Budidaya pertanian menjadi hal yang sulit dilakukan di perkotaan, apalagi di Kota Semarang yang sarat berbagai masalah lingkungan. Mulai dari polusi udara, lahan yang sempit, serta buruknya kondisi tanah dan udara. Namun, sulit bukan berarti tidak mungkin. Budidaya pertanian bisa dilakukan di lahan kosong, halaman rumah, bahkan balkon di perkotaan padat penduduk.

Hal ini juga yang dilakukan oleh masyarakat Purwokeling yang berada di lingkungan Perumahan BPI Ngaliyan RW 10 Kota Semarang. Oleh karena itu, budidaya pertanian menjadi salah satu cara yang harus ditempuh agar perumahan atau pemukiman penduduk punya Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Dampak keberadaan RTH pada kawasan perumahan antara lain sebagai penahan angin, memperindah lingkungan, dan menciptakan iklim mikro. Proklim Purwokeling RW 10 Ngaliyan Kota Semarang saat ini sedang giat-giatnya memberikan pelatihan atau sosialisasi kegiatan Proklim budidaya pertanian kepada warga RW 10 yang akan memberikan dampak positif untuk lingkungan Purwokeling itu sendiri.

Proklim Purwokeling BPI RW 10 sedang mengembangkan budidaya pertanian yang lagi tren saat ini, yaitu budidaya pertanian yang menggunakan hidroponik. Budidaya pertanian dengan menggunakan hidroponik sangat menguntungkan karena tidak memakan tempat dan efisien serta efektif.

Selain itu budidaya tanaman hidroponik merupakan metode budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah. Sebagai penggantinya, media tanaman bisa dibuat dari sabut kelapa, pasir, pecahan genteng, serbuk kayu, dan lain sebagainya serta penyusunannya juga bisa dibuat secara bertingkat. Karena bisa memaksimalkan lahan, budidaya pertanian dalam hal ini hidroponik banyak dipilih oleh masyarakat perkotaan yang tak memiliki lahan terbatas.

Budidaya pertanian tanaman dengan teknik hidroponik ini sangat mudah. Kamu bisa melakukannya di sekitar rumah tanpa membutuhkan lahan yang luas. Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya dengan metode hidroponik ini adalah cahaya, oksigen, ketersediaan air, dan nutrisi.