Berselancar di media sosial sudah menjadi gaya hidup, terlebih di masa yang serba online.Media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter dan sebagainya merupakan konsumsi sehari-hari manusia pada zaman ini, khususnya Instagram. Instagram merupakan media sosial yang paling digemari oleh kaum muda, hampir semua remaja memiliki akun Instagram.

Ramainya dunia maya membuat fenomena scam menjadi marak dan menjamur. Banyaknya jumlah pengguna media sosial terutama Instagram merupakan sebuah pelung bagi oknum-oknum nakal dalam melakukan tindak kejahatan, seperti penipuan.

Akhir-akhir ini banyak sekali scam yang dilakukan di Instagram. Scam ini dilakukan dengan cara mengirimi Direct Massage (DM) kepada para korban dengan iming-iming menjadikan korban sebagai Brand Ambassador atau dengan iming-iming ingin mengirimi barang sebagai hadiah give away kepada orang secara acak.

Akun-akun yang mereka gunakan umumnya merupakan akun-akun besar dengan ribuan bahkan jutaan pengikut, bahkan beberapa akun memiliki websiteresmi. Akun-akun scam ini umumnya tidak berdomisili di Indonesia. Nantinya jika kita membalas DM tersebut kita akan berhadapan dengan BOT (robot). BOT tersebut akan menanyai kita bebrapa hal dan sampai di tahap diminta untuk membayar biaya shipping.

Dari biaya shipping inilah asal mula pengerukkan harta kita. Nantinya kita akan terus disuruh untuk membayar biaya shipping dengan berbagai macam alasan, umumnya alasan yang digunakan adalah paket kita telah ditahan oleh pihak sortir dan harus menebusnya.

Cara untuk mengetahui apakah hadiah tersebut merupakan scam atau bukan yaitu dengan cara sebagai berikut.

1.Jangan menerima hadiah apa pun jika kita tidak pernah mengikuti kuis/give away dari pihak pemberi.

2.Perhatikan tata bahasa yang digunakan oleh akun tersebut, jika terstruktur rapi umumnya itu adalah BOT.

3.Coba cari tahu tentang akun pemberi dengan cara mengetik nama akun tersebut di kolom pencarian Google.

Kita harus sangat hati-hati dalam bermedia sosial, sebab banyak hal yang sangat menggiurkan tetapi berujung menyedihkan. Maraknya penipuan secara online harusnya membuat kita lebih bijak lagi dalam bermedia sosial.