Ada banyak metode dalam menanam sayuran, tentunya masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri. Sayuran hidroponik adalah salah satu yang mulai diincar banyak orang karena “katanya” kandungannya lebih sehat daripada sayuran biasa.
Sebenarnya apa sih sayuran hidroponik itu? Menanam dengan metode hidroponik berarti menanam tanaman atau sayuran dengan bantuan cairan yang mengandung mineral dan nutrisi yang dibutuhkan sayuran untuk tumbuh dengan baik. Nutrisi yang dibutuhkan ini beragam, mulai dari nitrogen, fosfor, kalsium, dan banyak lainnya. Selain air dan mineral, tanaman hidroponik juga membutuhkan lampu dan sistem filtrasi untuk air dan udara.
Sayuran biasa yang ditanam di media tanah biasanya akan sering terkena hama dan tingkat sterilisasinya cenderung rendah. Sebaliknya, sayuran hidroponik lebih steril atau bersih dan tentunya bebas dari hama. Unsur hara atau makanan yang dibutuhkan sayuran diberikan dalam bentuk cairan sehingga memudahkan sayuran untuk menyerap lebih cepat. Penyerapan yang cepat ini mempersingkat waktu pertumbuhan sayuran dan panen. Lingkungan tempat tumbuhnya juga bisa dikontrol dengan baik dengan adanya greenhouse.
Greenhouse atau rumah kaca adalah tempat berlindung tanaman yang berfungsi untuk meningkatkan produktivitas hasil tani. Tanaman hidroponik yang dibudidayakan di dalam greenhouse memiliki kualitas yang relatif lebih baik karena cahaya matahari yang diterima tanaman tidak berlebihan. Begitu pula ketika hujan, tanaman akan terlindung dari jamur, lumut, atau tanaman pengganggu lainnya yang menjadi hama bagi tanaman hidroponik yang dibubidayakan.
Greenhouse dapat diperinci menjadi dinding, atap, lantai, dan kerangka–yang dapat terbuat dari kayu atau besi. Sebuah greenhouse yang baik adalah ditempatkan di tempat terbuka, steril, memiliki sirkulasi, dan dapat mengurai intensitas cahaya matahari dan air.

Penelitian yang dilakukan oleh Organic Center (2008) dan Practical Hydroponics & Greenhouses (2000) menunjukkan bahwa nutrisi dalam tanaman hidroponik melebihi nutrisi yang ada pada tanaman konvensional. Melihat dari tampilan luar, tanaman hidroponik pun memiliki bentuk yang cenderung lebih sempurna. Hal ini dikarenakan tidak ada hama yang menggerogoti sayuran. Selain itu, dari segi rasa, sayuran hidroponik memiliki rasa yang lebih tidak pahit dibanding sayuran biasa. Banyaknya kandungan air dalam sayuran hidroponik juga menyebabkan sayuran terasa lebih crunchy. Tidak sedikit orang yang mengaku jadi menyukai sayur setelah mencoba sayuran hidroponik.
Ada banyak cara menanam dengan metode hidroponik, namun pada dasarnya semua serupa. Akar tanaman ditaruh di dalam air yang diberi nutrisi. Menanam dalam jumlah kecil tentunya lebih sederhana; beberapa tanaman tidak membutuhkan pompa dan aliran air dalam sistemnya. Tetapi jika ingin membubidayakan tanaman hidroponik secara profesional, tentunya sistem yang dijalankan akan lebih sulit. Salah satu sistem yang paling terkenal adalah Nutrient Film Technique (NFT), di mana wadah tumbuhan biasanya terbuat dari pipa PVC. Teknik NFT bekerja dengan cara mengalirkan cairan nutrisi yang dipompa dari tandon air secara terus-menerus ke dalam wadah tumbuhan sehingga merendam kira-kira setengah akar tumbuhan. Larutan nutrisi ini kemudian kembali ke tandon dan siklusnya pun terus mengulang.
Perawatan sayuran hidroponik yang cenderung lebih rumit membuat harganya di pasaran menjadi lebih mahal daripada sayuran konvensional. Hal ini menyebabkan persebarannya di supermarket menjadi kalah banyak. Tetapi tempat-tempat seperti restoran, hotel, atau rumah sakit umumnya lebih mencari sayuran hidroponik dan organik. Semua sayur tentunya mengandung nutrisi yang menyehatkan bagi tubuh. Akhirnya semua kembali pada pribadi masing-masing, sesuai dengan kebutuhan dan kesukaan tiap individu.