Apa sih yang kamu tahu tentang Garut?Pasti kamu langsung tertuju ke dodol dan domba Garut kan ya? Garut memang terkenal akan dodol dan domba adu, tapi selain itu ada sesuatu yang harus kamu tahu tentang Garut, yaitu gunung-gunung yang selalu menjadi wishlist para pendaki, salah satunya adalah Gunung Papandayan.

Gunung Papandayan merupakan salah satu gunung yang berada di Garut, tepatnya berada di Kecamatan Cisurupan dan memiliki ketinggian 2665 Mdpl. Gunung ini memiliki kawah yang terkenal yaitu Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk yang selalu dikunjungi oleh para wisatawan.

Gunung Papandayan ini menjadi salah satu wisata favorit para wisatawan dari berbagai kalangan dan usia karena Papandayan merupakan salah satu gunung yang mempunyai wahana untuk bersantai dengan keluarga. Ada pemandian air panas dan rumah pohon yang disediakan pengelola sebagai penginapan. Jadi, di Gunung Papandayan ini nggak hanya untuk para pendaki, namun kamu juga bisa mengajak orang tua untuk bersantai.

Nah, di sini saya mau menceritakan pengalaman saya saat camping di Gunung Papandayan. Saya dan temen mendaki Gunung Papandayan ini pada bulan Agustus 2016 dan saat itu memang lagi musim hujan. Tiket masuk ke Papandayan kala itu Rp20 ribu per orang (untuk weekday) dan Rp30 ribu per orang (untuk weekend) dan belum termasuk uang parkir.

Di dekat tempat parkir tersedia fasilitas umum seperti toilet, musala, pedagang makanan ataupun suvenir. Jadi kalau kamu belum mempersiapkan perbekalan untuk menjelajah Papandayan, kamu bisa beli dulu di sana. Tapi tenang, kalau kamu lupa membeli perbekalan saat masih di bawah, ketika sudah masuk ke dalam ada beberapa warung yang menjajakan makanan seperti gorengan, mie rebus, minuman hangat, dan makanan ringan lainnya. Jadi jangan khawatir kamu akan kelaparan, ya.

Setelah selesai mempersiapkan perbekalan, kamu akan mulai berjalan untuk memasuki kawasan Gunung Papandayan. Jalur awal yang akan kamu lewati memiliki kontur bebatuan dan masih landai, jadi aman kalau kamu melewatinya saat hujan tapi ya tetap harus hati-hati.

Wisata Papandayan, bertemu hamparan edelweis dan melewati Hutan Mati

Tidak jauh dari jalur awal, kamu akan melihat pemandangan kawah yang begitu luas dengan hamparan belerang putih dan dikelilingi oleh bukit-bukit yang tinggi. Kamu juga akan disambut oleh pohon-pohon cantigi yang banyak tumbuh di kawasan Papandayan.

Wisata Papandayan, bertemu hamparan edelweis dan melewati Hutan Mati

Oh ya, pengelola Papandayan hanya menyediakan spot untuk mendirikan tenda di Gubber Hood yang berjarak 1-2 km dari titik awal. Di area ini kamu dapat melihat sunrise dan menikmati panorama kawah dan juga ada spot yang paling banyak dikunjungi oleh para pendaki, yaitu Pondok Salada. Kenapa Pondok Salada ini banyak dipilih para pendaki? Karena di sini pendaki dapat bersantai di bawah pepohonan sembari memasang hammock.

Wisata Papandayan, bertemu hamparan edelweis dan melewati Hutan Mati

Dari beberapa Gunung yang pernah saya datangi, saya paling suka Gunung Papandayan karena nggak usah khawatir kelaparan ataupun kebelet pengen ke toilet. Di Pondok Salada ini tersedia toilet umum dan pedagang makanan. Memang sih toiletnya hanya tersedia empat buah, itu pun harus antre dan gantian dengan pengunjung lain dengan keadaan gelap tanpa penerangan (yaa kan namanya juga gunung, nggak ada listrik). Jadi kamu harus membawa penerangan sendiri kalau mau ke toilet.

