Kebahagiaan sudah menjadi topik yang sudah sejak lama diperbincangkan. Dalam disiplin ilmu psikologi, masalah ini mulai mengemuka sejalan dengan perkembangan gerakan psikologi positif. Psikologi positif berkembang dengan memfokuskan kajiannya untuk melihat potensi dan sisi-sisi positif manusia (Mayasari, 2014). Psikologi positif meyakini bahwa manusia sebagai makhluk yang mampu menentukan sendiri cara dalam memandang kehidupannya. Dengan demikian psikologi positif menekankan pentingnya pemaknaan hidup dan pemaknaan ini bersifat subyektif.

Selama ini dalam psikologi terdapat pengertian dalam memahami kebahagiaan atau kesejahteraan psikologis. Menurut Bradburn (dalam Mayasari, 2014) yang mendefinisikan psychological well being menjadi happiness (kebahagiaan) yang merupakan tujuan tertinggi yang ingin dicapai oleh manusia. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kebahagiaan berarti adanya keseimbangan afek (perasaan) positif dan afek negatif.

Menurut Martin Seligman (dalam Waiten, Dunn & Hammer, 2014) Psikologi positif adalah gerakan sosial dan intelektual dalam disiplin psikologi yang berfokus pada kekuatan manusia dan bagaimana orang dapat berkembang dan menjadi sukses. Kemunculan psikologi positif adalah reaksi terhadap fokus negatif yang ditemukan di sebagian besar bidang disiplin ilmu lainnya.

Salah satu tujuan utama dikembangkannya psikologi positif adalah menciptakan alat dan teknik untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan psikologis, yang berdampak pada individu, hubungan mereka dengan orang lain, dan kesehatan fisik. Psikolog Martin Seligman mengembangkan psikologi positif sebagai penyeimbang terhadap disiplin ilmu yang berorientasi negatif terhadap negerinya (Waiten, Dunn & Hammer, 2014). Martin Seligman Juga mengatakan tujuan dari psikologi positif adalah untuk memulai perubahan dalam fokus psikologi dari keasyikan dengan hanya memperbaiki hal-hal terburuk dalam hidup dan juga untuk membangun ikatan yang positif.

Menurut Setiadi (2016) psikologi positif adalah sebuah gerakan baru dalam psikologi, yang tampaknya sangat kuat dan memiliki pengaruh besar dan luas. Pengaruhnya bukan hanya dibidang ilmu psikologi saja, tetapi juga ke berbagai bidang ilmu dan bidang kehidupan yang lain, seperti Psikiatri, pendidikan, kepemimpinan, manajemen, ekonomi dan bisnis, bahkan politik dan dunia militer.

Seperti halnya fenomena berikut ini, Psikolog Persebaya Surabaya, Afif Kurniawan meminta semua elemen untuk menyudahi pembahasan tentang Miswar Saputra dan Abdul Rohim. Sebab, mental keduanya dinilai sudah pulih setelah mendapat pendampingan psikologis. Menurut dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga tersebut, Miswar dan Rohim juga butuh dukungan dari pihak luar. Terutama dari Bonek Mania, selaku pendukung Persebaya. "Kami yang bekerja di ranah psikologis juga perlu dibantu oleh suporter berikan mereka kepercayaan berikan mereka dukungan karena itu akan membuat mereka pulih lebih cepat," kata Afif kepada Bola.net.

"Percuma kalau misalkan tim ini melakukan banyak hal untuk mengembangkan kemampuan mental tapi di luar sana masih tetap kami mendapatkan hal-hal yang melemahkan mental mereka," sambungnya. Afif tak menampik bahwa hasil yang diraih pada turnamen Piala Presiden 2019 memang tidak dihendaki oleh siapapun. Tetapi, Persebaya sebagai tim sudah menerima hasil negatif tersebut tanpa menyalahkan satu dua pemain. "Kalau tim bisa seperti itu kenapa tidak di luar dari kami juga bisa seperti itu, kami butuh energi positif untuk tim ini menatap liga 1 ke depan," jelas Afif.

"Saya pikir kita cukupkan membahas pendampingan tentang Rohim dan Miswar, fokus saja mendukung tim ini secara utuh, jangan lihat satu dua pemain, apalagi membahas lagi kesalahannya," tegasnya. Lebih lanjut, menurut Psikolog kelahiran Pasuruan tersebut, pihaknya cukup bangga dengan fanatisme Bonek Mania. Bahkan, keinginan mereka juga sama dengan tim yakni ingin meraih hasil maksimal atau bahkan menjadi juara.

"Nah, yang kami butuhkan adalah menjaga frekuensi ini tetap sama, ketika misalkan kami melakukan sesuatu untuk mengupayakan agar tim ini bisa lebih baik dan berkembang ayo kita dukung sama-sama," lanjutnya. Artinya, jika ada masukan, ia mempersilahkan untuk disampaikan kepada tim melalui forum. Dan, harus segera move on dengan kejadian yang telah berlalu, terutama yang menyangkut dua penjaga gawang di atas.

"Kalau misalkan kita masih kebayang bayang sama kejadian sebelumnya bagaimana kita bisa fokus kedepannya. Tim ini situasinya sudah sangat fokus untuk liga 1. Jadi bantu kita untuk menjaga fokus itu sama-sama," pungkasnya (Unknown, 2019). Hal ini membuktikan bahwa Psikologi dapat digunakan dalam bidang apapun termasuk dalam bidang Olahraga.