Dalam sebuah lingkungan kerja, terkadang permasalahan bukan hanya target kerja yang harus dicapai. Ketidaknyaman pun bisa muncul dari rekan kerja yang mungkin toxic, dalam hal ini adalah mereka yang memberi pengaruh buruk ataupun mengganggu pekerjaan.

Sebelum paham bagaimana menghadapi rekan kerja yang toxic, kamu perlu tahu terlebih dahulu bagaimana ciri rekan kerja yang toxic.

1. Suka meremehkan.

Karakternya adalah suka berkomentar, walaupun bukan bagiannya. Kecenderungannya menuju merundung atau bullying.

2. Provokator.

Karakternya adalah "tukang kompor". Kalau ada permasalahan, bukan ranah dia, tapi ia akan memberikan sentuhan komentar yang pada akhirnya bisa bikin emosi.

3. Suka menyuruh.

Karakternya adalah, walaupun mengemas dengan kata minta tolong, tapi sebenarnya ia menyuruh orang lain mengerjakan tugasnya.

4. Selalu mengeluh.

Karakternya adalah apa pun kondisinya selalu ada yang dikeluhkan. Tak ada yang sempurna untuk dia yang sebenarnya jauh dari sempurna.

5. Suka gossip dan drama.

Karakternya seolah empati, kemudian menggali cerita, lalu bergosiptentang cerita itu. Kalau ketahuan dia yang menyebar, maka ia akan "drama"bahwa bukan dia yang bergosip.

6. Suka "cuci tangan".

Kalau dia bersalah atas sebuah kegagalan kerja, suka lepas tanggung jawab dan melempar kesalahan pada orang lain.

Supaya tidak salah langkah, berikut ini adalah cara yang bisa kamu terapkan untuk berhadapan dengan rekan kerja toxic.

1. Mantapkan kontrol diri.

Kalau nggak menyinggung kamu langsung, tidak usah bereaksi. Jaga jarak aman, jangan percayakan strategi kerja atau cerita kehidupan pribadi kamu ke rekan kerja toxic.

2. Hindari luapan cerita ke media sosial.

Ini penting untuk menghindari "terpancing". Jangan berikan "bahan bakar" untuk orang toxic. Karena dengan zaman digital yang mudah untuk screenshoot, cuma akan memberikan bukti kepada merekabuat menyerang kamu. Jadi janganberi orang toxic panggung. Singkatnya, cuekin saja.

3. Berikan batasan profesional dan personal.

Di kantor, tujuan kamu adalah kerja. Jadi berkomunikasilah lebih banyak terkait pekerjaan. Batasi dalam koridor profesional saja, utamanya ke rekan kerja yang toxic.

Kantor bisa jadi tidak nyaman, tapi kamudapat membuatnya nyaman karena ada tujuan mencari nafkah di sana. Di kantor mana pun, pasti kamu akan menemukan sosok rekan kerja yang seperti ini. Pindah kantor bukan suatu pilihan, apalagi dengan susahnya mencari kerja dimasa pandemi yang belum kunjung usai. Mari kita buat dirimu nyaman walau ada segala kendala.