Obat ini disebut gravel atau kerikil karena berbentuk seperti potongan kristal putih seukuran kerikil di dalam akuarium. Mirasantika jenis narkoba yang disebut "Flakka" sudah lama viral di kalangan netizen, tapi ada baiknya saling mengingatkan.

Penasaran ilmunya boleh, tapi jangan barangnya, wujudnya, sensasinya, ataupun rasanya.

Waspada, ini jenis baru narkoba yang berbentuk kristal Dari data pemakai yang didapat, ada informasi bahwa ketika mengkonsumsi barang haram ini, maka rasanya seperti terbang, melayang, dan rileks sekali.

Makanya jangan heran jika sampai hari ini narkoba seakan nggak hilang karena banyak orang yang tergiur akan sensasi tersebut. Namun, konsekuensinya harus mau merelakan raga dan jiwa rusak secaraperlahan-lahan.

Entah bagaimana penyebarannya, namun kita anak muda wajib menjauhkan generasi Indonesia terhadap Flakka karena kabarnya, narkoba satu ini memiliki penyebaran yang cepat dan luas.

Menurut kepolisian, Flakka bahkan lebih mudah didapatkan dalam jumlah kecil melalui pos, dibanding dengan narkoba sintetis lain seperti ekstasi.

Bahan aktif Flakka adalah senyawa kimia yang disebut alpha-PVP, yang menurut daftar Badan Obat-obatan AS merupakan zat yang paling mungkin disalahgunakan. Zat ini biasanya dibuat di luar AS seperti Tiongkok dan Pakistan.

Waspada, ini jenis baru narkoba yang berbentuk kristal Flakka sendiri berasal dari turunan kata Bahasa Spanyol yang berarti seorang wanita langsing dan cantik. Biasanya dijual dalam bentuk kristal, sering juga digunakan di rokok elektronik.

Flakka juga mengandung senyawa kimia yang disebut MDPV, bahan utama pembuat bath salts atau garam mandi. Senyawa kimia ini menstimulasi bagian otak yang mengatur mood, hormon dopamin, dan serotonin.

Waspada, ini jenis baru narkoba yang berbentuk kristal

Kokain dan methamphetamine memiliki cara kerja yang sama di otak. Namun, senyawa kimia pada Flakka meninggalkan efek yang lebih tahan lama.

Meski efek seperti sakaw yang ditimbulkan Flakka hanya berlangsung beberapa jam, hal tersebut bisa terjadi secara permanen pada otak. Tidak hanya tinggal di otak, obat ini juga dapat menghancurkan otak.

Mungkin akan memakan waktu beberapa tahun untuk mendapatkan data yang diperlukan, agar lembaga federal bisa mengeluarkan larangan resmi pada peredaran Flakka.