Brilio.net - Duta besar Rusia untuk Turki Andrey G. Karlov, tewas ditembak pria bersenjata pada Senin (19/12) di Ankara.

Otoritas Turki mengatakan pelaku yang sesudah penembakan meneriakkan "Jangan lupa Aleppo! Jangan lupa Suriah!" itu adalah petugas kepolisian. Pelaku kemudian ditembak mati oleh petugas lainnya.

Lalu kenapa Karlov yang menjadi sasaran pembunuhan, yang menurut Presiden Rusia Vladimir Putin meninggal "secara terhina" tersebut? Berikut, brilio.net paparkan sejumlah fakta tentangnya, dikutip dari nytimes.com, Selasa (20/12).

-Karlov sudah menjadi duta besar Rusia untuk Turki sejak Juli 2013, berdasar biografi di website Kedutaan Rusia.

-Lahir di Moskow, dia mengawali karier diplomatnya di usia yang masih 20 tahunan setelah lulus dari Moscow State Institute of International Relations dan Akademi Diplomatik.

-Sebelumnya Karlov menjabat sebagai duta besar Korea Utara. Dia sudah menikah dan memiliki satu orang putra. Menurut kantor berita Rusia, istrinya pingsan dan dilarikan ke rumah sakit setelah mendengar kematian sang suami.

-Richard Moore, duta besar Inggris untuk Turki, melalui tweet-nya sesaat setelah penyerangan, menyebut Karlov sebagai sosok yang profesional dan ramah.

Tugas Karlov di Turki tidak mudah. Dia bertugas di kala hubungan kedua negara memanas karena konflik Suriah. Karlov menjadi figur yang berupaya meredakan tensi atas peran Rusia dalam perang sipil di Suriah.