Menikmati indahnya alam dan pergantian suasana merupakan salah satu hal yang menjadi kebutuhan tiap individu. Dikejar-kejar deadline dan banyaknya kerjaan yang menumpuk pasti membuat pikiran menjadi kusut dan jenuh. Untuk yang sudah berkeluarga, menjaga dan membimbing anak yang sedang beradaptasi terhadap online learning pastinya menjadi challenge yang cukup menguras tenaga maupun pikiran. Di sisi lain, bagi para pelajar, fokus belajar dan memenuhi kewajiban akademik yang ada di tengah situasi yang tak menentu juga pasti sangat melelahkan. Saat sudah memasuki fase jenuh dan lelah, siapa sih yang tidak rindu dengan liburan?

Melepas penat dan rehat sejenak dari rutinitas, sudah jelas jalan-jalan alias travelling adalah 'obat penawarnya'. Travelling ternyata sudah menjadi kebutuhan primer warga Indonesia. Dilansir dari hasil studi Global Travel Intentions Study (GTIS) 2015, masyarakat Indonesia kini melakukan travelling yang cenderung lebih lama, jauh, dan sering (longer, farther, and more often). Sebagian orang mungkin memilih untuk mengunjungi situs-situs bersejarah, menikmati indahnya pemandangan laut biru dan langit senja sambil mendengarkan suara ombak, atau bahkan ada yang bertujuan untuk hunting jodoh di tempat yang baru. Intinya travelling memiliki makna tersendiri bagi setiap orang dan akan menjadi kenangan yang tak terlupakan. Sayangnya tahun 2020 kita harus berhadapan dengan pandemi Covid-19 atau Coronavirus yang tentu saja menghambat semua rencana travelling kita.

Travelling merupakan salah satu industri yang sangat dirugikan dengan adanya pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan penyebaran yang cepat melalui kontak fisik sehingga mengharuskan banyak tempat wisata maupun penerbangan dengan tujuan kota atau negara tertentu untuk ditutup sementara. Pemerintah sendiri berupaya menjalankan social distancing dengan harapan agar penyebaran virus ini dapat menurun.

Lantas, bagaimana caranya agar industri travelling dapat bertahan? Pertanyaan terbesarnya ialah: mungkinkah travelling dilakukan di tengah-tengah situasi seperti ini?

Jawabannya adalah travelling masih memungkinkan untuk dilakukan. Hanya saja, meski demikian terdapat hal-hal yang tetap harus kita perhatikan dengan seksama. Andre Binarto, seorang travel influencer dan content creator memberikan beberapa tips untuk melakukan travelling kala pandemi.

- Pelajari dulu kebijakan daerah yang akan dikunjungi karena setiap daerah memiliki peraturan yang berbeda.

- Jangan lupakan protokol. Ingat untuk selalu memakai masker, menyediakan hand sanitizer, dan rajin mencuci tangan.

- Hindari keramaian, ingat selalu untuk ber-social distancing.

- Disarankan lebih baik solo travelling atau travelling dengan orang yang tinggal serumah denganmu atau kamu tahu kondisi kesehatannya.

- Selalu jaga kondisi imun tubuh dengan rajin berolahraga dan mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi.

Tak hanya itu, tetapi kamu juga perlu memperhatikan berbagai penyesuaian baru guna mencegah penyebaran Covid-19 pada saat melakukan travelling. Andre Binarto yang sudah beberapa kali bolak-balik dengan tujuan Bali-Jakarta selama social distancing memberikan beberapa informasi tambahan mengenai penyesuaian yang ada, seperti:

1. Saat di bandara harus membawa surat lulus rapid test hingga ada beberapa tempat ada yg butuh surat lulus swab test.

2. Ada peraturan tambahan pada saat keluar dari tempat departure, contohnya seperti di Bali, kita wajib mengisi pendataan rencana kunjungan.

3. Selalu membawa dan memakai masker ke mana pun.

Apabila tidak berkepentingan tinggi atau berkewajiban untuk melakukan travelling, maka sangat dianjurkan untuk tetap beraktivitas di rumah saja. Beberapa jenis pekerjaan masih mengharuskan pekerjanya melakukan travelling di masa pandemi ini. Contohnya sebut saja travel influencer, karena tuntutan dari kontrak yang telah disetujui maka mereka berkewajiban untuk tetap melakukan travelling dengan catatan seluruh prosedur yang ada telah dipenuhi dan ditaati. Oleh karena itu, berpikir kritis dan tidak mudah berasumsi melainkan mencoba untuk bertoleransi dan menghargai alasan yang dimiliki oleh pihak lain, sembari mengkajinya untuk diri sendiri sebelum melakukan hal yang sama adalah hal yang wajib dilakukan.

Jika sangat mendesak untuk melakukan travelling jangan lupa untuk selalu patuh dengan protokol kesehatan dan mengikuti peraturan-peraturan yang ada. Tetaplah berhati-hati dan menjaga jarak agar Indonesia segera pulih.