Sebuah penelitian terhadap 5.117 pria menemukan mereka dengan jumlah sperma rendah 20% lebih mungkin memiliki lebih banyak lemak di tubuh, tekanan darah tinggi, dan kolesterol jahat yang lebih buruk.

Mereka juga cenderung memiliki kadar testosteron rendah.

Penulis penelitian tersebut mengatakan bahwa pria dengan jumlah sperma rendah juga harus diperiksa lebih lanjut untuk masalah kesehatan lainnya.

Faktor Penyebab

Jumlah sperma rendah dan masalah dengan kualitas sperma adalah faktor sekitar satu dari tiga pasangan yang sedang berjuang untuk hamil.

Tapi untuk penelitian baru ini para ilmuwandi Italia menganalisis pria pada pasangan tidak subur untuk melihat apakah kualitas sperma juga merupakan penanda kesehatan umum pria.

Mereka menemukan lebih banyak pria dengan jumlah sperma rendah memiliki sindrom metabolik sekelompok faktor risiko termasuk indeks massa tubuh yang lebih tinggi (BMI) dan tekanan darah meningkat. Ini meningkatkan risiko terkena diabetes, penyakit jantung, dan stroke.

Orang-orang itu juga 12 kali lebih mungkin memiliki kadar testosteron rendah, yang mengurangi massa otot dan kepadatan tulang dan dapat menimbulkan gejala pada osteoporosis, suatu kondisi yang melemahkan tulang dan membuat mereka lebih mungkin pecah.

Dr Alberto Ferlin, yang memimpin penelitian tersebut mengatakan: "Orang-orang yang tidak subur cenderung memiliki masalah kesehatan bersama yang penting atau faktor risiko yang dapat mengganggu kualitas hidup dan mempersingkat hidup mereka.

"Evaluasi kesuburan memberi kaum laki-laki kesempatan unik untuk penilaian kesehatan dan pencegahan penyakit."

Pria dengan jumlah sperma rendah berisiko kena berbagai penyakit

Namun, penulis penelitian menekankan bahwa penelitian mereka tidak membuktikan bahwa jumlah sperma yang rendah menyebabkan masalah metabolisme.

Mereka mengatakan kadar testosteron yang rendah secara khusus dikaitkan dengan masalah kesehatan ini.

Dr Ferlin mengatakan penelitian menunjukkan bahwa penting bahwa pria yang dirawat karena infertilitas diberi pemeriksaan kesehatan yang tepat.

"Pria dari pasangan yang mengalami kesulitan mencapai kehamilan harus didiagnosis dengan benar, dan ditindaklanjuti oleh spesialis kesuburan dan dokter perawatan primer karena mereka dapat memiliki kemungkinan peningkatan morbiditas dan mortalitas," katanya.