Brilio.net - Kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di daerah Kalimantan dan Sumatera masih terus menjadi perhatian. Setelah kurang lebih sepekan adanya kabut asap, sejumlah aktivitas sehari-hari masyarakat mulai terganggu.

Salah satu yang mendapat dampak buruk akibat kabut asap adalah bandara. Dilansir dari liputan6.com, hingga kini dilaporkan sejumlah layanan bandara harus ditutup, bahkan maskapai juga mengalami penundaan, tak sedikit pula yang dibatalkan.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti mengakui, sejumlah penerbangan di wilayah Kalimantan mengalami penutupan akibat kabut asap. Itu lantaran kabut asap membuat jarak pandang terbatas sehingga terpaksa harus dilakukan pembatalan penerbangan.

"Dengan kondisi saat ini, kami akan terus berkoordinasi melalui dengan Otoritas Bandar Udara (OBU), operator penerbangan, AirNav Indonesia, pihak maskapai, dan stakeholder terkait sehingga semua tim dapat tetap memperhatikan keselamatan penerbangan," tuturnya, Selasa (17/9) seperti dikutip dari liputan6.com.

Berdasarkan data yang diperoleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, beberapa layanan bandara di Sumatera dan Kalimantan terkena pembatalan.

Dua lapangan udara di Kalimantan Barat, yakni Bandara Internasional Supadio akibat jarak pandang terbatas 400 meter, serta Bandar Udara Pangsuma, Putussibau, dengan jarak pandang 3.000 meter.

Untuk di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), bandara yang mengalami gangguan yakni Bandara Kalimarau Berau dengan jarak pandang 400 meter, dan Bandara A P T Pranoto, Samarinda, dengan jarak pandang 3.000 meter.

Sementara di Kalimantan Tengah, bandara yang terkena dampak kabut asap adalah Bandar Udara H Asan Sampit dengan jarak pandang 800 meter, serta Bandar Udara Tjilik Riwut Palangkaraya dengan jarak pandang 500 meter.

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa sebanyak 30 persen penerbangan tercatat dibatalkan imbas dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kalimantan dan Sumatera. Kebakaran hutan tersebut menimbulkan kabut asap yang mengganggu jarak pandang pesawat.

Namun Budi mengklaim bahwa angka pembatalan 30 persen penerbangan tersebut sebenarnya tidak signifikan.

"Yang cancel itu sebenarnya tidak signifikan, sekitar 20-30 persen," tuturnya.

Sejauh ini, terdapat tiga bandara yang mengalami dampak terburuk dari insiden kabut asap ini. Ketiga bandara itu semuanya berada di daerah Kalimantan Barat (Kalbar). "Dampak yang paling besar di Kalbar. Ada di tiga bandara di Pontianak, Ketapang, dan Sambas," ujarnya.

Kementerian Perhubungan terus menghimbau pihak maskapai agar mengedepankan praktik kehati-hatian pada seluruh maskapai penerbangan.

"Safety nomor satu, feasibility kita akan informasikan kepada maskapai agar mereka berhati-hati," tegasnya.