan kualitas dan langkanya biola Stradivarius juga menyebabkan biola tersebut menjadi incaran para kolektor. Maka tidaklah mengherankan kalau alat musik biola ini menjadi lambang prestis dan memiliki harga yang sangat fantastis saat ini, sehingga menarik juga minat para pencuri yang melihatnya dari sisi ekonomis. Menurut beberapa sumber, biola Stradivarius The Lady Blunttelah terjual dalam lelang online untuk membantu korban gempa dan tsunami Jepang seharga USD 15.9 juta atau sekitar Rp224 miliar dengan kurs saat ini.

Beberapa kasus yang berkaitan dengan biola Stradivarius seringkali menarik perhatian dan diberitakan di beberapa situs media massa, beberapa di antaranya sebagai berikut.

- Pada bulan Februari 2014, situs berita CNN melaporkan bahwa polisi menemukan sebuah biola Stradivarius ex-Lipinski dalam sebuah koper di loteng sebuah rumah di Milwaukee. Biola yang ditaksir bernilai sekitar USD 5 juta atau setara dengan Rp70 miliar dengan kurs saat ini dicuri dari seorang violinist (pemain biola) papan atas Milwaukee bernama Frank Almond, pada bulan Januari 2014. Sang violinist sedang berjalan ke mobilnya setelah pertunjukan ketika penyerang menyerang menggunakan senjata kejut (setrum) yang menyebabkan dia menjatuhkan biolanya. Penyerang mengambil biola dan melarikan diri ke arah mobil yang sudah menunggu.

- Pada bulan Agustus 2015, situs berita BBC melaporkan ditemukannya biola Stradivarius milik pemain biola Roman Totenberg setelah hilang dicuri selama 35 tahun. Biola tersebut hilang dari kantor Totenberg pada tahun 1980 ketika Totenberg sedang menerima penghormatan penonton setelah ia menyelesaikan konsernya. Totenberg membeli biola tersebut di tahun 1943 dengan harga USD 15.000 (Rp212 juta) yang setara dengan USD 200.000 saat ini (Rp2.8 miliar dengan kurs saat ini). Tidak disebutkan berapa harga taksiran biolanya saat ini. Totenberg telah meninggal pada tahun 2012 di usia 101 tahun sebelum akhirnya biolanya ditemukan pada tahun 2015.

- Kisah lain terjadi pada awal Januari 2016 ketika sebuah situs media lokal melaporkan Kepolisian Federal Western City of Saarbrcken Jerman dibuat heboh ketika seorang musisi wanita melaporkan telah tidak sengaja meninggalkan bagasi di kereta yang ditumpanginya. Bagasinya tersebut adalah sebuah biola Stradivarius yang ditaksir bernilai sekitar EUR 2.4 juta atau sekitar Rp38 miliar dengan kurs saat ini. Perusahaan kereta mengungkapkan bahwa gerbong tempat duduk sang wanita telah digandengkan dengan kereta lain yang kembali ke Manheim. Akhirnya Biola Stradivarius General Dupont Grumiauxbuatan tahun 1727 tersebut berhasil ditemukan dalam gerbong kereta terakhir yang kembali ke Manheim satu menit sebelum keberangkatan, berita tersebut tentu saja melegakan musisi wanita pemilik biola tersebut

 Stradivarius, mahakarya yang melegenda dalam sebentuk biola

Selain menjadi impian para kolektor dan musisi biola (Violinist), biola Stradivarius juga menjadi incaran para pencuri. Pernah diberitakan sebuah biola Stradivarius ditemukan setelah 35 tahun hilang dicuri (Sumber ilustrasi foto: Wikimedia Commons)

Sebagai penutup, sebagaimana seni musik yang telah berjalan seiring dengan perjalanan peradaban manusia sendiri, nada-nada biola Stradivarius masih akan terus melintasi waktu, melagukan karya-karya besar para komposer ternama dan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan sebuah ekspresi yang dimanifestasikan dalam nada-nada indah irama musik. Kisah dan sejarah panjang Biola Stradivarius akan menjadi legenda tersendiri bagi generasi-generasi yang akan datang terutama bagi mereka yang ingin mempelajari dan mendalami instrumen biola.