Kekurangannya kalau kamu memilih spot ini nggak bisa melihat sunrise karena terhalang pepohonan. Karena kami nggak mendapat sunrise jadi kami memutuskan untuk beres-beres dan melanjutkn perjalanan ke hutan mati melewati hamparan edelweis di Tegal Alun.

Untuk mencapai Tegal Alun, kamu akan menempuh waktu sekitar satu jam dari spot Pondok Salada dengan jalur pendakian yang cukup curam dan menanjak. Tapi jalurnya sangat aman kok, karena di jalur ini terdapat pepohonan jadi kamu bisa berpegangan pada akar-akar yang merambat dan jangan lupa berpegangan dengan teman sendiri. Akhirnya setelah melewati jalur yang cukup menantang, kamu akan sampai di ketinggian dan disambut dengan pemandangan kawah yang berlokasi saat kamu masuk dan juga dapat melihat luasnya hutan mati.

Wisata Papandayan, bertemu hamparan edelweis dan melewati Hutan Mati

Dari lokasimu melihat pemandangan tadi, mulai masuk ke Tegal Alun dan kembali disambut oleh sang bunga abadi yaitu Edelweis. di Tegal Alun ini tidak ada fasilitas umum seperti spot lainnya. Di sini hanya ada hamparan edelweis yang diklaim sebagai padang edelweis terluas se-Asia Tenggara.

Wisata Papandayan, bertemu hamparan edelweis dan melewati Hutan Mati

Kamu bisa menikmati keindahan edelweis sampai bosan. Tapi ingat ya, Edelweisnya nggak boleh kamu petik. Kalau mau ada kenang-kenangan dengan edelweis kamu cukup foto-foto saja dan jangan sampai merusak.

Wisata Papandayan, bertemu hamparan edelweis dan melewati Hutan Mati

Lanjut perjalanan, setelah puas di padang edelweis saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan menuju Hutan Mati. Perjalanan menuju Hutan Mati dari edelweis lumayan dekat, jadi kami cepat sampai. Memang lokasi ini terlihat sangat menyeramkan, apalagi kalau mendengar namanya pasti kamu berpikir lokasi ini dulu bekas kuburan atau banyak orang mati di sini.

Wisata Papandayan, bertemu hamparan edelweis dan melewati Hutan Mati

Tapi kamu wajib mendatangi hutan mati karena di hutan ini kamu bisa melihat hamparan pohon-pohon mati yang disebabkan letusan Gunung Papandayan beberapa ratusan tahun yang lalu. Jangan khawatir, meskipun lokasi ini dinamakan hutan mati tapi banyak orang yang menggunakan lokasi ini untuk mengabadikan momen, sampai sering digunakan untuk foto pre-wedding. Seru, kan? So, dont judge book by its cover.

Wisata Papandayan, bertemu hamparan edelweis dan melewati Hutan Mati

Perjalanan saya dan teman-teman pun selesai. Kami memutuskan untuk turun pendakian karena cuaca yang kurang mendukung untuk berlama-lama di atas. Jalur yang kami lewati ketika turun berbeda dengan jalur saat masuk. Jalur saat kami turun bisa dibilang cukup menantang karena jalurnya yang menurun, bebatuan, tanpa pegangan, dan saat itu dalam keadaan hujan deras. Sehingga perjalanan kami pun cukup lama karena berjalan melewati arus air saat hujan. Tapi akhirnya kami sampai dengan selamat ke titik awal dengan ditemani hujan deras selama perjalanan pulang.

Tips dari saya kalau kamu mau ke Papandayan saat musim hujan adalah bawa jas hujan. Pakaikan jugaraincoveruntuk tas kamu dan yang paling penting kamu harus bawa baju ganti, ya.