Pulau Gili Ketapang merupakan salah satu pulau yang menjadi tujuan wisata andalan di Jawa Timur. Destinasi Pulau Gili Ketapang terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Madura. Posisinya berada pada 5 mil di tengah laut dari Pelabuhan Tanjung Tembaga-Probolinggo dan dapat ditempuh sekitar 50 menit dengan menumpangi boat.

Boat menjadi transportasi andalan diPulau Gili Ketapang.

Sampah menjadi masalah serius yang dihadapi Pulau Gili Ketapang

Panorama Gili Ketapang memang tak kalah indah dengan obyek wisata lain di negeri ini. Bentangan lautan luas terpapar membiru. Sesekali terlihat pula perahu nelayan. Dengan alat tangkap seadanya, mereka sibuk menangkap ikan di alam terbuka. Boat berukuran kecil yang menjadi alat transportasi di situ tampak lalu lalang membelah laut. Nahkodanya seolah sudah terbiasa dengan hempasan angin laut dan teriknya sinar mentari yang menyengat kulit mereka.

Sampah menjadi masalah serius yang dihadapi Pulau Gili Ketapang

''Cuma 10.000 ongkosnya dari Pulau (Gili) Ketapang ke Probolinggo. Mereka biasanya berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari di pulau'', sebut Memet, nakhoda boat yang membawa rombongan kami dari Probolinggo menuju pulau tersohor itu, baru-baru ini.

Banyak sampah berserakan di permukaan laut.

Pagi itu, di tengah banyaknya gulungan ombak, pandangan saya seolah terusik karena banyaknya sampah-sampah di permukaan laut. Sampah yang dimaksud mulai dari botol minuman mineral, plastik, dan masih banyak lagi. Benda-benda itu mengikuti gulungan ombak. Sampah-sampah tersebut terlihat berserakan dan begitu mengundang tanya saya kepada sang nakhoda.

"Itulah masalahnya. Itu (red, sampah) semua dari Probolinggo. Lama-lama dibawa ombak ke tengah laut. Gini jadinya",tutur Memet dengan logat Maduranya.

Memang, sebelum berangkat dari Probolinggo ke Pulau Ketapang, pelabuhan Probolinggo banyak terlihat kapal-kapal besar milik nelayan. Di kapal besar itu sepertinya sudah menjadi rumah bagi kaum nelayan. Faktanya, di kapal yang parkir berjejer di pelabuhan itu tampak para nelayan sedang menjemur baju (pakaian). Sebagian dari mereka dengan bertelanjang dada, menikmati sarapan di atas kapal. Parahnya, dari atas kapal, sampah termasuk sisa-sisa makanan dibuang begitu saja ke laut.Maka dari itu penjelasan Memet yang menyebut sampah berserakan di permukaan laut ini berasal dari Probolinggo nampak masuk akal juga.

Tak terasa, perjalanan kami sudah tiba di tempat tujuan, Pulau Gili Ketapang. Lagi-lagi saya mengelus dada. Belum lagi boat yang kami tumpangi bersandar di bibir pantai, terlihat jelas banyaknya sampah-sampah di seluruh bibir pantai.

Sejujurnya saya kecewa dengan pengelola wisata di sini. Pasalnya sampah plastik berserakan di mana-mana.Begitu turun dari boat, saya kembali tercengang heran. Dari bibir pantai ke lokasi peristirahatan kami yang berjarak 500 meter ditemui banyak sampah, tak berbeda jauh dengan sampah yang saya temukan di tengah laut. Di sini juga jenis sampahnya sama. Umumnya berbentuk sampah berbahan plastik. Bedanya, di sini banyak sampah kertas.

Sampah menjadi masalah serius yang dihadapi Pulau Gili Ketapang

Sebelum mengikuti paket wisata snorkling dan diving, saya beranikan diri untuk kembali bertanya kepada pengelola wisata di pulau ini.Persis, jawabannya sama dengan keterangan Memet, Sang nakhoda boat yang kami tumpangi.

"Ini (sampah) semua dari Probolinggo, pak. Sampah-sampah itu dibawa arus ombak sampai ke sini. Kalau di sini, kita sudah bikin peraturan, tidak boleh buang sampah sembarangan. Bahkan di sini, kita siapkan tempat sampah",kata Elok, pelaku wisata di pulau itu.

Ia mengaku jika setiap sore petugas kebersihan Pulau Gili Ketapang memunguti sampah. Setelah itu dikumpulkan dan dibakar. "Tapi besoknya, sampah-sampah itu sudah sampai di sini lagi",keluh Elok.

Soal panorama, Gili Ketapang memang sudah masuk kelompok salah satu destinasi wisata yang cukup digandrungi di negeri ini.Namun Pulau Gili Ketapang punyapersoalan serius. Ya, masalahnya adalah sampah-sampah itu!

Sudah saatnya pemerintah setempat mengedukasi masyarakat Probolinggo, terutama yang berada di pinggir laut agar tidak membuang sampah sembarangan. Soalnya, kini panorama Gili Ketapang sudah tercemar. Semoga!